Langsung ke konten utama

MEMAKAI SANDAL BISA BERPAHALA


🍃Sahabat, memakai sandal atau sepatu merupakan satu perbuatan yang hampir-hampir tidak pernah kita luput darinya barang satu hari pun. Setiap kita memiliki keperluan untuk keluar rumah pasti kita bersentuhan dengan yang namanya sandal atau sepatu. Artinya aktivitas memakai sandal ini kita lakukan dengan frekuensi yang sangat sering.

💞🌾💞🌾💞
🌾Tahukah sahabat dengan frekuensi yang sangat sering tersebut kita *memiliki potensi yang sangat besar untuk memperoleh pahala sesering mungkin.*
*Bagaimana caranya?*

🌸🍂🌸🍂🌸
*🍂Caranya adalah dengan mengikuti sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam memakai sandal. Ya, dengan meniatkan untuk mengikuti dan mencontoh sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam maka aktivitas yang biasa dan "sepele" tersebut dapat membuahkan pahala* di sisi Allah ta'ala. Lalu bagaimana sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam memakai sandal?

🌷🌿🌷🌿🌷
🌿Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu, Rosululloh shallallahu 'alaihi wasallam  bersabda,
⚡إِذَا انْتَعَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِالْيَمِيْن وَإِذَا نَزَعَ فَلْيَبْدَأْ بِالشِّمَالِ لِتَكُنِ الْيُمْنَى أَوَّلَهُمَا تُنْعَلُ وَآخِرَهُمَا تُنْزَعُ
⚡"Jika kalian memakai sandal, maka hendaklah dimulai yang kanan dan bila dicopot maka hendaklah mulai yang kiri. Sehingga kaki kanan merupakan kaki yang pertama kali diberi sandal dan kaki terakhir yang sandal dilepas darinya."
_(HR. Bukhari dan Muslim)_

🔴☘🔴☘🔴
☘Dari Ibunda Aisyah radliallahu 'anha, beliau berkata,
🌱كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ، فِي تَنَعُّلِهِ، وَتَرَجُّلِهِ، وَطُهُورِهِ، وَفِي شَأْنِهِ كُلِّهِ
🌱"Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم  suka mendahulukan yang kanan, ketika memakai sandal, menyisir rambut, bersuci, dan yang lainnya."
_(HR. Bukhari, Ahmad dan yang lainnya)_

🌷🍁🌷🍁
🍁Demikianlah, sunnah tauladan kita shallallahu 'alaihi wasallam dalam memakai sandal yaitu memasukkan kaki kanan terlebih dahulu baru kaki kiri, dan ketika melepas kaki kiri dulu baru kaki kanan. *Sekali lagi jangan lupa ketika melakukan hal tersebut niatkan dalam rangka mengikuti (ittiba) terhadap Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.*

*وَاللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابُ*

🔴💞🌷🌸〰〰
💞 jika anda menyukai tulisan ini, raih pahala dengan menyebarkannya.
  *إن شآء الله 〰*

🔴💞🌷🌸〰〰
〰〰🌸🌷💞🔴

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia