*Fiqih Shalat Witir* (Bag. 1)
*Definisi*
Secara bahasa artinya *Al ‘Adad Al Fardi* (angka ganjil), seperti 1, 3, 5, 7, dst. (Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 27/289) .
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda:
لِلهِ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ اسْمًا مِائَةٌ إِلَّا وَاحِدًا لَا يَحْفَظُهَا أَحَدٌ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَهُوَ وَتْرٌ يُحِبُّ الْوَتْرَ
Allah memiliki 99 nama, seratus dikurang satu. Tidak ada yang menghafalnya melainkan dia akan masuk surga. Dia adalah witir (ganjil), menyukai yang ganjil. (HR. Al Bukhari No. 6410, Muslim No. 2677)
Secara syariat, Shalat Witir adalah:
وهي صلاة تفعل ما بين صلاة العشاء وطلوع الفجر ، تختم بها صلاة الليل ، سميت بذلك لأنها تصلى وترا ، ركعة واحدة ، أو ثلاثا ، أو أكثر ، ولا يجوز جعلها شفعا
*Dia adalah shalat yang dikerjakan antara shalat Isya dan terbitnya fajar, dengannya shalat malam ditutup. Dinamakan witir karena shalatnya dlakukan secara witir (ganjil), 1 rakaat, atau tiga, atau lebih, dan tidak boleh menjadikannya genap.* (Al Mausu’ah, 27/289)
Dari definisi ini kita dapat memahami bahwa *durasi untuk melaksanakan witir adalah setelah shalat Isya sampai menjelang fajar* (subuh).
*Hukumnya*
Hukumnya sunnah muakkadah (sunah yang sangat dianjurkan). Berkata Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah:
الوتر سنة مؤكدة حث عليه الرسول صلى الله عليه وسلم ورغب فيه
Shalat witir adalah sunnah muakadah, Rasulullah ﷺ sangat mendorongnya dan begitu menyukainya. (Fiqhus Sunnah, 1/191)
Namun, Imam Abu Hanifah mewajibkannya, dan tidak ada ulama yang menyetujuinya. Syaikh Sayyid Sabiq Rahimahullah menceritakan:
وما ذهب إليه أبو حنيفة من وجوب الوتر فمذهب ضعيف. قال ابن المنذر: لا أعلم أحدا وافق أبا حنيفة في هذا.
Apa yang menjadi pendapat Abu Hanifah bahwa witir adalah wajib merupakan pendapat yang lemah. Ibnul Mundzir berkata: “Tidak aku ketahui seorang pun yang sepakat dengan Abu Hanifah dalam hal ini.” (Ibid, 1/192)
Dengan sanad yang shahih, Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘Anhu berkata:
الْوَتْرُ لَيْسَ بِحَتْمٍ مِثْلَ الصَّلَاةِ وَلَكِنَّهُ سُنَّةٌ سَنَّهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم
Witir bukanlah kewajiban seperti shalat wajib, tetapi itu adalah sunnah yang dibiasakan oleh Rasulullah ﷺ. (HR. At Tirmidzi No. 453, Musnad Ahmad No. 652, 786, 1220)
(Bersambung ...)
✏️ Farid Nu'man Hasan
Join Channel: bit.ly/1Tu7OaC
Join Channel: bit.ly/1Tu7OaC