Langsung ke konten utama

BERBUAT BAIK KEPADA TETANGGA*

*📋BERBUAT BAIK KEPADA TETANGGA*

📜Di antara wasiat Jibril kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah perintah berbuat baik kepada tetangga. Beliau mengatakan:

مَا زَالَ جِبْرِيْلُ يُوصِيْنِيْ بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ.

_Jibril senantiasa memberikan wasiat kepadaku (untuk berbuat baik) kepada tetangga hingga aku mengira tetangga dapat mewarisi kepada tetangga lainnya._ (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Berbuat baik kepada tetangga juga merupakan wasiat Nabi shallallahu alaihi wa sallam kepada kita. Beliau mengatakan:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ.

_Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia memuliakan tetangganya._ (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperhatikan wasiat tersebut di atas. Yaitu, hendaknya kita berbuat baik kepada tetangga dan tidak mengalamatkan keburukan kepadanya.

📃Berbuat baik kepada tetangga begitu banyak caranya, di antaranya:

◆ 1. Bertamu ke rumahnya
◆ 2. Mengucapkan salam bila bertemu dengannya
◆ 3. Tersenyum di hadapannya
◆ 4. Bersikap ramah dan berlemah lembut dengannya
◆ 5. Memberinya hadiah
◆ 6. Berbagi masakan atau makanan
◆ 7. Tidak mengeraskan radio/tv/tape meski berisi kajian Islam atau murotal
◆ 8. Tidak membuang sampah di depan rumahnya
◆ 9. Tidak menggunjingnya (ghibah)
◆ 10. Menghormati dan menghargainya
◆ 11. Tidak berkhianat kepadanya
◆ 12. Menjaga rahasia tetangga
◆ 13. Memberikan nasihat dan masukan dengan baik
◆ 14. Mencegahya dari perbuatan mungkar dan kemaksiatan dengan cara yang baik
◆ 15. Membantunya dengan tenaga, harta dan pikiran
◆ 16. Jika ingin menjual rumah, pertama kali tawarkan rumah kita kepadanya
◆ 17. Membuka pintu rumah baginya
◆ 18. Tidak menzalimi tetangga dengan perkataan maupun perbuatan
◆ 19. Bersabar bila diuji dengan tetangga yang tidak baik
◆ 20. Ikut berbahagia bila mereka berbahagia dan ikut merasakan kesedihan sebagaimana yang mereka rasakan

Semoga kita semua dimudahkan untuk senantiasa berbuat baik kepada tetangga. Aamiin.

----------------------------------

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia