Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April 18, 2018

Kewajiban mendirikan sholat

*Kewajiban Mendirikan Shalat dan Menfokuskan Hati Kepada Allah SWT Ketika Beribadah*    Seorang yang hendak menempuh jalan menuju Allah SWT, hendaknya ia senantiasa memperhatikan baik-baik pelaksanaan shalat lima waktu dengan menyempurnakan berdirinya, bacaannya, khusyuknya, rukuknya, sujudnya, segala rukun-rukun dan sunnah-sunnahnya.    Hendaknya ia selalu menghadirkan perasaan keagungan Allah SWT sebelum ia melakukan shalat, karena sebentar lagi ia akan menghadap kepada Allah SWT Yang Maha Agung. Janganlah engkau bermunajat kepada Allah SWT dengan hati yang tidak tertuju kepada-Nya, sehingga hatimu melayang ke berbagai masalah, khususnya masalah duniawi sehingga engkau wajib mendapat murka Allah SWT dan diusir dari hadirat-Nya.    Dalam hal ini, Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda: *إِذَاقَامَ الْعَبْدُ إِلَي الصَّلَاۃِ أَقْبَلَ اللهُ عَلَيْهِ بِوَ جْهِهِ، فَإِ ذَا الْتَفَتَ إِلَي وَرَ ائِهِ يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَي، اِبْنُ اۤدَمُ الْتَفَتَ إِلَي مَنْ هُوَ خَيْرٌ لَهُ مِنِّي، فَإِن

Tentang Dzikir

*Anugerah Dzikir Untukmu *   "Allah menganugerahkanmu 3 kemuliaan : 1. Dia membuatmu ingat kepada-Nya, jika bukan karena karunia-Nya, maka engkau tak layak atas melimpahnya dzikir kepada-Nya dalam diri. 2. Dia membuatmu diingat oleh-Nya, karena Dia menguatkan hubungan-Nya denganmu. 3. Dia membuatmu diingat di sisi-Nya, maka Allah menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu."   Sungguh, dzikir merupakan anugerah Allah SWT yang luar biasa. Allah memberi kesempatan kita untuk berdzikir adalah nikmat yang harus kita syukuri. Allah SWT berfirman, "Dialah yang memberimu rahmat dan karunia, sebagaimana kepada para Malaikat."   Biasanya, kita memulai perjalanan batin dengan menanyakan sebab eksistensi ini, dan mengakhirinya dengan mengingat dan menyadari Sumber dari semua eksistensi. Karunia berikutnya, Dia menempatkan kita dalam posisi penghambaan sehingga kita mengakui ketuhanan-Nya. Dan, karunia terbesar adalah Dia memilih kita berada dalam nur-Nya. Syekh Ibnu Athi'il

Bulan Sya'ban

Amalan Puasa Dibulan Sya'ban عن عائشة رضي الله عنها قالت: لَمْ يَكُنِ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ Dari Aisyah rodhiAllahu anha berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak biasa berpuasa pada satu bulan yang lebih banyak dari bulan Sya’ban. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya.” (HR. Bukhari no. 1970 dan Muslim no. 1156) Pelajaran yang terdapat di dalam hadist: 1. Bulan Sya’ban adalah bulan tempat manusia lalai. Karena mereka sudah terhanyut dengan istimewanya bulan Rajab (yang termasuk bulan Harom) dan juga menanti bulan sesudahnya yaitu bulan Ramadhan. Tatkalah manusia lalai, inilah keutamaan melakukan amalan puasa ketika itu. Sebagaimana seseorang yang berdzikir di tempat orang-orang yang begitu lalai dari mengingat Allah -seperti ketika di pasar-, maka dzikir ketika itu adalah amalan yang sangat istimewa. Abu Sholeh mengatakan, “Sesung