Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei 13, 2018

Seorang mukmin

Rasulullah shallallahu’alaihiwasallambersabda, لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلَا اللَّعَّانِ وَلَا الْفَاحِشِ وَلَا الْبَذِيءِ “Seorang mukmin bukanlah orang yang banyak mencela, bukan orang yang banyak melaknat, bukan pula orang yang keji (buruk akhlaqnya), dan bukan orang yang jorok omongannya” (HR. Tirmidzi, no. 1977; Ahmad, no. 3839 dan lain-lain) Dan tanpa Anda laknat sekalipun, mereka telah divonis oleh Allah sebagai orang-orang terlaknat. Dan cukuplah ini bagi kita, إِنَّ اللَّهَ لَعَنَ الْكَافِرِينَ وَأَعَدَّ لَهُمْ سَعِيرًا Sesungguhnya Allah melaknati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka). خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۖ لَا يَجِدُونَ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; mereka tidak memperoleh seorang pelindungpun dan tidak (pula) seorang penolong (QS. Al-Ahzab: 64-65).

Memperkuat dan Menambah Keimanan*

Langkah-langkah yang dapat memperkuat dan menambah keimanan ada tiga, yaitu: •  Mendengarkan dengan saksama ayat-ayat dan hadits-hadits yang mengingatkan tentang janji dan ancaman Allah SWT serta hal-hal yang berkenaan dengan hari akhirat, begitu juga mendengarkan kisah-kisah para Nabi, serta mukjizat-mukjizat mereka, dan bencana yang menimpa orang-orang yang menentang mereka.    Dan hendaknya juga memperhatikan kehidupan para salafush shalih (orang-orang baik yang telah pergi mendahului kita) yang serba zuhud akan dunia dan selalu menginginkan akhirat, serta hal-hal lain yang dapat kita dengar dari para ulama. •  Melihat dengan mata hati kita dan mengambil pelajaran kepada keadaan langit dan bumi dan keajaiban-keajaiban ciptaan Allah SWT yang terdapat di dalamnya. •  Membiasakan diri agar selalu melaksanakan amal saleh dan menghindar agar jangan sampai terjerumus dalam perbuatan kemaksiatan atau perbuatan buruk lainnya.   Karena keimanan merupakan perpaduan antara ucapan dan perb