Langsung ke konten utama

Para Sahabat Saling Memberi Syafa’at di Hari Kiamat




 عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال :
( حَتَّى إِذَا خَلَصَ الْمُؤْمِنُونَ مِنْ النَّارِ ، فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ بِأَشَدَّ مُنَاشَدَةً لِلَّهِ فِي اسْتِقْصَاءِ الْحَقِّ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ لِلَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لِإِخْوَانِهِمْ الَّذِينَ فِي النَّارِ ، يَقُولُونَ : رَبَّنَا كَانُوا يَصُومُونَ مَعَنَا ، وَيُصَلُّونَ ، وَيَحُجُّونَ . فَيُقَالُ لَهُمْ : أَخْرِجُوا مَنْ عَرَفْتُمْ . فَتُحَرَّمُ صُوَرُهُمْ عَلَى النَّارِ ، فَيُخْرِجُونَ خَلْقًا كَثِيرًا قَدْ أَخَذَتْ النَّارُ إِلَى نِصْفِ سَاقَيْهِ ، وَإِلَى رُكْبَتَيْهِ ، ثُمَّ يَقُولُونَ : رَبَّنَا مَا بَقِيَ فِيهَا أَحَدٌ مِمَّنْ أَمَرْتَنَا بِهِ .
Dari Abu Said Al Khudri semoga Allah meridhainya, bahwa Nabi Sallallahu alaihi wasallam bersabda :
“Setelah orang-orang Mukmin itu dibebaskan dari Neraka, demi Allah, Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian begitu gigih dalam memohon kepada Allah untuk memerjuangkan hak untuk saudara-saudaranya yang berada di dalam Neraka pada Hari Kiamat. Mereka memohon: Wahai Tuhan kami, mereka itu (yang tinggal di Neraka) pernah berpuasa bersama kami, salat, dan juga haji.
Dijawab: ”Keluarkan (dari Neraka) orang-orang yang kalian kenal.” Hingga wajah mereka diharamkan untuk dibakar oleh api Neraka.
Para Mukminin inipun MENGELUARKAN BANYAK SAUDARANYA yang telah dibakar di Neraka, ada yang dibakar sampai betisnya dan ada yang sampai lututnya.
Kemudian orang Mukmin itu lapor kepada Allah: ”Ya Tuhan kami, orang yang Engkau perintahkan untuk dientaskan dari Neraka sudah tidak tersisa.”
Allah berfirman: ”Kembali lagi, keluarkanlah yang masih memiliki iman seberat Dinar.”
Maka dikeluarkanlah orang Mukmin banyak sekali yang disiksa di Neraka. Kemudian mereka melapor, ”Wahai Tuhan kami, kami tidak meninggalkan seorang pun orang yang Engkau perintahkan untuk dientas…” [HR. Muslim no. 183]

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1- Sungguh bersahabat dengan orang-orang yang saleh adalah nikmat yang sangat besar. Umar bin Khattab berkata:

ما أعطي العبد بعد الإسلام نعمة خيراً من أخ صالح فإذا وجد أحدكم وداً من أخيه فليتمسك به
“Tidaklah seseorang diberikan kenikmatan setelah Islam, yang lebih baik daripada kenikmatan memiliki saudara (semuslim) yang saleh. Apabila engkau dapati salah seorang sahabat yang saleh, maka peganglah erat-erat.” [Quutul Qulub 2/17]
2- Dari semua keutamaan memiliki sahabat yang saleh, ada keutamaan yang juga merupakan kenikmatan besar, yaitu persahabatan orang yang saleh akan berlanjut sampai Surga dan akan kekal selamanya. Tentu ini kenikmatan yang sangat besar, karena antara sahabat dekat pasti tidak ingin berpisah dengan sahabat lainnya. Persahabatan sementara di dunia kemudian dipisahkan dengan kematian begitu saja, tentu bukan akhir yang indah.
3- Salah satu dalil bahwa ada persahabatan di Hari Kiamat yang akan berlanjut, bahwa orang yang saling mencintai (termasuk para sahabat), akan dikumpulkan bersama di Hari Kiamat. Rasulullah ﷺ bersabda:

الْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ

“Setiap orang akan dikumpulkan bersama orang yang ia cintai.’” [HR. Bukhari, no. 6170; Muslim, no. 2640]
4- Untuk memfasilitasi hal ini, Allah ta'ala memberikan keutaamaan kepada seseorang untuk memberikan syafaat kepada sahabatnya yang lain, agar mereka bisa sama-sama masuk Surga dan berkumpul kembali. 

Hasan Al- Bashri berkata:

استكثروا من الأصدقاء المؤمنين فإن لهم شفاعة يوم القيامة

”Perbanyaklah berteman dengan orang-orang yang beriman, karena mereka memiliki syafaat pada Hari Kiamat.” [Ma’alimut Tanzil 4/268]
5- Terlalu banyak kenangan bersama dalam ketaatan
langkah bersama yang akan menjadi hujjah saling bertanya keberadaan kita di surga, 
tentunya akan menjadi kenangan indah saat reuni di surga insyaAllah. 
Tanyakanlah jika engkau tidak menjumpaiku di surga. 
Ibnul Jauzi rahimahullah berkata kepada sahabat-sahabatnya,

إن لم تجدوني في الجنة بينكم فاسألوا عني وقولوا : يا ربنا عبدك فلان كان يذكرنا بك

”Jika kalian tidak menemukan aku di surga, maka tanyakanlah tentang aku kepada Allah. Ucapkan: ’Wahai Rabb kami, hambaMu fulan, dulu dia pernah mengingatkan kami untuk mengingat Engkau.”
6- Para ulama menerangkan, sesungguhnya orang yang mendapatkan syafa'at sahabat  mukmin yaitu, seseorang yang mengucapkan, لا إله إلا الله dan datang dengan membawa iman yang tauhid kadang belum pernah beramal sama sekali. 

Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :

- Manusia dalam hidupnya membutuhkan teman, karena memang ia adalah mahluk sosial. Namun demikian, kalau salah dalam memilih teman akan berdampak buruk di kehidupan akhirat nanti. Karena persahabatan dan kecintaan yang dibangun di atas kekafiran dan kemaksiatan maka pada hari kiamat nanti akan berubah menjadi permusuhan. Maka orang yang akan selamat darinya hanyalah orang-orang yang bertakwa yaitu yang benar-benar mentauhidkan Allah ta’ala 

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ

“Pada hari itu -hari kiamat- orang-orang yang berteman dekat akan berubah menjadi musuh satu dengan yang lainnya kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf: 67).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia