Kaum Yahudi pernah menyebarkan berita bohong kepada kaum muslim tentang sebuah rencana yang menyebabkan wafatnya Rasulullah saw Mereka merekayasa cerita kaum muslim bersedih Padahal , apa pun perkaranya tidak akan terjadi tanpa izin Allah Swt Bersedih dalam hal ini tentu tidak diperbolehkan karena bisa melunturkan keimanan seseorang kepada Allah Swt . Dalam tafsirnya , Ibnu Katsir menuliskan pesan , jika seorang mukmin mendengar pembicaraan yang dapat memilukan hatinya , hendaknya dia memohon perlindungan dan berpasrah hanya kepada Allah Swt .
Ibn Khaldun dalam Muqaddimah sudah menulis sebuah hukum sosial yang tragis: "Ketika negara masih kokoh, pajak sedikit namun hasilnya banyak. Tetapi ketika negara lemah, pajak diperbanyak, dan hasilnya justru semakin berkurang. Sebab rakyat tak lagi mampu menanggung beban." Ironinya, teori ini kini terbukti di depan mata. Pajak dinaikkan, subsidi dipangkas, pungutan diperluas, tetapi kesejahteraan rakyat tetap jalan di tempat. Sementara kelas istana justru semakin bugar dengan fasilitas, tunjangan, dan gaya hidup yang tak pernah mengenal kata hemat. Padahal, dalam tradisi fikih, prinsip penarikan pajak harus berlandaskan keadilan (al-‘adl fi at-taklīf). Imam al-Mawardi dalam al-Ahkām as-Sulthāniyyah menegaskan, harta rakyat tidak boleh dipungut kecuali dengan hak yang jelas dan untuk kemaslahatan yang nyata. Sebab itu, ‘Umar bin Khattab RA menolak menambah beban rakyat meskipun kas negara menipis, dengan kalimat yang tegas: "Aku tidak akan mempertemukan mereka...
Komentar
Posting Komentar