Langsung ke konten utama

Pantang merugikan orang lain

Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Alloh Swt. Yang Maka Pengampun. Semoga kita tergolong orang-orang yang mendapatkan ampunan-Nya. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad Saw.

Alloh Swt. berfirman, “Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (QS. Al Ahzab [33] : 58)

Hidup kita setiap hari hampir tidak bisa lepas dari pertemuan dengan orang lain, baik yang kita kenal ataupun yang tidak kita kenal. Kita bertemu dengan orang lain di jalanan, di tempat belanja, di sekolah, dan di berbagai tempat lainnya. Di tempat-tempat seperti inilah rawan terjadinya persinggungan antara kita dengan orang lain. Seperti di jalan misalnya, satu kendaraan dengan kendaraan lain tiba-tiba saling bersenggolan, atau satu kendaraan memaksakan diri menyalip kendaraan yang lainnya.

Boleh jadi keadaan seperti ini sudah dianggap sebagai hal yang biasa. Akan tetapi, sebagai seorang muslim, hendaknya kita berupaya sekuat tenaga menjauhkan diri kita dari perbuatan yang bisa merugikan, menyakiti, mencelakai orang lain. Karena Rosululloh Saw. bersabda,“Seorang muslim adalah seseorang yang orang muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan perbuatannya.” (HR. Bukhori)

Menjaga orang lain supaya tidak tersakiti oleh ucapan dan perbuatan kita adalah perbuatan yang disukai oleh Alloh dan ini adalah ciri dari orang yang beriman kepada-Nya. Ketika kita menjaga ucapan dan perbuatan kita dari kezholiman terhadap orang lain, hakikatnya adalah kita menjamin keselamatan bagi diri kita sendiri karena setiap perbuatan akan pasti akan kembali kepada pelakunya. Keburukan akan kembali kepada pelakunya dan kebaikan pun demikian.

Mari kita senantiasa berupaya menjaga diri kita dari sikap yang merugikan orang lain. Jangan sampai kita merugikan atau menyakiti orang lain hanya demi keuntungan sesaat yang semu, apalagi akibatnya akan kembali pada kita sendiri. Menjaga keselamatan orang lain adalah ciri dari orang yang beriman, semoga kita termasuk di dalamnya. Aamiin yaa Robbal’aalamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia