Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei 1, 2021

Pengaruh Bacaan Al - Qur'an terhadap Penyakit

Banyak hadits yang menyebutkan keutamaan beberapa surah di dalam Al - Qur'an yang biasa digunakan oleh Rasulullah saw . dan para sahabat sebagai obat . Beberapa di antaranya adalah surah Al - Fatihah sebagaimana tercatat di dalam hadits yang diriwayatkan oleh " Ubaidullah bin Mu'adz dalam Sunan Abu Dawud , surah Al - Ikhlas , surah Al - Falaq , dan surah An - Näs , sebagaimana hadits yang diriwayatkan ' Abdul Aziz bin ' Abdullah Al Uwaisi dalam Shahih Al Bukhari Allah Swt . pun telah mengisyaratkan di dalam surah ' Abasa ayat 24 agar manusia memperhatikan makan dan minumnya

Melunakkan Hati yang Congkak

Hati yang congkak adalah hati yang tidak sehat . Manusia pada fitrahnya telah dianugerahi akal sehingga hatinya seharusnya bisa menerima kebenaran . Dia harus menghindari tutur kata kasar dan perangai buruk , tidak membalas kejelekan dengan kejelekan , tetapi justru memaafkan . Hal itu dilakukan hingga jiwa dan raganya benar - benar mengakui bahwa tiada tuhan selain Allah Swt dan Rasulullah saw adalah utusan - Nya . Kesaksian yang benar akan membuka mata yang buta , telinga yang tuli , dan hati yang tertutup , sebagaimana hadits riwayat Abdullah bin Shalih dalam Sunan Ad Darimi

Dosa dan Pengaruhnya bagi Kesehatan

 Berdasarkan hadits yang diriwayatkan An Nawwas bin Mis'an dalam Sahih Muslim , dosa merupakan sebuah konsekuensi logis yang ditandai dengan ketidaktenteraman hati karena perbuatan yang bertentangan dengan nurani . Pelakunya tidak ingin perbuatannya dilihat banyak orang karena malu . Semakin banyak dosa yang dilakukan , kesucian fitrah kemanusiaannya semakin tertutup . Dengan demikian , semakin tidak sehatlah jiwanya , semakin menderita pula tubuhnya .

Pengaruh Kesombongan bagi Jiwa

 Berdasarkan hadits yang diriwayatkan Haritsah bin Wahb dalam Sunan Abu Dawud , keras hati dan sifat sombong merupakan sebab dan akibat keras hati dan sifat sombong menyebabkan seseorang berambisi sehingga orang tersebut menganggap dirinya sebagai wujud kebenaran mutlak yang menjadi kepuasan tersendiri baginya . Padahal , dia tertipu oleh nafsunya sendiri karena sesungguhnya , kebenaran mutlak hanya milik Allah Swt . Jiwanya seolah tenteram , selamanya tertipu oleh ambisi terhadap sesuatu yang tidak pernah dimilikinya .