Ilmu yang kita dapat dari media sosial itu ibarat camilan — mengenyangkan sebentar tapi cepat habis dan tak jarang banyak gizinya hilang. Ilmu dari buku memang lebih baik, tapi seringkali hanya seperti makanan instan — praktis, tetapi tak selalu lengkap nutrisinya. Adapun ilmu yang diambil dari guru yang memiliki sanad keilmuan yang bersambung hingga Rasulullah ﷺ, itulah makanan pokok yang benar-benar menghidupi hati dan akal.
Imam Malik رحمه الله pernah berkata:
"إن هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم"
"Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka lihatlah dari siapa kalian mengambil agama kalian."
Belajar langsung kepada guru bukan hanya soal mendapatkan materi pelajaran, tapi juga warisan adab, pemahaman kontekstual, dan keberkahan sanad. Rasulullah ﷺ bersabda:
"إنما العلم بالتعلم" (رواه البخاري في الأدب المفرد)
"Sesungguhnya ilmu itu hanya didapat dengan belajar (secara langsung)."
Ilmu yang bergizi adalah yang memberi kekuatan iman, kejernihan akal, dan keteguhan amal. Sebab hati yang tidak diberi asupan yang bergizi akan rapuh — mudah lapar terhadap sensasi, tapi kenyang dalam kemalasan.
Komentar
Posting Komentar