Apa yang dimaksud dengan akhlak? Akhlak adalah sifat maupun karakter yang apabila mengandung kebaikan disebut akhlak baik atau akhlak mulia.
Adapun yang mengandung keburukan disebut akhlak buruk atau akhlak tercela. Rasulullah saw bersabda:
Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan daripada akhlak yang baik. (HR Ahmad dan Abu Dwaud)
Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat denganku
pada Hari Kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya. (HR
Bukhari)
Dalam bahasa populer saat ini, akhlak disebut juga dengan kecerdasan emosi (EQ). Lalu, dimensi spiritual yang melatarinya bahwa akhlak mulia adalah bagian dari iman melahirkan apa yang disebut kecerdasan spiritual (SQ).
Sampailah para ahli pun meyakinkan bahwa faktor pencapaian sukses seseorang bukanlah disebabkan (utamanya) oleh kecerdasan intelektual (IQ), melainkan oleh kecerdasan emosi
(EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ).
Seorang ulama mendefenisikan akhlak sebagai berikut: Sesungguhnya akhlak itu ialah kemauan (azimah) yang kuat tentang sesuatu yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi adat yang membudaya,
yang mengarah pada kebaikan atau keburukan.
Terkadang adat itu terjadi secara kebetulan tanpa disengaja atau dikehendaki. Mengenai yang baik atau
yang buruk, hal itu tidak dinamakan akhlak. Jadi, hasrat atau azimah-lah yang membentuk akhlak seseorang. Orang akan cenderung kepada hasratnya jikalau ia melakukannya berulang-ulang sehingga terbentuk menjadi akhlak.
Jika yang dilakukannya adalah hal-hal baik, akhlaknya pun menjadi baik (derajat
tinggi). Jika yang dilakukannya adalah hal-hal buruk, akhlaknya pun menjadi buruk (derajat rendah).
Dengan demikian, akhlak bersifat kejiwaan (nafsiyah) dan abstrak (ma'nawiyah), dan bentuknya yang
tampak dinamakan mu'amalah (tindakan perilaku). Akhlak menjadi sumber dari segala perbuatan.
AKALAK MENURUT BEBERAPA ULAMA DALAM KITAB MINHAJ AL MUSLIM
Hasan berkata:
Akhlak yang mulia adalah keseder-
hanaan dan dermawan terhadap orang yang meminta.
Abdullah bin Mubarak berkata:
Akhlak yang mulia terdapat dalam
tiga hal: menjauhi perkara haram,
mencari yang halal, dan bersikap
lapang terhadap keluarga.
Ulama lain berkata:
Akhlak yang baik adalah menghil-
angkan penyakit (fitnah) dan ikut
menanggung beban orang mukmin.
Ulama lain juga berkata:
Akhlak yang baik adalah tidak ada
keinginan dalam diri kalian kecuali
karena Allah.
Seorang anak tentu perlu dikembangkan akhlaknya dalam derajat
ketinggian sehingga ia disebut berakhlak mulia. Tujuannya adalah agar
kelak sang anak mampu menggapai kehidupan bahagia dunia danakhirat.
Imam al-Ghazali berkata:
"Tujuan dari akhlak adalah membuat amal yang dikerjakan menjadi nikmat. Seseorang yang dermawan akan merasakan lezat dan lega ketika
memberikan hartanya dan ini berbeda dengan orang yang memberikan hartanya karena terpaksa. Seseorang yang merendahkan hati, ia merasakan
lezatnya tawadhu."
Sifat akhlak memang sebuah kebiasaan yang tumbuh dari hati serta
jiwa. Akhlak tidak digerakkan oleh pikiran karena sudah berlaku secara otomatis.
Dalam hal ini Imam al-Ghazali menjelaskan: "Sesungguhnya akhlak adalah hal ihwal yang melekat dalam jiwa, yang darinya timbul matan dengan mudah tanpa dipikir dan diteliti."