Langsung ke konten utama

Sepi pelanggan

Ketika Pemilik Ruko Gelisah karena Sepi Pelanggan, Tukang Rujak Tersenyum

HUJAN terus mengguyur bumi. Ketika itu pukul 9 pagi, seorang tukang rujak berteduh di salah satu ruko. Buah-buahan yang ia jual masih tertata rapi di gerobaknya. Kemudian, ia membuka buku kecil, rupanya Al-Quran.

Hingga pukul 10, hujan masih saja belum berhenti. Sang pemilik ruko mulai gelisah. Tak ada satu pun pelanggan yang berbelanja di rukonya. Kemudian, ia keluar untuk membeli air minum.

Setelah pemilik ruko kembali, ia menemui tukang rujak itu. Mereka mulai berbincang-bincang. “Kalau musim hujan jualannya repot juga ya, Pa! Mana masih banyak banget,” sapa pemilik ruko.

Tukang rujak itu tersenyum dan berkata, “Iya bu. Mudah-mudahan ada rezekinya.”

“Kalau tidak habis bagaimana, Pak?” pemilik ruko kembali bertanya.

“Kalau tidak habis ya risiko, Bu. Kayak semangka, melon yang udah kebuka ya kasih ke tetangga. Mereka juga senang, daripada harus dibuang. Kayak bengkuang, jambu, mangga yang masih bagus bisa disimpan. Mudah-mudahan aja dapet nilai sedekah,” katanya tukang rujak itu sambil kembali melempar senyuman.

“Kalau hujan terus sampai sore gimana, Pak?” Pemilik ruko kembali melempar pertanyaan.

“Alhamdulillah Bu. Berarti rezeki saya hari ini diizinkan banyak berdoa. Kan kalau hujan waktu mustajab untuk berdoa bu,” Jawab tukang rujak sambil kembali melebarkan bibirnya. “Dikasih kesempatan berdoa juga rezeki, Bu.”

“Kalau tidak dapat uang gimana, Pak?” Tanya pemilik ruko, semakin penasaran.

“Berarti rezeki saya bersabar, Bu. Allah yang mengatur rezeki. Saya bergantung sama Allah. Apa saja bentuk rezeki yang Allah kasih, ya saya syukuri saja. Tapi alhamdulillah, saya jualan rujak belum pernah kelaparan,” jawab tukang rujak dengan penuh keyakinan. “Pernah tidak dapat uang sama sekali, tau-tau tetangga ngirimin makanan. Kita hidup cari apa bu? Yang penting bisa makan biar ada tenaga buat ibadah dan usaha.“

Hujan mulai reda. Tukang rujak pun berpamitan pada pemilik ruko untuk kembali berjualan.

Seketika itu, pemilik ruko terpana. Betapa malu dirinya yang dipenuhi rasa gelisah ketika hujan datang. Begitu khawatir dirinya jika rezeki materi tak didapat, sampai mengabaikan nikmat yang ada di depan mata.

Pemilik ruko kini mulai menyadari, bahwa rezeki hidayah, dapat beribadah, dapat bersyukur dan bersabar adalah jauh lebih berharga daripada uang, harta dan jabatan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia