Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September 28, 2016

Guru Bakhiet

Kalau kita menghindari satu dosa itu sulit, lebih sulit lagi taubat dari dosa itu

Mencari Rezeki

Alhamdulillaah. Washshalaatu wassalaamu ‘alaa rasuulillaah. Allah Swt. berfirman,  “Berapa banyak binatang yang (tidak) sanggup membawa rezekinya sendiri. Allahlah yang memberi rezekinya, juga kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”  (QS. Al Ankabut [29]: 60) Saudaraku, ada manusia yang setiap hari mencurahkan tenaga dan pikiran untuk mencari rezeki. Namun, ada juga manusia yang begitu yakin dengan jaminan dari Allah akan rezekinya. Sementara itu, orang yang paling beruntung adalah orang yang berikhtiar secara lahir, lalu disempurnakan dengan tawakal kepada Allah Swt. Dan, inilah kemudian yang membuat dirinya menuai jaminan dari Allah baik di dunia maupun akhirat. Semestinya kita berbahagia ketika berikhtiar. Karena ada juga orang yang sibuk ikhtiar tapi tidak bahagia. Penyebabnya karena orang ini bergantung hanya pada ikhtiarnya sendiri. Ia begitu yakin bahwa hanya dengan ikhtiarnyalah keberuntungan bisa ia raih. Padahal, ikhtiar itu bukan untuk kita gantungi. Ikhtia

Jangan berkeluh kesah

Segala puji hanya milik Allah Swt. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada Rasulullah Saw. Saudaraku, hidup di kota besar perlu kekuatan iman dan mental. Kemacetan adalah rutinitas yang sering kita hadapi. Tak heran bila untuk sebuah perjalanan saja, kalau kita tidak memakai strategi yang cermat, maka kemacetan akan benar-benar menyita waktu. Dan, jika tidak berusaha mengendalikan hati, maka kita berpotensi untuk berkeluh kesah,  “Aduh , kapan sampainya  ini ! Aduh, kok lama banget! Aduh, kok macet terus!” Keluh kesah tidak menyelesaikan masalah. Ungkapan-ungkapan seperti itu menunjukkan ketidaksabaran kita. Belum lagi jika tiba-tiba ada kendaraan lain berhenti seenaknya yang membuat kita marah-marah dan membentaknya. Daripada marah dan membentak, akan lebih baik jika kita menyapa dengan baik,  “Maaf, Pak! Boleh agak ke pinggir sedikit?!”  Ungkapan seperti ini akan lebih ringan dan produktif, daripada melotot apalagi menggunakan otot. Kedongkolan memancing keluh kesah