Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret 7, 2022

Gelar Pasar Wadai Ramadhan Banjarmasin

Banjarmasin, KP - Gelaran Pasar Wadai Ramadhan yang sudah lama dirindukan oleh warga Kota Banjarmasin akhirnya mendapat kepastian. Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina memastikan, bahwa Ramadhan di tahun 2022 ini pihaknya tidak akan menggelar agenda tahunan yang sudah dua tahun tak dibuka oleh Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin ini. "Pasar wadai tetap saya tutup. Tidak kita buka," tegasnya saat ditemui awak media usai menghadiri kegiatan di HBI, Minggu (6/3) petang. Kendati demikian, Ibnu menambahkan, misalkan ada yang membuka secara mandiri, pihaknya masih memperbolehkan. Namun dengan catatan yang harus dijalankan. "Kecuali nanti waktu Ramadhan tiba itu memang memungkinkan buka, seperti status PPKM Level II, baru dipersilahkan buka. dengan catatan kapasitasnya 50 persen dan prokes ketat," ungkapnya. "Tapi kalau secara resmi pemko tidak membuka pasar wadai. Kita khawatir terjadi kerumunan," tegasnya lagi.

Ramadhan selama dua kali yakni di awal tahun dan di akhir tahun

Tahun 2030 diyakini sebagai hari spesial bagi umat islam di seluruh dunia. Pasalnya, di tahun itu, umat Muslim akan menjalankan Ramadhan selama dua kali yakni di awal tahun dan di akhir tahun. Berdasarkan perhitungan kalender Hijriyah 1451-1452, Ramadhan pertama di tahun 2030 akan dimulai pada 5 Januari. Sedangkan idul fitri berlangsung pada kamis, 4 Februari. Sementara Ramadhan kedua akan dimulai pada kamis 26 Desember atau sehari setelah perayaan Natal 2030. Kondisi ini juga pernah terjadi pada tahun 2000 lalu. Awal Ramadhan berlangsung pada 5 Januari sementara awal Ramadhan kedua berlangsung pada 27 Desember. Kok bisa? Hal ini terjadi karena perhitungan bulan Hijriyah dan Masehi berbeda. Jumlah hari di tahun Masehi yakni 365 hari. Sementara tahun Hijriyah hanya 355 hari. Dalam hal ini terjadi selisih 10 sampai 11 hari dalam setahun. Inilah yang menjelaskan bulan Ramadhan selalu maju 10 hari setiap tahun masehi. Dengan perhitungan ini, akan terjadi dua kali Ramadhan setia

TUJUH GOLONGAN YANG DINAUNGI ALLAH AZZA WA JALLA PADA HARI KIAMAT

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْـمَسَاجِدِ ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فَقَالَ : إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (1) Imam yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh, (3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid,  (4) dua orang yang s

Cara dalam berhutang terbaik

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ اِلٰۤى اَجَلٍ مُّسَمًّى فَا كْتُبُوْهُ ۗ وَلْيَكْتُبْ بَّيْنَكُمْ كَا تِبٌ بِۢا لْعَدْلِ ۖ وَلَا يَأْبَ كَا تِبٌ اَنْ يَّكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللّٰهُ فَلْيَكْتُبْ ۚ وَلْيُمْلِلِ الَّذِيْ عَلَيْهِ الْحَـقُّ وَلْيَتَّقِ اللّٰهَ رَبَّهٗ وَلَا يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْــئًا ۗ فَاِ نْ كَا نَ الَّذِيْ عَلَيْهِ الْحَـقُّ سَفِيْهًا اَوْ ضَعِيْفًا اَوْ لَا يَسْتَطِيْعُ اَنْ يُّمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهٗ بِا لْعَدْلِ ۗ وَا سْتَشْهِدُوْا شَهِيْدَيْنِ مِنْ رِّجَا لِكُمْ ۚ فَاِ نْ لَّمْ يَكُوْنَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَّا مْرَاَ تٰنِ مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَآءِ اَنْ تَضِلَّ اِحْدٰٮهُمَا فَتُذَكِّرَ اِحْدٰٮهُمَا الْاُ خْرٰى ۗ وَ لَا يَأْبَ الشُّهَدَآءُ اِذَا مَا دُعُوْا ۗ وَلَا تَسْــئَمُوْۤا اَنْ تَكْتُبُوْهُ صَغِيْرًا اَوْ كَبِيْرًا اِلٰۤى اَجَلِهٖ ۗ ذٰ لِكُمْ اَقْسَطُ عِنْدَ اللّٰهِ وَاَ قْوَمُ لِلشَّهَا دَةِ وَاَ دْنٰۤى اَ لَّا تَرْتَا بُوْۤا اِلَّاۤ اَنْ تَكُوْنَ تِجَا رَةً حَا

Delegasi PEA

Sebuah delegasi dari Persatuan Emirat Arab (PEA), berkunjung ke Istana Bogor, siang tadi. Menteri Energi dan Infrastruktur PEA Suhail Mohammed Al Mazroei, Duta Besar PEA untuk Indonesia Abdulla Salem Obaid Salem Al Dhaheri, dan Chief Executive Officer of Group 42 Ltd Peng Xiao datang menyampaikan undangan khusus dari Pangeran Mohammed bin Zayed kepada saya untuk menyaksikan penandatanganan kesepakatan perdagangan antara Abu Dhabi dan Indonesia pada akhir Maret ini. Dalam diskusi selama sejam lebih, delegasi PEA antara lain menyampaikan kesiapan pemerintah PEA untuk berinvestasi dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Diantara keutamaan istri yang taat pada suami

Diantara keutamaan istri yg taat pada suami adalah akan dijamin masuk surga. Berarti kewajiban terbesar bagi istri adalah mentaati perintahnya. Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ . “Wanita mana saja yg meninggal dunia dan suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk surga.” 📌 Yg dimaksudkan dg hadits di atas adalah jika seorang wanita beriman itu meninggal dunia dan ketika hidup ia benar² memperhatikan kewajiban terhadap suaminya sampai suami tersebut ridha dgnya, maka ia dijamin masuk surga. Bisa juga makna hadits tsb adalah adanya pengampunan dosa atau Allah meridhainya. Begitu pula ada hadits dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa alihi wasallam bersabda إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْج

APA MAKNA BAROKAH?

Makna barokah dalam Al Qur’an dan As Sunnah adalah langgengnya kebaikan, kadang pula bermakna bertambahnya kebaikan dan bahkan bisa bermakna kedua-duanya. Demikian kesimpulan dari Dr. Nashir Al Judai’ dalam At Tabaruk, hal. 39. Jadi jangan sampai keberkahan ini hilang dari rumah kita Yahya bin Abi Katsir - seorang Imam dari kalangan Tabi'in - rahimahullah berkata: "Tiga (3) perkara yang tidaklah ia berada di dalam suatu rumah kecuali akan tercabut darinya barakah, yaitu sikap BOROS, ZINA, dan KHIANAT" [Diriwayatkan Abu Nu'aim dalam Hilyatul-Auliyaa', 2/348]