Langsung ke konten utama

Masalah terbesar

Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Alloh Swt. Semoga Alloh Yang Maha Menolong, menggolongkan kita sebagai orang-orang yang berhati bening. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad Saw.

Setiap orang pasti punya masalah. Ada yang punya masalah utang-piutang, ada yang berselisih dengan pasangannya, ada yang bermasalah dalam urusan kuliahnya, dan berbagai bentuk masalah lainnya. Akan tetapi, semua masalah itu sebenarnya bukan masalah besar. Karena masalah terbesar kita adalah jika kita tidak mendapatkan pertolongan Alloh manakala menghadapi masalah-masalah tersebut.

Karena masalah sekecil  apapun kalau Alloh Swt. tidak menolong kita, maka pasti akan berlarut-larut dan terasa menyiksa. Sedangkan masalah sebesar apapun yang kita rasakan, jika Alloh menolong kita maka pasti terasa ringan dan beres.

Saudaraku, sebetulnya diri kita ini tidak dirancang untuk menyelesaikan persoalan sendirian. Semua potensi yang kita miliki seperti akal pikiran, perasaan, fisik dan semuanya adalah sarana bagi kita untuk mendekat kepada Alloh manakala menghadapi suatu persoalan.

Alloh Swt. berfirman, “..Barangsiapa bertakwa kepada Alloh niscaya Dia akan Mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Alloh niscaya Alloh akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Alloh melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Alloh telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath Tholaq [65] : 2-3)

Jadi, tidak usah takut pada persoalan. Karena sepelik apapun masalah kita, sesungguhnya semua ada dalam genggaman Alloh Swt. Setiap kejadian di alam semesta ini terjadi karena izin Alloh dan mutlak ada dalam genggaman Alloh. Hanya Alloh pula yang Maha Memiliki jalan keluarnya. Maka, akan menjadi masalah yang sangat besar jikalau kita jauh dari Alloh dan mencari penolong selain Dia.

Ikhtiar terbaik dari berbagai persoalan yang kita hadapi adalah mendekat kepada Alloh dengan memperbaiki hubungan kita dengan-Nya. Kemudian menyempurnakan ikhtiar kita dalam menghadapi persoalan itu. Sungguh tiada yang mustahil bagi Alloh, semoga kita termasuk orang-orang yang dekat dengan Alloh dan mendapat pertolongan-Nya. Aamiin yaa Robbal’aalamiin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia