Langsung ke konten utama

Keistimewaan Memaafkan

Memaafkan dapat diilustrasikan seperti engkau menggugurkan sesuatu yang menjadi hakmu. Misalnya engkau membebaskan seseorang dari hukuman qishah, membayar harta ataupun denda.

   Allah SWT berfirman,

خُذِ ٱلْعَفْوَ وَأْمُرْ بِٱلْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ ٱلْجَاهِلِينَ

   "Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh." (QS. Al-A'raf: 199)

   Dan,

يَعْفُونَ أَوْ يَعْفُوَ ٱلَّذِي

   "Dan pemaafan kamu itu lebih dekat kepada takwa." (QS. Al-Baqarah: 237)

   Rasulullah SAW bersabda, "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, ada tiga hal yang aku kuatkan dengan sumpahku, yaitu: bahwa sedekah tidak mengurangi harta sedikit pun, maka bersedekahlah. Seseorang yang memaafkan kedzaliman yang menimpanya hanya karena Allah SWT, pasti akan Allah SWT tambahkan kemuliaan untuknya pada Hari Kiamat. Dan seseorang yang tidak mau membuka dirinya untuk menjadi obyek permintaan orang lain, maka Allah SWT pasti akan membuka pintu kemiskinan baginya." (HR. Muslim)

   Rasulullah SAW bersabda, "Sikap tawadhu' bisa meninggikan derajat seseorang hamba, maka bertawadhu'lah, pasti Allah SWT akan meninggikan derajatmu. Memberi maaf dapat menjadikan seorang hamba bertambah mulia, maka senantiasalah memberi maaf niscaya Allah SWT akan menambah kemuliaanmu. Sedekah dapat membuat harta semakin berlimpah, maka bersedekahlah niscaya Allah akan mengasihmu." (HR. al-Hindi)

   Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang mendo'akan orang yang mendzaliminya, maka ia telah menang." (HR. at-Tirmidzi)

ﻭَٱللّٰهُ أَﻋْﻠَﻢُ بِٱﻟﺼَّﻮَٱﺏِ
.
[ Ihya' 'Ulumuddin lil Al-Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali ]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia