Apa alasan kita memberi nama anak dengan nama-nama indah, seperti nama para nabi, sama dengan nama Nabi Muhammad saw, nama para sahabat dan sahabat dan nama orang orang saleh? Tentu karena kita ingan anak anak kita memiliki akhlak, kemasyhuran, dan kebesaran.
seperti orang orang saleh tadi. Namun, mengapa terkadang nama yang indah itu tak seindah perilaku aslinya?
Pemberian nama bagi kaum Muslim dipahami juga sebagai pemberian doa untuk anak tersebut. Bahkan, Rasulullah saw menekankan bahwa mendapatkan nama yang baik adalah hak anak.
Oleh karena itu, nama yang baik adalah salah satu hadiah terindah dari orangtua untuk anaknya.Namun, nama yang mengandung ungkapan baik juga tidak
selamanya baik. Dalam berbagai riwayat, Rasulullah saw pernah mengganti nama-nama para sahabat dan sahabiyat karena mengandung konotasi buruk. Selain itu, ada juga yang diganti karena membuka
peluang munculnya akhlak buruk.
Dalam sebuah riwayat yang dikisahkan Abu Rafi' , Zainab, pur Ummu Salamah, dulu bernama Barah (orang yang baik). Dari nama ini tercium bau senang pujian dan egoisme. Tentang ia sebagian mengatakan, Dengan nama ini, ia mengharapkan panggilan yang suci.
Oleh karena itu, agar tidak ada asumsi negatif dari orang-orang, Rasulullah saw mengubah namanya menjadi Zainab.
Dalam hal ini, sama halnya dengan para orangtua yang harus menjauhkan nama-nama yang terkesan bombastik, seperti yang mengandung kemewahan atau yang menunjukkan nasib baik agar mereka tidak menjadi rendah diri ketika dipanggil.
Padahal, mereka belum mencapai derajat seperti itu. Nama-nama itu misalnya, Aflah
(sangat berjaya), Nafi' (sangat berguna), Rabah (sangat beruntung), dan Yasar (sangat mewah). Istilahnya, anak jangan sampai terbebani dengan namanya yang terlalu menyanjung Lalu, pertanyaan sekarang mengapa ada anak yang bernama mulia, tetapi akhlaknya justru buruk?
Meskipun nama itu doa, bukan berarti
nama akan segera menjadi implementasi akhlak sesuai dengan akhlak seorang saleh yang kita tiru dan pakai namanya, Ikhtiar tetap menjadi hal utama dalam pembangunan akhlak karena nama hanya akan menjadi sarana.
Nama anak yang baik dan mulia, namun jika tidak didukung oleh pola asuh orangtua, bisa jadi anak tidak akan sesuai akhlak dan perilakunya dengan nama tersebut. Oleh karena itu, patut dipahami bahwa doa harus diikuti dengan ikhtiar yang maksimal.
Doa dengan menamai anak Abdul Rahman berarti harus diikuti ikhtiar sang orangtua untuk membuat anak tersebut benar-benar berakhlak penyayang kepadanya di jauhkan kekerasan dan kekasaran.