Langsung ke konten utama

Berbagilah Walaupun yang Mendengarkanmu Hanya Sedikit

Syeikh Abdul Karim Alu Khudheir -hafizhahullah- mengatakan:


"Kajian-kajianku dulu hanya dihadiri oleh jumlah yang sangat sedikit, itupun kajiannya sering putus-putus, dan ini merupakan hal yang biasa di masa awal mengajar.

Sayangnya banyak dari para penuntut ilmu yang meninggalkan taklim karena sedikitnya jumlah yang hadir.

(Tapi itu tidak masalah, karena) orang yang paling pertama mengambil manfaat dari taklim itu adalah pengajarnya.

Pernah kukatakan kepada salah seorang dari mereka (yang mengajar): satu orang ini, kamu lebih membutuhkannya daripada kebutuhannya terhadapmu, walaupun kamu harus membayarnya dengan uang (agar dia hadir).

Di tahun 1395 H, ketika Syeikh Binbaz sampai di kota Riyadh, kita dulu duduk di majlis beliau, jumlah kami saat itu bisa dipastikan tidak sampai 10 orang, dan keadaan ini berlangsung hingga tahun 1400 H, padahal beliau adalah Syeikh Binbaz.

Begitupula Syeikh Ibnu Jibrin, di tahun 1397 H, yang hadir di majlisnya hanya satu orang, kemudian setelah itu orang-orang mendatangi majlisnya.

Seorang ulama harus diuji dengan sedikitnya jumlah (orang yang hadir di majlisnya), kemudian jika dia tetap teguh dan Allah mengetahui ketulusan niatnya, Dia akan jadikan manusia mendatanginya".

Faedah ini disebutkan oleh Syeikh di pertemuan yang beliau adakan dalam rangka khatamnya kajian Tafsir Qurthubi.

Sufyan Ats-Tsauri mengatakan:

"Bersegeralah dalam menyambut keberkahan ilmu, dengan saling memberikan faedah ilmu di antara kalian, karena kalian itu tidak bisa sampai kepada apa yang diinginkan dari kalian".

[Al-Adab Asy-Syar'iyyah 2/168]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia