Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret 20, 2018

Pesona Dunia, Jangan Melalaikanmu!

  Dalam kitab Nasha'ihul Ibad, Imam Nawawi Al-Bantani mengungkap sebuah syair: "Wahai orang yang sibuk dengan dunia sungguh ia telah tertipu oleh panjangnya angan-angan. Atau selalu berada dalam kelalaian hingga ajal datang kepadanya Kematian itu datang tanpa pemberitahuan Balasan amal perbuatan menanti di alam kubur. Bersabarlah dalam menghadapi kesusahan dunia Sebab tidak ada kematian kecuali jika telah datang ajalnya."   Rasulullah SAW bersabda: مَنْ تَرَكَ الدُنْيَا أَمَرَّ مِنْ الصَبْرِ وَأَشَدُّمِنْ حَطْمِ السُيُوْفِ فِيْ سَبِيْلِ اللِه وَ لَا يَتْرُكُهَا أَحَدٌ إِلَّا أَعْطَاهُ اللهُ مِثْلَ مَا يُعْطِى الشُهَدَاءَ وَتَرَكُهَا قِلَّةُ الأَكْلِوَ الشِّبَعِ وَ بُغْضُ الثِنَاءِ مِنْ النَّاسِ فَإِنَّهُ مَنْ أحَبَّ الِثنَاءَ أَحَّبَ الدُنْيَا وَنَعِيْمَهَا وَ مَنْ سَرَّهُ النَعِيْمُ كُلُّ النَعِيْمِ فَلْيَدَعْ الدُنْيَا وَ الثِنَاءَ مِنْ النَّاسِ   "Menjauhi kesenangan duniawi lebih pahit rasanya daripada pahitnya bratawali dan lebih menyakitkan daripada s

Nasihat Khidir Untuk Musa*

  Nabi Musa a.s. berkata kepada Khidir, "Berilah aku nasihat!" Maka, Khidir pun memberi nasihat : 1. Jadilah orang yang banyak senyum dan jangan jadi orang yang banyak marah. 2. Jadilah orang yang banyak manfaat bagi sesama, dan jangan jadi orang yang banyak mudaratnya. 3. Jauhilah sikap keras hati dalam berdiskusi. 4. Jangan berjalan tanpa keperluan. 5. Jangan tertawa tanpa sesuatu yang benar-benar mengagumkan. 6. Jangan memperolok-olok orang yang bersalah atas kesalahan mereka, tapi menangislah atas kesalahan-kesalahan kamu sendiri, wahai putra Imran. _Dikutip dari Kitab At-Taubah, Ihya Ulumuddin, karya_ Imam Ghazali

Fitrah Manusia Beragama  Islam(Tauhid

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّهُ كَانَ يَقُوْلُ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا مِنْ مَوْلُوْدٍ اِلاَّ يُوْلَدُ عَلَى اْلفِطْرَةِ فَاَبَوَاهُ يُهَوّدَانِهِ وَ يُنَصّرَانِهِ وَ يُمَجّسَانِهِ، كَمَا تُنْتَجُ اْلبَهِيْمَةُ بَهِيْمَةً جَمْعَاءَ، هَلْ تُحِسُّوْنَ مِنْ جَدْعَاءَ؟ ثُمَّ يَقُوْلُ اَبُوْ هُرَيْرَةَ: وَ اقْرَءُوْا اِنْ شِئْتُمْ: فِطْرَتَ اللهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا، لاَ تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللهِ. Dari Abu Hurairah, bahwasanya dia berkata :Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang anak yang dilahirkan melainkan terlahir atas fithrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nashrani atau Majusi, sebagaimana binatang ternak dilahirkan (oleh induknya) dalam keadaan sempurna. Apakah kalian mengetahui ada yang telinganya terpotong ? Kemudian Abu Hurairah berkata, “Bacalah jika kalian mau : Fithrotalloohillatii fathoron naasa ‘alaihaa, laa tabdiila likholqillaah. (Fithrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fithrah itu. Tidak ada perubahan pada fithrah