Langsung ke konten utama

Celaka-Bahagia Antara Iblis Dan Adam


  Muhammad Ibnu Dauri r.a. mengatakan, “Iblis itu celaka karena 5 sebab, yakni:

1.Tak pernah mengakui dosa yang pernah dilakukannya.

2.Tak pernah menyesal setelah melakukan dosa.

3.Tak pernah mencela dirinya sendiri.

4.Tak pernah mempunyai niat untuk bertobat

5.Putus asa dari rahmat Allah SWT.

  Sebaliknya, Nabi Adam a.s. merasa bahagia karena 5 sebab, yakni:

1.Mau mengakui dosa yang pernah dilakukannya.

2.Menyesali dosanya.

3.Mencela dirinya sendiri (karena kesalahannya)

4.Segera bertobat (setiap melakukan kesalahan)

5.Tidak putus asa dari rahmat Allah SWT.

  Allah merekam doa dan permohonan ampun Nabi Adam a.s. dalam Al-Quran: “Rabbana zhalamna anfusanaa wa ilam taghfir lanaa wa tarhamnaa lanakunanna minal khasiriin.”(Wahai Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Apabila Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, tentu kami termasuk orang yang merugi.”(QS Al-A’raf [7]: 23).

  Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba itu jika mau mengakui dosa yang dikerjakannya, kemudia bertobat kepada Allah, niscaya Allah akan mengampuni dosanya.” (HR Bukhari dan Muslim)

  Pengakuan dosa, penyesalan atas dosa dan pertobatan yang dilakukan oleh Nabi Adam a.s. adalah pelajaran yang sangat berguna bagi kita. Penyesalan atas sebuah dosa yang pernah kita lakukan merupakan kifarat atas dosa kita.

  Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang melakukan kesalahan atau dosa, kemudian dia menyesal, maka penyesalan itu adalah kifaratnya.” (HR Baihaqi, dari Abdullah bin Mas’ud)

Kitab Nashaihul Ibad - Imam Nawawi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia