Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember 4, 2019

sifat hasad yang tercela

Adapun keinginan seperti yang dimiliki orang lain, kita memang tidak suka dengan benda yang dimiliki orang tersebut. Jika yang kita sukai itu adalah urusan yang berhubungan dengan agama, maka timbulnya hati suka dengan urusan agama, itu memang karena cintanya ia kepada Allah. . Yang sekarang di permasalahkan adalah masalah hasad yang dicela oleh agama. Bermula sebab-sebab yang menimbulkan hasad itu sangatlah banyak, tetapi diringkas menjadi 7 sebab dari segala sebab hasad. . Pertama, ada benci kepada orang, tidak terima orang di atas kita, dan tidak terima orang lebih hebat daripada kita. Kemudian ia merasa takut kehilangan tujuan yang di tujunya. Orang bisa tidak terima dengan kekayaan yang di inginkannya itu apabila di dapatkan oleh orang lain, karena orang yang mendapatkan kekayaan tersebut adalah musuh baginya, karena ia tidak terima. Bermula membenci dengan orang, ini adalah paling besar sebab yang menimbulkan hasad. . Bisa jadi hasad itu karena nikmat yang dinginkannya

Keutamaan Akhlak Yang Baik

*Keutamaan Akhlak Yang Baik* Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, bersabda: مَا مِنْ شَيْءٍ فِي اَلْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ اَلْخُلُقِ "Tidak ada sesuatu yang paling berat dalam timbangan daripada akhlak yang mulia." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi. Tirmidzi juga menshahihkannya) إِنَّ أَكْمَلَ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَ إِنَّ حُسْنَ الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ دَرَجَةَ الصَّوْمِ وَ الصَّلاَةِ "Sesungguhnya orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya, dan sesungguhnya akhlak yang mulia dapat mencapai derajat orang yang (rajin) berpuasa dan shalat." (HR. Al Bazzar dari Anas, dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami' no. 1578) إِنَّ أَحَبَّكُمْ إِلَيَّ وَ أَقْرَبَكُمْ مِنِّي فِي الْآخِرَةِ مَجَالِسَ أَحَاسِنُكُمْ أَخْلاَقًا "Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat majlisnya denganku di akhirat adalah yang paling baik akhlaknya." (HR. Ahmad, Ibnu Hibba