Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli 4, 2018

Hadist Tentang Kekayaan Paling Hakiki adalah Kekayaan Hati

ONE DAY ONE HADIST Kemis, 28 Juni 2018 / 14 Syawal 1439 Kekayaan Paling Hakiki adalah Kekayaan Hati عن عبدالله بن عمرو ابن عاس رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ Dari Abdullah bin Amr ibnu 'As Radhiyallahu Anhu berkata, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Sungguh sangat beruntung orang yang telah masuk Islam, diberikan rizki yang cukup dan Allah menjadikannya merasa puas dengan apa yang diberikan kepadanya.” (HR. Muslim) Pelajaran yang terdapat di dalam hadits: 1- Seandainya seseorang mengetahui kenikmatan yang seolah-olah dia mendapatkan dunia seluruhnya, tentu betul-betul dia akan mensyukurinya dan selalu merasa qona’ah (berkecukupan). 2- Kenikmatan tersebut adalah kenikmatan memperoleh makanan untuk hari yang dia jalani saat ini, kenikmatan aman ditempat tinggal dan kenikmatan kesehatan badan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, من أصبح منكم آمنا

Hadist Tentang PRASANGKA

ONE DAY ONE HADITH Rabu, 4  Juli 2018 M / 20 Syawal 1439 H . بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه PRASANGKA عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda: "Jauhilah prasangka buruk, karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta, janganlah kalian saling mendiamkan, janganlah suka mencari-cari masalah, jangan  saling mendengki, jangan saling membelakangi, serta jangan saling membenci, tetapi, jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara." (HR Bukhari No: 5604) St Kandungan hadits 1.  Orang beriman dilarang  berprasangka buruk kepada orang lain karena prasangka buruk tersebut  mendorong kepada perbuatan menuduh tanpa bukti yang menjadi dosa besar.