Rabu, 18 April 2018

Kewajiban mendirikan sholat

*Kewajiban Mendirikan Shalat dan Menfokuskan Hati Kepada Allah SWT Ketika Beribadah*

   Seorang yang hendak menempuh jalan menuju Allah SWT, hendaknya ia senantiasa memperhatikan baik-baik pelaksanaan shalat lima waktu dengan menyempurnakan berdirinya, bacaannya, khusyuknya, rukuknya, sujudnya, segala rukun-rukun dan sunnah-sunnahnya.

   Hendaknya ia selalu menghadirkan perasaan keagungan Allah SWT sebelum ia melakukan shalat, karena sebentar lagi ia akan menghadap kepada Allah SWT Yang Maha Agung. Janganlah engkau bermunajat kepada Allah SWT dengan hati yang tidak tertuju kepada-Nya, sehingga hatimu melayang ke berbagai masalah, khususnya masalah duniawi sehingga engkau wajib mendapat murka Allah SWT dan diusir dari hadirat-Nya.

   Dalam hal ini, Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda:

*إِذَاقَامَ الْعَبْدُ إِلَي الصَّلَاۃِ أَقْبَلَ اللهُ عَلَيْهِ بِوَ جْهِهِ، فَإِ ذَا الْتَفَتَ إِلَي وَرَ ائِهِ يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَي، اِبْنُ اۤدَمُ الْتَفَتَ إِلَي مَنْ هُوَ خَيْرٌ لَهُ مِنِّي، فَإِنِ الْتَفَتَ الشَّا نِيَةَ قَالَ مِشْلَ ذَلِكَ فَإِنِ الْتَفَتَ الشَّا لِشَةَ أَعْرَ ضَ اللهُ عَنْهُ*

   Artinya: _"Jika seorang putera Adam AS berdiri untuk melakukan shalat, maka Allah menghadapkan wajah-Nya kepada orang itu, jika ia menoleh ke belakang, maka Allah berfirman: 'Putera Adam telah menoleh kepada yang lebih baik baginya daripada Ku. Jika ia menoleh yang kedua kalinya, maka Allah berfirman seperti tadi. Jika ia menoleh untuk ketiga kalinya, maka Allah akan memalingkan wajah-Nya dari orang itu."_

   Jika seorang memalingkan wajahnya secara lahiriyah, maka Allah SWT memalingkan wajah-Nya daripada orang itu, lalu bagaimanakah jika seorang memalingkan hatinya dari shalatnya kepada urusan dunia dan segala kesenangannya? Padahal Allah SWT tidak akan melihat kepada jasad manusia, tetapi yang Dia lihat hanyalah hatinya dan segala rahasianya.

   Ketahuilah bahwa ruh segala macam ibadah dan maksudnya adalah menghadirkan hati kita bersama Allah SWT. Siapapun yang hatinya kosong dari Allah SWT ketika beribadah, maka ibadahnya hanya sia-sia belaka.

   Perumpamaannya, seorang yang tidak menfokuskan hatinya kepada Allah SWT dalam ibadahnya adalah bagai seorang yang memberi hadiah kepada seorang Raja suatu bangkai yang telah membusuk atau memberinya sebuah peti yang kosong, tentu saja ia akan disiksa dan tidak akan dimaafkan.

*ﻭَٱللّٰهُ أَﻋْﻠَﻢُ بِٱﻟﺼَّﻮَٱﺏِ*
.
[ _Adab Sulukil Muriid_ lil Al-Imam Al-Qutb Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar