Langsung ke konten utama

Hikmah

Assalamu'alaikum Warohmatulloh Wabarokatuh

Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Alloh Swt. Semoga Alloh Yang Maha Kuasa atas langit, bumi dan segala isinya senantiasa memberikan hidayah kepada kita sehingga kita bisa meraih husnul khotimah. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad Saw.

Saudaraku, dalam dunia kesehatan ada istilah detoksifikasi, yaitu mengeluarkan racun-racun dari dalam tubuh. Racun-racun di dalam tubuh bisa menimbulkan berbagai macam gangguan kesehatan. Jika racun-racun ada di dalam tubuh apalagi bertambah, maka tubuh akan lemas, letih, lesu, mudah marah, tidak produktif dan berbagai dempak buruk lainnya.

Racun tubuh bisa terbuang melalui keringat, kotoran, dan sebagainya. Semakin racun bisa terbuang dari tubuh, maka kita akan semakin sehat dan semakin produktif dalam hidup.

Itu baru urusan fisik. Bagaimana yang terjangkit racun itu adalah hati atau qolbu kita. Kita harus benar-benar terampil mendeteksi keracunan yang satu ini. Karena jikalau hati teracuni, maka timbul berbagai macam penyakit di dalamnya yang akan sangat merugikan. Timbullah sombong, riya, ujub, iri, dengki, dan lain sebagainya yang bisa mencelakai diri kita sendiri dan orang lain.

Maka dari itu, penting bagi kita untuk disiplin memeriksa hati kita sendiri dan membersihkannya dari racun-racun yang bisa menimbulkan berbagai penyakit hati. Bersihkanlah hati dengan istighfar, memohon ampunan Alloh Swt. Bersihkan dengan taubat yang sungguh-sungguh sekecil apapun dosa yang kita lakukan. Serta mendekat terus kepada Alloh dengan menjaga amal ibadah kita.

Rosululloh Saw. bersabda, “Ketahuilah di dalam diri manusia ada segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik maka baiklah diri manusia itu, akan tetapi bila segumpal daging itu rusak maka rusak pula diri manusia. Ketahuilah bahwa sesungguhnya segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Bukhori dan Muslim).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia