Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April 19, 2018

Tentang sholat sunnah

📜 Diriwayatkan Anas bin Malik, كُنَّا بِالْمَدِينَةِ فَإِذَا أَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ لِصَلَاةِ الْمَغْرِبِ ابْتَدَرُوا السَّوَارِيَ، فَيَرْكَعُونَ رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ، حَتَّى إِنَّ الرَّجُلَ الْغَرِيبَ لَيَدْخُلُ الْمَسْجِدَ فَيَحْسِبُ أَنَّ الصَّلَاةَ قَدْ صُلِّيَتْ مِنْ كَثْرَةِ مَنْ يُصَلِّيهِمَا _“Dahulu kami ketika di Madinah, apabila muadzdzin mengumandangkan adzan untuk shalat maghrib, mereka (para sahabat Nabi) bersegera mencari tiang-tiang masjid lalu mereka shalat dua raka'at, sampai sampai ada seorang lelaki asing yang akan masuk ke dalam masjid mengira bahwa shalat (maghrib) sudah dilaksanakan karena banyaknya orang yang mengerjakan dua rakaat tersebut,”_ *[Shahih Muslim, no. 837]* Apa gerangan yang membuat penduduk Madinah zaman Nabi sangat antusias shalat qabliyah Maghrib? Apa mereka akan mendapat reward uang? Oh tidak. *Yang mereka harapkan hanya Allah.* Hanya ridha Allah. Hanya rahmah Allah. Hanya maghfirah Allah. 😇 📜 Ternyata sebelumnya sudah ada pesan d

Berhutang

Etika Berhutang  عن أبي هريرة رضي الله عنه: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: مَنْ أَخَذَ أموالَ الناس يُريد أداءها أدَّى الله عنه، ومن أخذها يريد إِتْلافَها أَتْلَفَهُ الله.  Dari Abu Hurairah radhiyallahu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang mengambil harta manusia, dan ingin melunasinya niscaya Allah akan melunasinya, dan barangsiapa yang mengambilnya dengan maksud hendak menggelapkannya(tidak akan membayar) maka Allah akan menghancurkannya. [Hr Bukhari]. Pelajaran yang terdapat di dalam hadits: 1- Orang yang tidak mempunyai harta dan meninggal dengan rencana hendak membayarnya. Maka Allah akan membayarkannya. 2- Demikian pula halnya orang yang meninggal dan mempunyai harta serta ingin hendak membayar, tetapi tidak dibayarkan oleh ahli warisnya. 3- Sedangkan orang yang urusannya terhalang, tak dapat diputuskan berbahagia dan celaka atau terhalang buat masuk surga. Ini mengenai mayat yang ada meninggalkan harta buat membaya

Makalah Tentang Zakat

Allah mengancam keras terhadap orang yang meninggalkan kewajiban zakat dengan firmanNya: وَلاَ يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَآءَاتَاهُمُ اللهُ مِن فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَّهُمْ بَلْ هُوَ شَرُُّ لَّهُمْ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَللهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرُُ “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan di lehernya kelak pada hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” [Ali Imran:180]. Al Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang dalam tafsir ayat ini: Yakni, janganlah sekali-kali orang yang bakhil menyangka, bahwa dia mengumpulkan harta itu akan bermanfaat baginya. Bahkan hal itu akan membahayakannya

Nasehat kematian tidak mengenal umur

_*BERAPA UMURMU?  -  SUDAH 50 TAHUN?*_ _"Allah tidak lagi memberi alasan bagi siapa yang telah dipanjangkan umurnya hingga 50 tahun."_ (Hadits Riwayat Bukhari) Al-Khattabi berkata: _"Maknanya, orang yang Allah panjangkan umurnya hingga 50 tahun, tidak diterima lagi keuzuran/alasan, karena usia 50 tahun merupakan usia yang dekat dengan kematian._ _Maka inilah kesempatan untuk memperbanyak taubat, beribadah dengan khusyuk, dan bersiap-siap bertemu Allah."_ (Tafsir al-Qurthubi) _Fudhail bin Iyadh berkata kepada seseorang yang telah mencapai umur 50 tahun,_ _*Nasihat Fudhail kepadanya:*_ _"Berarti sudah 50 tahun kamu berjalan menuju Tuhanmu, sekarang hampir sampai... Lakukan yang terbaik pada sisa usia senja-mu, lalu akan diampuni dosa-dosamu yang lalu. Tapi jika engkau masih berbuat dosa di usia senjamu, kamu pasti dihukum akibat dosa masa lalu dan masa kini sekaligus..!"_ _Maka para alim ulama memberi nasehat cara menjalani umur yang sudah mencapai

Cara menjaga hati

*Jaga Hati Jangan Sampai Sakit*   “Orang yang hatinya sakit tidak akan bisa mengenakan baju ketakwaan. Jika hatimu terbebas dari segala penyakit nafsu dan syahwat, engkau dapat memikul beban takwa. Orang yang tidak merasakan manisnya taat, berarti hatinya sedang sakit akibat syahwat. Dalam Al-Qur’an, Allah menyebut syahwat sebagai penyakit. Dia berfirman, “Orang yang di dalam hatinya ada penyakit pastilah menginginkannya.” (QS Al-Ahzab [33]: 32)   Muhammad Najdat menjelaskan, ada dua cara untuk mengobati hati yang sakit. Pertama, mempergunakan sesuatu yang bermanfaat dan memberi kita kemaslahatan, yakni ketaatan kepada Allah. Kedua, menghindari segala sesuatu yang membahayakan dan merusak diri kita, yaitu pengingkaran dan kemaksiatan.   Jika engkau melakukan dosa, lalu engkau segera bertobat dan menyesali atas semua dosa, maka itu akan menjadi sebab  tersambungnya dirimu kepada Allah. Namun, jika engkau melakukan ketaatan disertai dengan ujub, bangga diri, dan sombong, itu bisa menj

Tentang zakat

Allah mengancam keras terhadap orang yang meninggalkan kewajiban zakat dengan firmanNya: وَلاَ يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَآءَاتَاهُمُ اللهُ مِن فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَّهُمْ بَلْ هُوَ شَرُُّ لَّهُمْ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَللهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرُُ “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan di lehernya kelak pada hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” [Ali Imran:180]. Al Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang dalam tafsir ayat ini: Yakni, janganlah sekali-kali orang yang bakhil menyangka, bahwa dia mengumpulkan harta itu akan bermanfaat baginya. Bahkan hal itu akan membahayakannya

Ahlak pedagang

⚘Dulu Rasul, sahabat, dan pedagang-pedangan Arab lainnya kok bisa bergelimangan harta ya? ⚘Harta mereka bukan lagi ratusan juta. Tapi miliaran, beberapa sahabat contohnya Umar Bin Khattab dan Abdurahman Bin Auf bahkan tembus Triliunan. ⚘Umar mewariskan 11 Triliun ketika beliau wafat. Dikisahkan Abdurahman Bin Auf hartanya melebihi seluruh sahabat. Ini Harta lho, bukan Omzet. ⚘Padahal yang dijual juga gak macam-macam. Ada yang jual kain, ada yang jual madu, ada yang jual hewan ternak, ada yang jual hasil kebun. ⚘Menariknya, mereka dulu nggak pakai ilmu Copywriting, Hipnowriting, covert Selling, dan ing ing lainnya. Kok bisa begitu? ⚘Ya, mungkin mereka gak pakai ilmu itu karena mereka gak jualan Online, hehe. Tapi serius. . Pencapaian bisnis Rasul dan Para Sahabat itu bukan pencapaian yang biasa. Makin luar biasa lagi ketika mereka juga mencetak pencapaian Akhirat. *Didunia lapang, diakhirat menang.* Siapa sih yang gak ingin seperti itu? Justru aneh kalau ada yang gak ping

Keutamaan dan mengamalkan

*Mendengar Suatu Keutamaan dan Mengamalkan*    Junjungan kami Ahmad bin Zain Al-Habsyi, semoga Allah memberi manfaat melaluinya, berkata:    "Jika seseorang mendengar suatu keutamaan, hendaknya mengamalkan walaupun sekali.    Berharap dari Allah agar menjadikannya termasuk orang yang mengamalkan perbuatan itu.    Dan takut tidak dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang mendirikan amal perbuatan itu berkali-kali.    Maka hendaknya begitulah kondisinya dalam setiap amal, antara takut dan harap." *ﻭَٱللّٰهُ أَﻋْﻠَﻢُ بِٱﻟﺼَّﻮَٱﺏِ* . [ _Al-Manhaj as-Sawiy, Syarh Ushul Thariqah as-Sadah Al-Ba 'Alawi_ lil Al-'Allamah Al-Muhaqqiq Ad-Da'illallah Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith ]

Kebaikan

* Kebaikan Seluruhnya dalam Mengikuti Para Pendahulu*    Junjungan kami Al-Imam Ahmad bin Hasan Al-Attas Ra berkata, "Kebaikan terdapat dalam mengikuti para pendahulu yang saleh dan memegang teguh apa yang mereka anjurkan pada kebiasaan, ibadah, kitab (yang dibaca mereka), akhlak, yang dilakukan, dan ditinggalkan. Semua itu telah dijelaskan dalam kitab-kitab mereka yang ditulis dengan tujuan untuk mengamalkan, dari kitab fiqih atau lain-lainnya. Mereka yang mengikuti para pendahulu yang saleh tak akan salah dan lelah."    Beliau Ra berkata, "Tujuan terpenting dalam pencatatan amal para pendahulu yang saleh dan mendokumentasikan akhlak terpuji serta amal saleh yang ada pada mereka adalah, agar diikuti oleh yang hidup sesudahnya. Bukan karena tujuan mengumpulkan _karamah-karamah_ mereka atau yang sejenis dengan itu. Sedangkan keadaan para pendahulu yang saleh layaknya cahaya, kebiasaan hidup dan ibadah mereka, karena semua yang dilakukan bersumber dari niat yang baik da