Ketahuilah bahwa akal adalah laksana penjual yang berdagang di jalan menuju akhirat, di mana yang menjadi pasangannya adalah jiwa.
Akal tidak dapat mencapai keinginan yang dimaksud — yaitu keuntungan akhirat, sebagaimana pedagang yang tidak mendapatkan laba — jika pasangannya, yaitu jiwa, tidak menjalankan amanahnya ketika dibiarkan begitu saja berada di belakangnya.
Oleh karenanya, pertama akal harus mengikat atau memberi penawaran pada jiwa, lalu mengawasi, mengoreksi, menghukumnya jika salah, berjuang keras untuk keluar dari belenggu kesalahan dan yang terakhir menegurnya ketika bersalah.
Setelah itu, barulah akal membebankan pekerjaan kepada jiwa, memberikan syarat kepadanya, lalu menunjukkan jalan menuju kebahagiaan dan memerintahkannya untuk menjalankan sesuatu sesuai dengan yang diperintahkan.
*ﻭَٱللّٰهُ أَﻋْﻠَﻢُ بِٱﻟﺼَّﻮَٱﺏِ*
.
[ _Ihya' 'Ulumuddin_ lil Al-Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali ]
Komentar
Posting Komentar