Langsung ke konten utama

kalimah fi’il

PENTING UNTUK DIKETAHUI…!

Tidak musti semua kalimah fi’il mujarrad bisa diberlakukan untuk fi’il mazidnya, contoh: لَيسَ، “bukan” خَلا “selain” dan semisalnya dari semua fi’il Jamid. Begitupun sebaliknya tidak musti tiap kalimah fi’il bentuk mazid bisa berlaku untuk bentuk mujarradnya, contoh: اجْلَوَّذَ, “tergesa-gesa” اعْرَنْدَى “mengeras” dan semisalnya dari fi’il-fi’il yang berwazan افْعَوَّلَ atau افْعَنْلَى . Begitupun juga tidak musti bentuk fi’il mazid yang satu, bisa dipakai bentuk fi’il Mazid yang lain, akan tetapi semua pemakaian bentuk kalimah terlaksana secara sima’i atau bawaan bangsa Arab. Kecuali sebagai pelainan, yaitu untuk Fi’il-fi’il Tsulatsi Lazim yang akan kita Muta’addikan dengan cara memasang Hamzah pada awal kalimah, misalnya: خَرَجَ “keluar” dimuta’addikan menjadi أَخْرَجَ “mengeluarkan”.Bilamana pada fi’il madhi itu berpola wazan فَعَل (‘ain fi’ilnya berharkah fathah), maka dapat dipastikan bahwa bentuk fi’il mudhari’nya berwazan antara يَفْعَلُ atau يَفْعُلُ atau يَفْعِلُ. (‘ain fi’ilnya berharkah fathah/dhammah/kasrah). Dan bilamana fi’il madhi itu berwazan فَعِل (‘ain fi’ilnya berharkah kasrah), maka dapat dipastikan bahwa bentuk fi’il mudhari’nya berwazan يَفْعَلُ atau jarang berwazan يَفْعِلُ (‘ain fi’ilnya berharkah fathah/kasrah) saja. Dan bilamana fi’il madhi itu berwazan فَعُل (‘ain fi’ilnya berharkah dhammah), maka dapat dipastikan bahwa bentuk fi’il mudhari’nya berwazan يَفْعُلُ (‘ain fi’ilnya berharkah dhammah) saja.Wazan-wazan fi’il bangsa tiga huruf yang paling banyak ditemukan dalam penggunaanya menurut urutannya adalah sebagai berikut: pertama yang paling banyak ditemukan adalah kalimah fi’il berpola wazan فَعَلَ – يَفْعُلُ , berikutnya wazan فَعَلَ – يَفْعِلُ , kemudian wazan فَعَلَ – يَفْعَلُ , kemudian wazan فَعِلَ – يَفْعَلُ , kemudian wazan فَعُلَ – يَفْعُلُ , hingga yang paling jarang yaitu berpola wazan فَعِلَ – يَفْعِلُ.Untuk mengamati wazan kalimah bagsa tiga huruf, perlu diperhatikan adalah bentuk wazan fi’il madhi-nya berikut fi’il mudhari’nya secara bersamaan, dikarenakan berbeda-bedanya bentuk fi’il mudhari’ untuk satu pola wazan fi’il madhi. Dan ada juga yang cukup memperhatikan bentuk Fi’il Madhinya saja, yaitu untuk tiap-tiap kalimah yang berwazan fi’il madhi dengan satu bentuk fi’il mudhari tanpa berbeda-beda, seperti wazan فَعُلَ dengan satu bentuk fi’il mudhari’ يَفْعُلُ.Ketentuan kalimah fi’il tsulatsi dalam mengikuti suatu wazan tertentu dari 6 wazan tsulatsi mujarrad di atas, bergantung pada ketentuan secara sima’i dari orang arab. Maka tidak bisa dikokohkan melalui pengetahuan secara kaidah-kaidah. Kecuali ada sedikit kemungkinan yang paling mendekati dengan melihat kaidah-kaidah berikut ini:Untuk Fi’il Madhi yang ‘ain fi’ilnya berharkah fathah, apabila huruf awalnya (fa’ fi’ilnya) terdiri dari huruf hamzah atau wau, maka lazimnya banyak berpola wazan فَعَلَ – يَفْعِلُ contoh: أسَر – يأسِر | أتَى – يأتِي | وعَد – يعِد dan tidak lazim seperti contoh: أخَد – يأخُذُ | أكَل – يأكُل | أمَر – يأمُر .Apabila fi’il madhinya termasuk kalimah bina’ Mudha’af yang Muta’addi, maka yang banyak berpola wazan فَعَلَ – يَفْعُلُ seperti contoh: مدَّ – يمُدُّ | صَدَّ – يصُدُّ dan apabila terdiri dari Bina’ Mudha’af Lazim maka yang banyak berpola wazan فَعَلَ – يَفْعِلُ seperti contoh:خّفَّ – يخِفّ | شدَّ – يشِدّ .

Apabila fi’il madhinya termasuk kalimah bina’ Ajwaf ya’iy atau bina’ Naqish ya’iy, maka yg banyak ikut wazan فَعَلَ – يَفْعِلُ seperti: باع – يبيع | رمَى – يرمِي dan bilamana termasuk bina’ ajwaf wawi atau Naqish wawi, maka yg banyak ikut wazan فَعَلَ – يَفْعُلُ seperti: قَام – يقُوم | دعَا – يدعُو . dll.

Semua Fi-il-fi’il yang berpola wazan فَعُلَ – يَفْعُلُ semuanya adalah fi’il lazim. kata kerja seperti wazan ini adalah menunjukkan tabi’at/sifat/watak. seperti contoh:  ظرُف – فضُل – حسُن – قبُح “cerdas” – “utama” – “bagus” – “jelek”. dll.Semua Fi-il-fi’il yang berpola wazan فَعِلَ – يَفْعَلُ  apabila ia Lazim, maka sering menunjukkan tentang kebahagiaan atau kesusahan. contoh: طَرِبَ “bingung” فَرِحَ “gembira” حَزِنَ “sedih”. atau sering menunjukkan tentang Berisi atau Kosong seperti شبِعَ “kenyang” عطِش “haus”. atau banyak menunjukkan tentang cacat atau sempurna. contoh عَمِشَ “trahum/mata kabur/min” غيِدَ “bengkok/miring” dll.semua fi’il yang berwazan فَعَلَ – يَفْعَلُ dapat dipastikan ‘Ain fi’il atau lam fi’il-nya terdiri dari huruf Halaq (ح – خ – ع – غ – هـ – أ). contoh: فتَح – نشَأ dll.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia