Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April 6, 2018

*Menyebarkan Rahasia Orang Lain*

   Seorang dilarang menyebarkan rahasia orang lain, apalagi jika orang itu adalah kawan dekatnya sendiri.    Dalam hal ini, Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda: *إِذَا حَدَّثَ ٱلرَّجُلُ بِحَدِيْثٍ ثُمَّ ٱلْتَفَتَ فَهِيَ أَمَانَةُ.*    _"Jika seorang membicarakan ucapan orang lain sampai ia menoleh kepada orang yang membicarakannya, maka hal itu termasuk ia menyebarkan rahasia seorang."_ (HR. Abu Daud hadits no. 4868 dan At-Tirmidzi hadits no. 1959, dikatakan bahwa hadits ini adalah hadits hasan)    Ibnu Abiddunya Ra berkata bahwa Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda: *ٱلْحَدِيْثُ بَيْنَكُمْ أَمَانَهٌ.*    _"Pembicaraan seorang kepada yang lain merupakan suatu amanat yang tidak boleh dikatakan kepada orang lain."_ (HR. Ibnu Abiddunya dalam kitab _ash-Shamthu_ halaman 406)    Al-Hasan Ra berkata: "Termasuk suatu perbuatan khianat jika seorang menyampaikan pembicaraan seorang kepada orang lain. Hal itu hukumnya haram, karena dapat membahayakan bagi seorang ya

Celaka-Bahagia Antara Iblis Dan Adam

  Muhammad Ibnu Dauri r.a. mengatakan, “Iblis itu celaka karena 5 sebab, yakni: 1.Tak pernah mengakui dosa yang pernah dilakukannya. 2.Tak pernah menyesal setelah melakukan dosa. 3.Tak pernah mencela dirinya sendiri. 4.Tak pernah mempunyai niat untuk bertobat 5.Putus asa dari rahmat Allah SWT.   Sebaliknya, Nabi Adam a.s. merasa bahagia karena 5 sebab, yakni: 1.Mau mengakui dosa yang pernah dilakukannya. 2.Menyesali dosanya. 3.Mencela dirinya sendiri (karena kesalahannya) 4.Segera bertobat (setiap melakukan kesalahan) 5.Tidak putus asa dari rahmat Allah SWT.   Allah merekam doa dan permohonan ampun Nabi Adam a.s. dalam Al-Quran: “Rabbana zhalamna anfusanaa wa ilam taghfir lanaa wa tarhamnaa lanakunanna minal khasiriin.”(Wahai Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Apabila Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, tentu kami termasuk orang yang merugi.”(QS Al-A’raf [7]: 23).   Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba itu jika mau menga

MENYAMBUNG RAMBUT

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « لَعَنَ اللَّهُ الْوَاصِلَةَ وَالْمُسْتَوْصِلَةَ ، وَالْوَاشِمَةَ وَالْمُسْتَوْشِمَةَ » Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah melaknat perempuan yang menyambung rambutnya dan perempuan yang meminta agar rambutnya disambung, perempuan yang mentato dan perempuan yang meminta agar ditato” (HR Bukhari no 5589). Adanya laknat untuk suatu amal itu menunjukkan bahwa amal tersebut hukumnya adalah haram. Alasan diharamkannya hal ini adalah adanya unsur penipuan disebabkan merubah ciptaan Allah. Ketika laknat menimpa, maka Rahmat akan pergi, sehingga hidayah menjauh, akhirnya hidup dalam kondisi memandang kebaikan sebagai keburukan, maksiat sebagai syariat, ujungnya akal yang cekak Menjadi pedoman hidupnya. عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِى بَكْرٍ – رضى الله عنهما – أَنَّ امْرَأَةً جَاء