Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni 3, 2019

Keutamaan Puasa Syawal

*Risalah Ringan: Puasa Enam Hari Di Bulan Syawal* (Syarah Bulughul Maram, Hadits No. 681) Bag. II *📌Keutamaannya:*   Sesuai yang tertera dalam nash hadits bahwa berpuasa enam hari di bulan Syawal seakan berpuasa setahun penuh.   Bulan Ramadhan ada tiga puluh hari, puasa syawal enam hari, jadi total puasa adalah 36 hari. Dan masing-masing kebaikan senilai dengan sepuluh kebaikan sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih, jadi ada 360 kebaikan. Maka, seakan dia berpuasa setahun penuh.   Berkata Syaikh Abdul Muhsin Al ‘Abbad Al Badr Hafizhahullah Ta’ala: لأن رمضان بثلاثين يوماً، فيكون المجموع مع شوال ستة وثلاثين يوماً والحسنة بعشر أمثالها، فإذا صام رمضان وستاً من شوال، وصام ثلاثة أيام من كل شهر يكون بذلك كأنه صام الدهر مرتين Karena Ramadhan ada 30 hari, maka jika dikumpulkan bersama puasa Syawal menjadi 36 hari, dan satu kebaikan dilipatkan nilainya dengan sepuluh kebaikan semisalnya, jika dia puasa Ramadhan, puasa enam hari Syawal, dan puasa tiga hari setiap bulannya, maka seaka

Puasa Syawal

  Puasa Syawal merupakan salah satu puasa sunah yang masyhur. Berikut ini kami paparkan penjabarannya. Semoga bermanfaat! *📌Dalilnya:*   Dari Abu Ayyub Al Anshari Radhiallahu ‘Anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ   “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian menyusulnya dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka seakan dia berpuasa setahun penuh.” Hadits ini SHAHIH dikeluarkan oleh: -  Imam Muslim dalam Shahihnya No. 1164 -  Imam At Tirmidzi dalam Sunannya No. 759 -  Imam Abu Daud dalam Sunannya No. 2433 -  Imam Ibnu Majah dalam Sunannya No. 1716 -  Imam An Nasa’i dalam As Sunan Al Kubra No. 2866 -  Imam Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 8214, dan As Sunan As Shaghir No. 1119 -  Imam Ath Thabarani dalam Al Mu’jam Al Kabir No. 3908, 3909, 3914, 3915 -  Imam Abdu bin Humaid dalam Musnadnya No. 228 -  Imam Abu Ja’far Ath Thahawi dalam Musykilul

CARA MENCUCI KEMALUAN DENGAN BENAR...

Cara Cuci Kemaluan yang Betul, Kalau Tidak Mau Disiksa Malaikat Di Alam Kubur Nanti !! CARA MENCUCI KEMALUAN DENGAN BENAR... Seringkali kita merasa telah mencuci kemaluan kita dengan bersih dan benar. Bersih belum berarti benar. Hal ini penting agar amal ibadah kita diterima. Banyak orang merasa ibadah mereka bagus, tetapi sebenarnya masih tidak terlepas dari ancaman azab api neraka hanya karena tidak benar dalam mencuci kemaluannya. As Sayyidina Abu Bakar R.A. pernah hendak menyolatkan mayat seorang lelaki, tetapi tiba2 tersentak dengan suatu benda bergerak-gerak dari dalam kain kafan lelaki itu. Lalu disuruhnya seseorang untuk membukanya. Alangkah terkejutnya ada seekor ular sedang melilit kepala kemaluan mayat lelaki itu. Khalifah Abu Bakar mencabut pedang lalu menghampiri ular tadi untuk membunuhnya. Tetapi ular itu tiba2 berkata: ”Apakah salahku? Karena aku diutus oleh Allah untuk menjalankan tugas yang diperintahkan” Setelah diselidiki amalan lelaki itu semasa hayatnya, te