Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari 12, 2020

ASHOBIYYAH

Kamis, 13 Februari 2020 / 19 Jumadil Akhir 1441 'ASHOBIYYAH عَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ مِنَّا مَنْ دَعَا إِلَى عَصَبِيَّةٍ وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ قَاتَلَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ مَاتَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ Dari Jabir bin Muth’im, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukan termasuk golongan kami orang yang mengajak kepada 'ashabiyyah, bukan termasuk golongan kami orang yang berperang karena 'ashabiyyah dan bukan termasuk golongan kami orang yang mati karena 'ashabiyyah.” [HR. Abu Dawud No.4456]. Pelajaran yang terdapat di dalam hadist: 1- 'Ashabiyyah adalah fanatik buta. Bersikap membela dan mengikuti pihak yang menjadi sasaran 'ashabiyyah baik pihak tersebut benar ataupun salah. Benar atau salah tetap dibela. 2- 'Ashabiyyah dilarang karena seharusnya seseorang membela kebenaran.  Kebenaran adalah yang berdasarkan al-Quran dan Sunnah Nabi sholl

MACAM MACAM LAFAL SALAM

Hukum seseorang yang memulai mengucapkan salam dengan menggunakan lafazh : عَلَيْكَ السَّلامُ  atau عَلَيْكُمُ السَّلامُ adalah makruh, karena lafazh tersebut adalah  tahiyyah  (ucapan salam) yang diucapkan oleh penyair dan selain mereka untuk orang yang sudah meninggal dunia. Dari Abu Jurayyi Al-Hujaimiy  radhiyallahu ‘anhu  berkata: ‘Saya menemui Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam,  lalu akupun berkata: عَلَيْكَ السَّلَامُ يَا رَسُولَ اللَّهِ Wahai Utusan Allah,’alaikas salaam! Beliau  shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda: لا تَقُلْ عَلَيْكَ السَّلامُ ، فَإِنَّ عَلَيْكَ السَّلامُ تَحِيَّةُ الْمَوْتَى  Jangan engkau ucapkan : ‘alaikas salaam , karena lafazh ‘alaikas salaam adalah tahiyyah bagi orang-orang yang sudah meninggal dunia!.  [HR. Abu Dawud (5209) dan At-Tirmidzi (2722). Syaikh Al-Albani menshahihkan hadits ini dalm  Shahih Abi Dawud  ]. Bolehkah menambah “ wa maghfirotuhu ”    atau “ wa ridhwaanuhu ”? Terdapat beberapa hadits tentang ucapan salam dengan tamba

PAHALA BESAR DENGAN BERJALAN KAKI

Sesungguhnya, pahala yang paling besar adalah yang paling jauh rumahnya dari masjid.  Para  fuqaha  (ulama ahli fiqih)  rahimahumullah  menegaskan dianjurkannya memperpendek langkah menuju masjid dan tidak tergesa-gesa (alias berjalan dengan tenang) ketika menuju masjid. Hal ini untuk memperbanyak pahala kebaikan ketika berjalan menuju masjid, berdasarkan berbagai dalil yang menunjukkan adanya keutamaan memperbanyak langkah menuju masjid.  [1] Dari Abu Hurairah  radhiyallahu ‘anhu,  Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda, أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللهُ بِهِ الْخَطَايَا، وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟ قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ: إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ، وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ، فَذَلِكُمُ الرِّبَاطُ “Maukah kalian aku tunjukkan kepada suatu amal yang dapat menghapus kesalahan (dosa) dan meninggikan derajat?” Para sahabat menjawab, ”Ya, wahai Rasulullah.” Rasulullah bersabda , ”(Y