Langsung ke konten utama

WAKTU MENGELUARKAN ZAKAT


       Waktu pelaksanaan mengeluarkan zakat fitrah terbagi
        menjadi 5 kelompok :

🕘 1. Waktu wajib.

      Yaitu, ketika menemui bulan Ramadhan dan menemui sebagian 
       awalnya bulan Syawwal. 
      Oleh sebab itu orang yang meninggal setelah maghribnya 
      malam 1 Syawwal, wajib dizakati. 
      Sedangkan bayi yang lahir setelah maghribnya 
      malam 1 Syawwal tidak wajib dizakati.

🕘 2. Waktu jawaz.

       Yaitu, sejak awalnya bulan Ramadhan sampai memasuki waktu wajib.

🕘 3. Waktu Fadhilah.

       Yaitu, setelah terbit fajar dan sebelum sholat hari raya.

🕘 4. Waktu makruh.

      Yaitu, setelah sholat hari raya sampai menjelang tenggelamnya 
      matahari pada tanggal 1 Syawwal kecuali jika ada udzur 
      seperti menanti kerabat atau orang yang lebih membutuhkan, 
      maka hukumnya tidak makruh.

🕘 5. Waktu haram.

      Yaitu, setelah tenggelamnya matahari tanggal 1 Syawwal 
      kecuali jika ada udzur seperti hartanya tidak ada ditempat tersebut 
      atau menunggu orang yang berhak menerima zakat, 
      maka hukumnya tidak haram.

👉 Sedangkan dari zakat yang dikeluarkan setelah 
      tanggal 1 Syawwal adalah qodho’.

📄 Adapun cara dalam melakukan melakukan zakat fitrah adalah 
      bisa dengan membayar sebesar satu sha' (1 sha'=4 mud, 1 mud=675 gr). 
      Perhitungan tersebut jika di implementasikan dalam bentuk yang lebih 
      general lagi kira-kira setara dengan 3,5 liter atau 2.7 kg makanan pokok 
      (tepung, kurma, gandum, aqith) atau yang biasa dikonsumsi 
      di daerah bersangkutan (Mazhab syafi'i dan Maliki).

👉 Sebagai contoh jika di Indonesia sebagian besar penduduknya 
      mengkonsumsi beras maka zakat bisa dibayarkan dalam bentuk beras. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia