Langsung ke konten utama

BERBUAT BAIKLAH, MESKI SEMPIT...

Kisah inspiratif

Bismillahirohmanirohim 🕋

Seorang *wanita kaya raya* berdiri di tepi jalan
akibat mobil kendaranya rusak tak mampu berjalan.
Berulang kali ia memberi tanda dengan tangannya,
namun tak ada yang berkenan hati menyinggahinya.

Waktu terus berjalan...
Dan rintik hujan mulai menetes jatuh.
Dan hatinya semakin cemas,
karena gelap malam mulai berarak.

Hingga tiba-tiba saja...
Sebuah *mobil tua* yang payah berhenti.
Tepat di sisi Sang Nyonya nan kaya itu.
Di belakang kemudi,
tampaklah sesosok *pemuda berkulit gelap*.
Wanita itu menatapnya, dan menatap mobil tuanya.
Wanita itu ragu, sungguh ragu:
apakah ia ikut menumpang,
atau tetap menunggu di tepi jalan yang mulai gelap itu?

Nyonya kaya itu bimbang dan ragu,
pasalnya ia mengira segenap manusia
mengetahui kekayaan dan harta bendanya...

Tapi akhirnya,
ia putuskan sudah.
Ia menaiki mobil tua itu, dan menumpanginya.

Dalam perjalanan itu,
Sang Nyonya kaya menanyakan nama dan pekerjaan anak muda itu.
Anak muda yang tampak payah dalam kemiskinannya.
*“Namaku Abdullah.*
*Dan pekerjaanku adalah sopir taksi,”* jawab anak muda itu.

Wanita itu sedikit lebih tenang sekarang.
Dalam hatinya, ia sedikit mengutuk diri,
agak menyesali *buruk sangkanya* seawal tadi.
Sekarang tampak padanya:
betapa anak muda itu *sepenuh adab*,
hingga bahkan *tak melirik sedikit* pun padanya.

Singkat cerita,
mereka pun tiba di kota.
Dalam hatinya,
Sang Nyonya kaya itupun telah berniat
akan memberikan seberapa besar pun upah
yang diminta pemuda itu.

Sang Nyonya pun meminta sopir taksi itu berhenti.
Taksi itupun berhenti.
*“Berapa upahnya, Anak muda?”*
*“Tidak ada, Nyonya...”*
*“Tidak ada??!*
*Mana mungkin? Engkau telah menolongku,*
*dan mengantarku dengan selamat...”*

Abdullah, anak muda itu tersenyum sahaja.
*“Upahku adalah Nyonya berjanjilah untuk melakukan kebaikan kepada siapa saja yang Nyonya temui...”*

Abdullah, sopir taksi itupun berlalu,
meninggalkan Sang Nyonya dalam kebisuannya.

***

Dan dalam keterkejutan jiwanya,
Sang Nyonya kaya itu melangkahkan kakinya.
Di depan sebuah kafe kecil, langkahnya terhenti.
Ia masuk ke dalam, dan kepada seorang *pelayan wanita*
ia memesan *secangkir kopi hangat...*

Sang pelayan pun sejurus kemudian datang.
Menyajikan secawan kopi panas untuk Sang Nyonya itu.
Sang Nyonya memandang pelayan wanita itu.
Tampak *lelah dan payah* sekali wajahnya.
*Perutnya tampak besar dan buncit.*

*“Anda tampak sangat lelah. Kenapa?”* tanyanya.
Pelayan itu tersenyum susah-payah.
*“Waktu persalinan sudah menjelang, Nyonya...”*

*“Mengapa tidak rehat dan cuti saja?”*
*“Saya harus menabung untuk biaya persalinan bayiku, Nyonya...”*
Sang Nyonya itu mengangguk pelan.

Secawan kopi panas itupun selesai.
Sang Nyonya membayar kopinya.
Sang pelayan membawa uang itu ke kasir untuk mengambilkan kembaliannya,
karena uang besar itu setara dengan 10 cawan kopi.

Tapi kursi Nyonya kaya itu telah kosong
saat Sang Pelayan ingin menyerahkan kembaliannya.
Matanya mengedar ke segenap penjuru,
tapi Nyonya itu benar-benar telah pergi.
Tapi di meja itu, ia menemukan secarik kertas:
*“Kembalian kopiku itu kuhadiahkan untukmu...”*

Betapa gembira hati Pelayan itu!
Ia membalik kertas itu untuk kembali menemukan
sebaris kalimat lain:
*“Dan di bawah meja ini,*
*saya juga menitipkan hadiah untuk calon bayimu...”*

Hampir saja ia berterik histeris,
karena yang di bawah meja itu adalah
sejumlah *uang yang setara dengan gajinya selama 6 bulan!*

Air matanya tak mungkin lagi dibendung.
Ia bergegas pergi. Meminta izin dari kerjanya.
Ia pergi mendahului angin...
Suaminya harus tahu kegembiraan ini.
Suami yang jiwanya galau sepanjang hari
memikirkan kelahiran bayinya...

Ia masuk menerobos pintu rumahnya.
Memanggil-manggil sang suami yang terkejut
dan terheran atas kepulangannya di waktu tak biasa.
*“Apakah sudah waktunya melahirkan?”*
pikir Sang Suami.

Tapi istrinya memeluknya erat.
Suaranya berbaur bahagia dan haru.
*“Bersyukurlah, Abdullah...*
*Akhirnya Allah memberikan jalan keluarNya!”*

Dan Abdullah, supir taksi budiman itu
terdiam tanpa kata mendengar tutur kisah sang istri,
dan melihat *“hadiah kebaikan”* yang dibawanya.

***

Jangan pernah melupakan:
*_Kebaikan itu pasti akan kembali kepadamu, suatu waktu nanti..._*
Berbuat baiklah, dan selalu ingat:
*_“Tidak ada balasan untuk kebaikan kecuali kebaikan belaka.”_*

*_Jadi, apa kebaikanmu hari ini?_*

📝 *_Abu Ashif Mailana_*

_*📲Silahkan dishare karena:*_ _"Orang yang menunjuki kpd suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti pahalanya org yg melakukan kebaikan itu."_
*(HR. Muslim)*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia