Langsung ke konten utama

Postingan

Pengertian Syukur

Menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, dalam pandangan ahli hakikat, syukur adalah mengakui nikmat yang diberikan oleh Sang Pemberi nikmat secara khusus. Allah menyebut diri-Nya sebagai “Yang Maha Mensyukuri” (Asy-Syakur) dalam arti yang meluas. Maksudnya, Dia akan membalas para hamba atas syukur mereka.   Ada pula ahli hakikat yang mengatakan bahwa hakikat syukur adalah memuji orang yang telah berbaik hati memberi (al-muhsin) dengan mengingat-ingat kebaikannya. Syukur hamba kepada Allah berarti memuji-Nya dengan mengingat-ingat kebaikan yang Dia berikan. Sedangkan syukur Allah kepada para hamba adalah pujian-Nya atas si hamba dengan menyebut (menyanjung) kebaikannya.   Syukur dapat dibagi menjadi beberapa macam : 1. Syukur dengan lisan, yakni mengakui nikmat yang diberikan dengan aktualisasi ketundukan. 2. Syukur dengan anggota tubuh, yakni aktualisasi dengan komitmen pemenuhan hak dan kewajiban, serta pengabdian. 3. Syukur dengan hati, yakni bersimpuh di atas permadani syuhud (pe

Amal Ibadah yang diangkat

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه *KETIKA AMAL DIANGKAT* عَنْ أُسَامَةُ بْن ُ زَيْدٍ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ Usamah bin Zaid bertanya; "Wahai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa dalam satu bulan sebagaimana engkau berpuasa di bulan Syakban?" Baginda bersabda: "Itulah bulan yang manusia lalai darinya; ia bulan yang berada di antara bulan Rejab dan Ramadhan, yaitu bulan yang disana berisikan berbagai amal untuk dibawa naik kepada Rabb semesta alam, aku suka amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa." (HR an-Nasai No: 2317) Status: Hadist Hasan Kandungan hadits 1.  Bulan Syakban, bulan pa

Macam macam syirik

*Macam-Macam Syirik Kecil* Syirik Kecil (Syirk Ashghar) adalah perbuatan syirik dan dosa besar tapi tidak sampai membuat pelakunya murtad dari Islam. Tetapi, syirik kecil akan menjadi besar jika pelakunya meremehkannya dan dilakukan berulang-ulang. Di antaranya adalah: 1. *Bersumpah Dengan Selain Nama Allah*  Pernah kan kita mendengar ada orang bersumpah Demi Malaikat, Demi Langit dan Bumi … inilah yang dimaksud. Dahulu, dihadapan Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma, ada seorang yang bersumpah dengan nama Ka’bah (demi Ka’bah), maka Ibnu Umar berkata: ويحك لا تفعل فإني سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول : ( من حلف بغير الله فقد أشرك ) Celaka kamu! Jangan kau lakukan itu, sebab aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: “Barang siapa yang bersumpah dengan selan nama Allah maka dia melakukan kesyirikan.” (HR. Ibnu Hibban No. 4358. Syaikh Syu’aib Al Arnauth: shahih, sesuai syarat Imam Muslim) Makna syirik dalam hadits ini untuk memberatkan saja, bukan benar-benar syirik dan murtad. Imam A

Tentang sholat sunnah

📜 Diriwayatkan Anas bin Malik, كُنَّا بِالْمَدِينَةِ فَإِذَا أَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ لِصَلَاةِ الْمَغْرِبِ ابْتَدَرُوا السَّوَارِيَ، فَيَرْكَعُونَ رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ، حَتَّى إِنَّ الرَّجُلَ الْغَرِيبَ لَيَدْخُلُ الْمَسْجِدَ فَيَحْسِبُ أَنَّ الصَّلَاةَ قَدْ صُلِّيَتْ مِنْ كَثْرَةِ مَنْ يُصَلِّيهِمَا _“Dahulu kami ketika di Madinah, apabila muadzdzin mengumandangkan adzan untuk shalat maghrib, mereka (para sahabat Nabi) bersegera mencari tiang-tiang masjid lalu mereka shalat dua raka'at, sampai sampai ada seorang lelaki asing yang akan masuk ke dalam masjid mengira bahwa shalat (maghrib) sudah dilaksanakan karena banyaknya orang yang mengerjakan dua rakaat tersebut,”_ *[Shahih Muslim, no. 837]* Apa gerangan yang membuat penduduk Madinah zaman Nabi sangat antusias shalat qabliyah Maghrib? Apa mereka akan mendapat reward uang? Oh tidak. *Yang mereka harapkan hanya Allah.* Hanya ridha Allah. Hanya rahmah Allah. Hanya maghfirah Allah. 😇 📜 Ternyata sebelumnya sudah ada pesan d

Berhutang

Etika Berhutang  عن أبي هريرة رضي الله عنه: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: مَنْ أَخَذَ أموالَ الناس يُريد أداءها أدَّى الله عنه، ومن أخذها يريد إِتْلافَها أَتْلَفَهُ الله.  Dari Abu Hurairah radhiyallahu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang mengambil harta manusia, dan ingin melunasinya niscaya Allah akan melunasinya, dan barangsiapa yang mengambilnya dengan maksud hendak menggelapkannya(tidak akan membayar) maka Allah akan menghancurkannya. [Hr Bukhari]. Pelajaran yang terdapat di dalam hadits: 1- Orang yang tidak mempunyai harta dan meninggal dengan rencana hendak membayarnya. Maka Allah akan membayarkannya. 2- Demikian pula halnya orang yang meninggal dan mempunyai harta serta ingin hendak membayar, tetapi tidak dibayarkan oleh ahli warisnya. 3- Sedangkan orang yang urusannya terhalang, tak dapat diputuskan berbahagia dan celaka atau terhalang buat masuk surga. Ini mengenai mayat yang ada meninggalkan harta buat membaya

Makalah Tentang Zakat

Allah mengancam keras terhadap orang yang meninggalkan kewajiban zakat dengan firmanNya: وَلاَ يَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَآءَاتَاهُمُ اللهُ مِن فَضْلِهِ هُوَ خَيْرًا لَّهُمْ بَلْ هُوَ شَرُُّ لَّهُمْ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَللهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرُُ “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan di lehernya kelak pada hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” [Ali Imran:180]. Al Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang dalam tafsir ayat ini: Yakni, janganlah sekali-kali orang yang bakhil menyangka, bahwa dia mengumpulkan harta itu akan bermanfaat baginya. Bahkan hal itu akan membahayakannya

Nasehat kematian tidak mengenal umur

_*BERAPA UMURMU?  -  SUDAH 50 TAHUN?*_ _"Allah tidak lagi memberi alasan bagi siapa yang telah dipanjangkan umurnya hingga 50 tahun."_ (Hadits Riwayat Bukhari) Al-Khattabi berkata: _"Maknanya, orang yang Allah panjangkan umurnya hingga 50 tahun, tidak diterima lagi keuzuran/alasan, karena usia 50 tahun merupakan usia yang dekat dengan kematian._ _Maka inilah kesempatan untuk memperbanyak taubat, beribadah dengan khusyuk, dan bersiap-siap bertemu Allah."_ (Tafsir al-Qurthubi) _Fudhail bin Iyadh berkata kepada seseorang yang telah mencapai umur 50 tahun,_ _*Nasihat Fudhail kepadanya:*_ _"Berarti sudah 50 tahun kamu berjalan menuju Tuhanmu, sekarang hampir sampai... Lakukan yang terbaik pada sisa usia senja-mu, lalu akan diampuni dosa-dosamu yang lalu. Tapi jika engkau masih berbuat dosa di usia senjamu, kamu pasti dihukum akibat dosa masa lalu dan masa kini sekaligus..!"_ _Maka para alim ulama memberi nasehat cara menjalani umur yang sudah mencapai