Langsung ke konten utama

RINDU


Pada suatu hari Baginda Rasulullah ﷺ bertanya kepada para Sahabat : “Siapakah hamba Allah ﷻ yang paling Mulia?”.
Para Sahabat menjawab : “ Tentu para Malaikat Yaa Rasulullah ﷺ dan tentulah para Nabi, merekalah yang Mulia”.

Baginda Rasulullah ﷺ Tersenyum lalu beliau berkata kepada para sahabat : “ Betul, mereka Mulia tapi ada yang lebih Mulia”. Para sahabat terdiam lalu berkata : “Adakah diantara kami yang Mulia itu Yaa Rasulullah ﷺ ?”.

Baginda Rasulullah ﷺ berkata :“Tentulah kalian yang mulia, kalian adalah sahabat sahabatku, kalian dekat denganku, kalian membantu perjuanganku karena Allah ﷻ, Tetapi bukanlah kalian yang aku maksud”.

Baginda Rasulullah ﷺ lalu menundukkan wajahnya, sang kekasih Allah ﷻ Meneteskan air matanya, sehingga air mata Baginda Rasulullah ﷺ membasahi pipi dan janggutnya, lalu beliaupun bersabda; “ Wahai sahabatku, mereka adalah manusia, manusia yang lahir jauh setelah wafatnya aku, mereka sangat mencintai Allah ﷻ dan mereka mencintaiku.

“Tahukah kalian wahai sahabat-sahabatku, mereka tidak pernah melihatku, mereka hidup tidak dekat denganku seperti dekatnya kalian kepadaku. Tetapi mereka sangat rindu kepadaku dan saksikanlah wahai para sahabatku bahwa aku sangat rindu kepada mereka, mereka adalah ummatku”.

Inilah Rasulullah saw yang menyatakan bahwa kita umat yang di rindukan Beliau.
Rindukah kita semua kepada Beliau?
Sudah sepantasnya kita selalu senantiasa bersholawat kepada Rasulullah saw.

Abah Guru Sekumpul berkata;
"Siapa yang suka memuji, menyanjung, membesarkan Rasulullah Saw, setiap detik maqamnya naik, kedudukan dan martabatnya disisi Allah itu bertambah mulia disetiap detiknya".

Mudah mudahan lisan kita senantiasa selalu bersholawat kepada Rasulullah saw.
آمِّيْنَ آمِّيْنَ آمِّيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن
ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﷺ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia