Langsung ke konten utama

Postingan

FAEDAH BERAKRAB DENGAN AL-QUR'AN

Imam Ibrohiim Al-Maqdisi pernah berwasiat, (أكثر من قراءة القرآن ولا تتركه ، فإنه يتيسر لك الذي تطلبه على قدر ما تقرأ) Perbanyaklah membaca al-Qur’an dan jangan pernah engkau meninggalkan-nya, karena sesungguhnya segala permintaan dan harapanmu akan menjadi mudah bergantung ukuran bacaan al-Qur’an-mu. . وقال ابن الصلاح رحمه الله Sementara itu, Ibnus Sholah berkata, ورد أن الملائكة لم يعطوا فضيلة قراءة القرآن Diriwayatkan, bahwasan-nya mereka para Malaikat tidak diberikan keutamaan pahala pembacaan al-Qur’an. ولذلك هم حريصون على استماعه من الإنس  Oleh karena itu mereka para Malaikat mencari pahala dengan mendengarkan manusia yang tengah membaca al-Qur’an. .  وقال شيخ الإسلام رحمه الله Berkata Syaikhul Islam ra, (ما رأيت شيئا يغذّي العقل والروح ويحفظ الجسم ويضمن السعادة أكثر من إدامة النظر في كتاب الله تعالى) Tidaklah aku melihat sesuatu yang dapat memberikan asupan ke akal dan ruh, yang dapat menjaga badan, yang dapat menyebabkan keberuntungan yang lebih banyak dari pada mel

Berprasangka baik kepada Alloh

Sesungguhnya musibah yang menimpa manusia, baik terjadi pada kesehatan, keluarga, anak, harta, perniagaan, dan selainnya, apabila dihadapi dengan sikap bersabar dan berharap pahala Allah, maka hal itu justru akan mengangkat kedudukannya di sisi Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman, وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ,  الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ .  أُولَـئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” . Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka da

KEUTAMAAN DZIKIR PAGI DAN PETANG

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: أذكار الصباح والمساء بمثابة الدرع كلما زادت سماكته لم يتأثر صاحبه، بل تصل قوة الدرع أن يعود السهم فيصيب من أطلقه "Dzikir pagi dan petang seperti baju besi, semakin bertambah ketebalannya maka pemiliknya semakin tidak terkena (bahaya). Bahkan kekuatan baju besi itu bisa sampai memantulkan kembali anak panah sehingga berbalik mengenai pemanahnya sendiri." Ibnu ash-Shalah rahimahullah berkata : من حافظ على أذكار الصباح والمساء، وأذكار بعد الصلوات، وأذكار النوم، عُدّ من الذاكرين الله كثيراً "Barangsiapa menjaga pengamalan dzikir pagi dan petang, dzikir bada shalat, dan dzikir tidur, maka dia dihitung termasuk orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah." Ibnu Katsir rahimahullah berkata : البسوا معطف الأذكار ليقيكم شرور الإنس والجان ودثروا أرواحكم بالاستغفار لتمحي لكم ذنوب الليل والنهار ,وإن أصابكم ماتكرهونه فسترضون وتتيقنون بأنه خير قدره لكم ربكم لأنكم قد تحصنتم بالله "Kenakanlah pakaian dzikir agar menjaga kalian

SHOLAT DHUHA PEMBUKA PINTU REZEKI

Al-‘Azhim Abadi- menyebutkan, “Hadits ini bisa mengandung pengertian bahwa shalat Dhuha akan menyelematkan pelakunya dari berbagai hal yang membahayakan. Bisa juga dimaksudkan bahwa shalat Dhuha dapat menjaga dirinya dari terjerumus dalam dosa atau ia pun akan dimaafkan jika terjerumus di dalamnya. Atau maknanya bisa lebih luas dari itu.” (‘Aun Al-Ma’bud, 4: 118) At-Thibiy berkata, “Yaitu engkau akan diberi kecukupan dalam kesibukan dan urusanmu, serta akan dihilangkan dari hal-hal yang tidak disukai setelah engkau shalat hingga akhir siang. Yang dimaksud, selesaikanlah urusanmu dengan beribadah pada Allah di awal siang (di waktu Dhuha), maka Allah akan mudahkan urusanmu di akhir siang.” (Tuhfah Al-Ahwadzi, 2: 478). Kalau kita lihat maksud hadits dari penjelasan para ulama bahwa Allah akan mencukupinya, tidak ditunjukkan bahwa shalat dhuha jadi pembuka pintu rezeki. Namun tetap setiap amalan shalih memang jadi pembuka pintu rezeki karena amalan shalih adalah bentuk takwa. S

AGAR TERHINDAR DARI PENYAKIT VIRUS CORONA

Rasulullah SAW Bersabda Kepada Sayyidina Ali RA , Wahai Ali Bacalah Ini 3x Di Pagi Hari Dan Petang. Bismillahirrahmanirrahiem walaa haula walaa quwwata illa billaahil a'lieyil a'djiem, 3x Jika Ini Dibaca, Maka Ini Akan Menghindarkanmu Dari 99 Penyakit, Sekurangnya Adalah Terhindar Dari Duka Cita.  Didalam Riwayat Yang Lain Dibaca 10x Di Pagi Hari Dan Petang. Jika Ini Kita Amalkan, Niscaya Akan Menghindarkan Kita Dari 99 Macam Penyakit, Yang Paling Ringan Terhindar Dari Duka Cita (Dibaca Dengan Memahami Makna Dan Artinya). Insya Allah Kita Terhindar Dari Berbagai Macam Penyakit, Seperti Yang Saat Ini Terjadi VIRUS CORONA. Insya Allah Kita Terhindar Dari Demikan Itu, Jika Seandainya Pun Penyakit Itu Menimpa Kita, Keluarga Kita, Dan Kita Ridha Dan Sabar Dengan Apa Yang Sudah Ditentukan Allah SWT Untuk Kita, Dan Seandainya Kita Mati Maka Niscaya Kita Akan Mati Syahid. Wallahu subhanahu wata'ala a'lam... _ Barakallah Fii Umrik K. H. Muhammad Bakhiet, AM

MASJID

Dari Anas bin Malik رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda: إِنَّ اللهَ تَعَالَى إِذَا أَنْزَلَ عَاهَةً مِنَ السَّمَاءِ عَلَى أَهْلِ الأرْضِ صُرِفَتْ عَنْ عُمَّارِ الْمَسَاجِدِ.  Sesungguhnya apabila Allah ta'ala menurunkan penyakit dari langit kepada penduduk bumi maka Allah menjauhkan penyakit itu dari orang-orang yang meramaikan masjid.  Hadits riwayat Ibnu Asakir (juz 17 hlm 11) dan Ibnu Adi (juz 3 hlm 232). Dari Anas bin Malik رضي الله عنه, Rasulullah ﷺ bersabda: إِذا أرَادَ الله بِقَوْمٍ عاهةً نَظَرَ إِلَى أهْلِ المَساجِدِ فَصَرَفَ عَنْهُمْ  Apabila Allah menghendaki penyakit pada suatu kaum, maka Allah melihat ahli masjid, lalu menjauhkan penyakit itu dari mereka. Riwayat Ibnu Adi (juz 3 hlm 233); al-Dailami (al-Ghumari, al-Mudawi juz 1 hlm 292 [220]); Abu Nu'aim dalam Akhbar Ashbihan (juz 1 hlm 159); dan al-Daraquthni dalam al-Afrad (Tafsir Ibn Katsir juz 2 hlm 341). Sahabat Anas bin Malik رضي الله عنه berkata: "Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: يَقُولُ اللهُ عَزَّ

Kisah Mengharukan Anak yang Mengeraskan Suaranya di Masjid

Ada seorang anak kecil yang umurnya belum mencapai 10 thn. Dia selalu menjalankan shalat berjamaah di masjid, dan selalunya berusaha menempati shaf paling depan. Anak itu biasa mengeraskan suara saat shalat, terutama tatkala saya selesai membaca al-fatihah, si anak membaca “aamiin” dengan suara sangat keras. Suatu kali, saya ingin menasihati anak ini agar merubah kebiasaannya. Akan tetapi setiap kali saya selesai shalat dan berdzikir anak itu telah pergi, saya tidak sempat berbicara dengannya. Hingga suatu kali, setelah selesai shalat saya langsung memegang tangan anak itu sebelum ia pergi. Lalu saya bertanya, “Nak, mengapa kamu sering berteriak keras sewaktu shalat?” Anak itu menjawab : Rumah saya dekat dengan masjid, tapi ayah tidak pernah ke masjid sama sekali. Saya mengeraskan suara agar ayah mendengar suaraku melalui loudspeaker masjid. Dengan begitu ayah tahu bahwa saya shalat di masjid. Saya berharap ayah segera menyusul ke masjid setelah mendengar suara saya. Imam tsb melanjutk