Langsung ke konten utama

*Hakikat Duka Cita

Ibnu Khafif mengatakan bahwa duka cita dapat memperkecil keinginan hawa nafsu dari bergolaknya suka cita. Maka, bisa jadi rasa berduka merupakan kesempatan yang diberikan Tuhan untuk menyadarkan kesadaran batin kita. Alangkah hebatnya jika kita mampu menggunakannya sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Allah.

  Seperti yang diucapkan oleh Abu Usman, segala bentuk duka cita adalah keistimewaan dan keutamaan bagi orang yang Mukmin, selagi bukan untuk kemaksiatan. Apabila ia tidak memberikan keistimewaan, maka ia pasti memberikan kebersihan.

  Menurut Fudlail bin 'Iyadl, ulama salaf selalu berkata, "Segala sesuatu adalah zakat, sedangkan zakat adalah duka cintanya akal."

  Suatu saat Abu Usman Al-Hiri ditanya tentang duka cita, dia mengatakan, "Orang yang berduka tidak akan lepas dari permohonan. Maka, carilah kedukaanmu, lalu bermohonlah kepada Allah!"

  Mari jadikan kesedihan dan duka cita kita sebagai jalan untuk penyucian batin dan media untuk memohon kepada Allah, saat getar kesedihan itu muncul di hati alihkan kepada Allah, kembalikan kepada-Nya, jadikan ia sebagai medan untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

Kitab Risalah Qusyairiyah  Imam Al-Qusyairi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia