Langsung ke konten utama

RAHASIA KALIMAH LAA ILAA HA ILLALLAH



IMAM AL-HABIB ABDULLAH BIN ‘ALAWI AL-HADDAD berkata:

Jadikanlah Kalimah Tauhid LAA ILAA HA ILLALLAH sebagai wirid yang senantiasa anda baca. Sesungguhnya Kalimah ini adalah RUH (pokok) dari SEGALA DZIKIR, dan kepadanya kembali seluruh DZIKIR. Maknanya semua DZIKIR juga tercakup di dalam Kalimat Tauhid ini.

Jadi kalau anda punya waktu luang dan juga bingung mau membaca dzikir apa, ambillah Kalimat Tauhid sebagai Dzikir yang menemanimu sehari-hari. Sambil jalan ke- sekolah, naik kendaraan, sebelum tidur dan lain-lainnya daripada sibuk melamun, lebih baik ” cari pahala ” dengan berdzikir LAA ILAA HA ILLALLAH.tidak perlu dihitung berapa berdzikirlah Sebanyaknya.

HABIB JAKFAR BIN AHMAD ALYDRUS tiap hari wiridnya adalah kalimah LAA ILAA HA ILLALLAH sebanyak 70,000 kali.

SAYYIDINA AL-FAQIH AL- MUQADDAM MUHAMMAD BIN ‘ALI BA’ALAWI setiap hari berdzikir 100,000 kali LAA ILAA HA ILLALLAH, 

HABIB ABDULLAH BIN HUSEIN BIN THOHIR tiap hari membaca 25,000 kali KALIMAH LAA ILAA HA ILLALLAH, 25,000 kali YA ALLAH dan 25,000 kali SHOLAWAT.

PARA ‘ARIF BILLAH berkata :

أكثر من لا اله الا الله حتى تصير كلك لا اله الا الله

Artinya, ” Perbanyaklah Baca Kalimah:
"LAA ILAA HA ILLALLAH “

hingga tiap tarikan nafasmu dan tiap degupan jantungmu menyatu dengan kalimah ini.”

HABIB UMAR BIN HAFIDZ berkisah :

HABIB ABDUL QODIR BIN AHMAD ASSEGAF JEDDAH r.a. adalah termasuk seorang ulama yang suka melazimi DZIKIR LAA ILAA HA ILLALLAH.

Beberapa tahun sebelum wafat beliau ditimpa sakit keras hingga para dokter angkat tangan dan berkata bahwa kematian beliau sudah dekat.

Anehnya, terdapat seorang dokter dari Sudan yang memeriksa detik jantung beliau. Detik jantungnya normal. Dan yang luar biasa, dengan kecanggihan alat modern, dokter tersebut berkata, “Jantung orang ini mengucap KALIMAH

LAA ILAA HA ILLALLAH.

Jasadnya memang lumpuh tak bergerak, alat-alat kedokteran berada di seluruh badannya, tak mampu diajak berkomunikasi, namun hati dan jantungnya tak pernah lalai dari Dzikir nama Allah SWT. Dan beliau senantiasa berada di HADRATILLAHI TA’ALA.

Keluarganya pun memutuskan membawa beliau pulang dan dirawat di rumah mengikuti saran seorang sholeh. Si dokter berkata, “Jika anda lepas semua peralatan ini, maka aku pastikan umurnya berakhir. ” Hmm… umur manusia di tangan Allah, bukan di tangan dokter atau manusia siapapun.

Alat-alat kedokteran pun dilepas dari tubuhnya…seketika itu pula beliau membuka matanya dan bergerak. Ketika sampai di rumah, beliau berjalan, pulih kesehatannya, berkat dzikir yang beliau lazimi, berkat keagungan nama Allah yang telah menguasai seluruh hati dan jiwa raganya.

Mari kita agungkan nama Allah di hati kita. Kita hidupkan hati kita dengan senantiasa berdzikir kepadaNya, menyebut namaNya, mencintaiNya sepenuh hati, hingga diri kita menjiwai KALIMAH 

LAA ILAA HA ILLALLAH.

Semoga Kita mengakhiri hidup kita dengan kalimah LAA ILLAA HA ILLALLAH dan Allah bangkitkan kita di hari kiamat dengan KALIMAH LAA ILAA HA ILLALLAH.
AAMIIN YAA RABBAL ‘ALAMIIIN.🤲

(Dikutip dari ceramah HABIB UMAR BIN HAFIDZ dalam DARS ROUHAH KITAB WASHOYA AN NAFI’AH)

❤❤

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia