Langsung ke konten utama

Postingan

Membela Sahabat Nabi

Membela Sahabat Nabi, Abu Musa al-Asy’ari Di antara cobaan bagi umat Islam akhir zaman adalah dikaburkannya sosok-sosok teladan mereka. Figur yang mestinya mereka teladani dirusak image-nya. Wibawa mereka dinista. Sehingga umat Islam bingung, siapa yang harus mereka teladani. Umat Islam tidak lagi percaya kepada tokoh-tokoh agama yang selayaknya mereka kagumi. Di antara orang-orang yang dirusak figurnya adalah sahabat Rasulullah ﷺ yang bernama Abu Musa al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu. Ia adalah salah seorang tokoh dan ulama di kalangan para sahabat. Ketika terjadi perselisihan antara Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah radhiallahu ‘anhuma, Ali mengangkat Abu Musa sebagai juru rundingnya, karena ia seorang yang netral. Tidak memihak Ali dan tidak pula Muawiyah. Sedangkan Muawiyah mengangkat Amr bin al-Ash. Hasil perundingan seolah-olah pihak Muawiyah yang diuntungkan. Kemudian orang-orang yang di hati terdapat penyakit menuduh Amr sebagai seorang yang licik. Dan Abu Musa sebagai seorang yang

Orang yang mencintai Nabi

Merekalah Orang-Orang Yang Mencintai Nabi Cinta Nabi. Kalimat sederhana yang begitu dalam maknanya. Dua kata yang bisa membuat orang menebusnya dengan dunia dan seisinya. Karena memang demikianlah hakikinya. Nabi Muhammad ﷺ wajib lebih dicintai dari orang tua, istri, anak, dan siapapun juga. Namun, kecintaan kepada Nabi Muhammad ﷺ bukanlah sesuatu yang bebas ekspresi. Tetap ada aturan yang indah dan elegan. Tidak boleh berlebihan dan juga menyepelekan. Tidak boleh mengada-ada. Karena beliau begitu mulia untuk dipuja dengan sesuatu yang bukan dari ajarannya. Allah ﷻ berfirman, وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا “Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang sale

Persaudaraan

Khutbah Pertama: إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ وَأَمِيْنُهُ عَلَى وَحْيِهِ ومُبلِّغُ النَّاسِ شَرْعَهُ، مَا تَرَكَ خَيْرًا إِلَّا دَلَّ الْأُمَّةَ عَلَيْهِ وَلَا شَرًّا إِلَّا حَذَّرَهَا مِنْهُ فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ مَعَاشِرَ المُؤْمِنِيْنَ عِبَادَ اللهِ: Ibadallah, Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa. Kaum muslimin yang dirahmati Allah Ta’ala, Ahlus Sunnah mengajak kepada persatuan kaum Muslimin dan melarang mereka berpecah belah, sebagaimana firman Allah : وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا “Dan berpeganglah kamu semuanya ke

Oh dunia

... DUNIA Orang-orang yang berlomba mengejar kesenangan dunia ini ibarat orang-orang yang berada dalam sebuah permainan yang melalaikan, tidak lama lagi permainan itu akan berakhir dan menyisakan kelelahan yang tidak berarti. وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ Kehidupan dunia ini hanyalah main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya ? [al-An’âm/6: 32] Imam al-Alûsi rahimahullah mengatakan, “Maksudnya adalah semua perbuatan yang dikhususkan hanya untuk kehidupan dunia ini seperti main-main dan senda gurau, yaitu tidak bermanfaat dan tidak tetap (kekal). Dengan penjelasan ini, sebagaimana dikatakan oleh banyak ulama’, amal-amal shalih yang dilakukan di dunia ini tidak termasuk (main-main dan sendau gurau), seperti ibadah dan perbuatan yang dilakukan untuk kebutuhan pokok dalam kehidupan.” [Tafsir R

Sebelum pintu itu tertutup

SEBELUM "PINTU ITU" TERTUTUP .. Saudaraku.. Demi Allah aku mencintai kalian karena Allah sebagai saudara muslim.. Saudaraku.. Dari hati terdalam aku sangat berharap untuk diriku dan untuk kalian semua kebaikan sebanyak mungkin dari amalan-amalan sholih dan amal jariyah untuk bekal jaminan kita kelak disana.. Saudaraku.. Mari kita bersegera perbanyak amalan sholih dan perbanyak taubat nasuha atas dosa-dosa yang selama ini kita lakukan bahkan kita sepelekan, mari kita lakukan semua itu sebelum "pintu itu" (pintu diterimanya amalan dan taubat) ditutup olehNya.. Allah Subhanu Wa Ta’ala berfirman: يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا “..Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Rabb-mu tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau (belum) berusaha berbuat kebaikan dengan imannya itu..” (Qs. Al-An’aam 158) Rasulullah Shallallahu alaihi w

Sebelum pintu itu tertutup

SEBELUM "PINTU ITU" TERTUTUP .. Saudaraku.. Demi Allah aku mencintai kalian karena Allah sebagai saudara muslim.. Saudaraku.. Dari hati terdalam aku sangat berharap untuk diriku dan untuk kalian semua kebaikan sebanyak mungkin dari amalan-amalan sholih dan amal jariyah untuk bekal jaminan kita kelak disana.. Saudaraku.. Mari kita bersegera perbanyak amalan sholih dan perbanyak taubat nasuha atas dosa-dosa yang selama ini kita lakukan bahkan kita sepelekan, mari kita lakukan semua itu sebelum "pintu itu" (pintu diterimanya amalan dan taubat) ditutup olehNya.. Allah Subhanu Wa Ta’ala berfirman: يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا “..Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Rabb-mu tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau (belum) berusaha berbuat kebaikan dengan imannya itu..” (Qs. Al-An’aam 158) Rasulullah Shallallahu alaihi w

Persoalan hidup adalah karunia

Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Alloh Swt., Dzat Yang Maha Menciptakan segalanya. Dialah Alloh, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada baginda nabi Muhammad Saw. Saudaraku, semoga Alloh Swt. senantiasa membimbing kita dengan hidayah-Nya, sehingga kita sentiasa bisa menghadapi berbagai persoalan hidup ini dengan sikap-sikap yang disukai oleh Alloh. Karena sesungguhnya hidup di dunia ini adalah perpindahan dari satu persoalan ke persoalan yang lain. Bahkan tidak jarang kita menghadapi banyak persoalan secara bersamaan. Namun, yang perlu terus kita sadari adalah bahwa persoalan yang sebenarnya bukan terletak pada persoalan itu sendiri, tapi pada cara menyikasi persoalan. Contohnya adalah ketika ujian sekolah, yang membuat kita tidak lulus ujian itu bukanlah soal-soal ujiannya melainkan jika salah jawabannya. Apakah ujian ini berbahaya? Sama sekali tidak, karena ujian adalah jalan menuju peningkatan kualitas diri menuju level yang