Langsung ke konten utama

Ahlak pedagang

⚘Dulu Rasul, sahabat, dan pedagang-pedangan Arab lainnya kok bisa bergelimangan harta ya?

⚘Harta mereka bukan lagi ratusan juta. Tapi miliaran, beberapa sahabat contohnya Umar Bin Khattab dan Abdurahman Bin Auf bahkan tembus Triliunan.

⚘Umar mewariskan 11 Triliun ketika beliau wafat.
Dikisahkan Abdurahman Bin Auf hartanya melebihi seluruh sahabat.

Ini Harta lho, bukan Omzet.

⚘Padahal yang dijual juga gak macam-macam.
Ada yang jual kain, ada yang jual madu, ada yang jual hewan ternak, ada yang jual hasil kebun.

⚘Menariknya, mereka dulu nggak pakai ilmu Copywriting, Hipnowriting, covert Selling, dan ing ing lainnya.

Kok bisa begitu?

⚘Ya, mungkin mereka gak pakai ilmu itu karena mereka gak jualan Online, hehe.

Tapi serius. .
Pencapaian bisnis Rasul dan Para Sahabat itu bukan pencapaian yang biasa.

Makin luar biasa lagi ketika mereka juga mencetak pencapaian Akhirat.

*Didunia lapang, diakhirat menang.*

Siapa sih yang gak ingin seperti itu?
Justru aneh kalau ada yang gak pingin itu semua.

Apapun terjadi semua karena ijin Allah.

Lama saya merenungi, apakah strateginya, apakah amalnya, apakah managemen bisnisnya, apakah apakah.

Tapi karena keterbatasan ilmu, saya sampai di satu kesimpulan.

Akan banyak teori yang menjelaskan hal-hal diatas, dan mungkin Setiap orang berbeda-beda penafsirannya.

Tapi memang, ada yang dimiliki Rasul dan para sahabat yang tidak dimiliki banyak penjual.

Apakah itu?

Itu adalah *"Akhlak"*

⚘Saat berbisnis, Rasul akhlaknya terpuji, sahabatpun begitu.*

*) Bisnis bukan hanya tentang strategi.
*) Bisnis bukan hanya tentang jual beli.
*) Bisnis juga butuh akhlak.*

⚘Siapa sih pembeli yang tidak suka, jika sikap penjualnya terpuji?*

⚘Sebaliknya, tidak ada pembeli yang suka jika sikap penjual seenaknya.

Saya pernah beli buku bisnis ke seseorang penjual. Saat bertanya harga, si penjual jawabannya ketus tanpa emot-emotan, hehe.

Ups, seandainya saja dia lebih ramah, mungkin saya akan pesan beberapa buku :)
Mungkin dia belum tau teknik cross selling.

Saya positif saja, semoga sikap seperti itu hanya ditujukan ke Saya.

Ternyata, ada seorang teman yang juga beli ke penjual itu. Perlakuannya juga sama.

Teman Saya sampai menyimpulkan si penjual itu sombong.

Saya sih gak peduli apa kesimpulan teman Saya.
Tapi sejak saat itu kami tidak pernah lagi beli ke penjual tersebut. Lihat kan?
Dia kehilangan 2 pelanggan. Hehe

*Kita jualan, yang butuh pembeli itu kita.*
Jadi janganlah jadi penjual yang ketus, sombong, angkuh, pamer. Allah kurang suka.

*Beli atau nggak beli..., tetap ramah kesemua orang, itu harus jadi sikap kita.*

Sekarang masyaAllah.
Ada orang jualan broadcast sembarangan, ada juga yang nyulik-nyulik grup semaunya, dan hal keji lainnya.

Promosi via Broadcast boleh, tapi ada aturannya.
Mau masukin orang ke grup boleh, via undangan, bukan langsung dijebloskan.

*Sekali lagi, bisnis perlu akhlak.*

Jika jalankan bisnis kecil saja gak pakai akhlak, gak pantas jalankan bisnis yang besar.

Janganlah engkau katakan pembeli itu PHP, bisa jadi cara jualan kita yang masih salah.
Janganlah engkau caci orang yang telat transfer, bisa jadi mereka ada keperluan.
Janganlah engkau hina-hina calon pembeli mu di status-status postinganmu.

Buat apa saudaraku?
Belum tentu mereka baca.

Sudahlah, gimana cara mereka memperlakukanmu itu urusan mereka dengan Allah.
Tapi kamu juga punya urusan dengan Allah. Kamu akan dimintai pertanggung jawaban tentang bagaimana kamu memperlakukan pembelimu.

Boleh punya ribuan strategi untuk jualan. Tapi pastikan *terselip akhlak* yang mulia disana.

Omzet hanya angka.
Ada yang lebih bernilai dari itu, "Yakni pahala."

*Kita lebih butuh pahala dibanding jualan kita laris.*
*Dan lebih enak jika jualan kita laris juga berbuah pahala.*

Maka,
*Jadilah penjual yang punya akhlak.*
Ini juga jadi pengingat diri sendiri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia