Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus 12, 2024

Genosida paling sunyi di dunia..

Pekan lalu lebih dari 200 nyawa Muslim Rohingya melayang di Maungdaw, Rakhine, Myanmar. Ini yang dilaporkan, yang tak dilaporkan kita tidak tahu. Dan tak ada sama sekali yang membela mereka. Rohingya terjebak diantara perang 2 pihak, yaitu junta militer Myanmar vs pemberontak Arakan. Sedangkan Rohingya tidak memiliki persenjataan untuk membela dirinya sendiri. Jadi ketika 2 pihak tersebut berseteru, lalu wilayah Rohingya jadi sasaran. Maka tak ada yang bisa dilakukan selain menjadi mangsa peluru. Pihak Junta menuduh Rohingya bekerja sama dengan pemberontak, sedangkan pemberontak bisa menuduh Rohingya bekerja sama dengan Junta. Mau membela diri tidak bisa, karena tidak punya senjata dan tak ada satupun negara Muslim yang mau membantu. Mau kabur mengungsi dihina-hina, dibikin hoax dan narasi rasis lainnya. Mau dikasih bantuan, nanti dihina lagi dengan alasan, rakyat sendiri banyak yang lapar. Bahkan ada narasi hoax yang menyamakan Rohingya dengan Zi0nis. Akhirnya ketika merek

Aku tidak memaafkanmu

Salah satu tujuan Isriwil dengan membant*i dan menekan hidup warga sipil Gaza adalah agar mereka menyerah. Lalu berharap warga Gaza itu tak tahan lalu berdemo menentang pejuang. Dengan begitu akan terjadi konflik internal. Diharapkan warga menyerah dengan menerima semua tawaran Isriwil. Yaitu yang mau keluar akan dibawa ke Eropa. Atau jika bertahan di Gaza harus menerima syarat dan ketentuan Isriwil. Namun harapan Isriwil ini setelah lebih dari 300 hari genosida tidak terwujud. Bukannya menyalahkan pejuang, mereka malah kecewa dengan para tetangga di sekitar yang tidak membantu mereka. Sebagai bonus informasi, beberapa grup unit pejuang yang konon telah dihancurkan Isriwil ternyata kembali utuh karena banyaknya warga Gaza yang mendaftar sukarela. Isriwil menghancurkan 1 grup saja di 1 distrik harus mati-matian, dan butuh pengorbanan besar, ini mereka malah kembali pulih dengan cepat.