Langsung ke konten utama

Postingan

NASEHAT DARI SI KECIL UNTUKMU YANG DEWASA.

"خمس خصال في الأطفال لو كانت في الكبار مع ربهم لكانوا أولياء:  🔸لا يهتمون بالرزق،  🔸ولا يشكون من خالقهم إذا مرضوا،  🔸ويأكلون الطعام مجتمعين، 🔸 وإذا خافوا جرت عيونهم بالدموع،  🔸وإذا تخاصموا تسارعوا إلى الصلح". ✍ السيوطي رحمه الله Ada 5 sifat anak kecil yang apabila sikap tersebut diterapkan oleh orang dewasa ketika dia berhubungan dengan Tuhan-nya, maka mereka tergolong Wali ALLAH SWT : 1. Mereka tidak memperdulikan rizqi 2. Mereka tidak mengeluh kepadaNYA ketika mereka sakit 3. Mereka makan selalu berbarengan dengan yang lain 4. Jika mereka takut niscaya mereka akan menangis 5. Jika mereka bertikai maka mereka cepat-cepat untuk berdamai. [ Imam Suyuthi Ra ]

*MELURUSKAN KIBLAT CINTA*

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menuturkan:    “Jika Allah telah memberi harta benda kepada engkau, lalu kau  sibuk dengannya dan melupakan ketaatan kepada Allah SWT, maka Dia akan membuat penghalang antara engkau dan Dia dengan harta benda tersebut di dunia dan akhirat.    Boleh jadi, Allah SWT akan mencabut harta benda itu darimu, mengubah nasibmu dan membuatmu menjadi miskin karena engkau telah disibukkan dengan nikmat benda dan melupakan Dzat Yang Maha Memberi.    Namun, jika engkau sibuk dengan ketaatan kepada-Nya dan melupakan harta benda itu, Allah SWT akan menjadikannya sebagai pemberian, serta tak akan mengurangi sedikit pun dari harta itu.    Harta tersebut akan menjadi pelayanmu dan engkau akan menjadi pelayan bagi Rabbmu. Akhirnya, engkau pun akan hidup di dunia ini dalam keadaan berkecukupan dan dimanjakan oleh kebutuhan yang terpenuhi. Dan, di akhirat kelak akan diberikan kemuliaan dan ditempatkan di Surga Mawa bersama Shiddiqiin, syuhada dan orang-orang yang shaleh.”

Empat  Perkara  yang  Dipertanggung Jawabkan

رَوى ابنُ حِبَّانَ والترمذيُّ في جامِعِه أنَّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قالَ: “لا تزولُ قَدَمَا عبدٍ يومَ القيامةِ حتَّى يُسألَ عن أربعٍ عَن عُمُرِه فيما أفناهُ وعن جسدِهِ فيما أبلاهُ وعن عِلمِهِ ماذا عَمِلَ فيهِ وعن مالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وفيما أنفقَهُ “. Diriwayatkan oleh Ibnu  Hibban dan  At Tirmizi,  Sesungguhnya  Rasulullah saw bersabda : Tidak  akan bergeser  kedua telapak  kedua  kaki seorang  hamba dihari kiamat  sehingga  ditanya denan empat macam, yaitu : Tentang  umurnya  habis digunakan untuk  apa,  jasadnya rusak digunakan untuk  apa, lmunya  bagaimana  mengamalkannya, hartanya   dari  mana mencari dan kemana membelanjakannya. Pelajaran yang terdapat di dalam hadist : 1- Besuk dihari hisab seseorang tidak bergerak dari tempat  tinggalnya sampai  ditanyakan 4 perkara. 2 - Tentang umurnya.  Sejak baligh digunakan untuk  apa sampai mati,  bila  digunakan untuk  melaksanakan  apa yang  diwajibkan oleh  Allah dan menjauhi apa yang  diharamkanNya maka sungguh 

Larangan Shalat dalam Kondisi Mengantuk Berat

عن عائشة رضي الله عنها: أنَّ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((إِذَا نَعَسَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ يُصَلِّي فَلْيَرْقُدْ حَتَّى يَذْهَبَ عَنْهُ النَّومُ، فإِنَّ أحدكم إِذَا صَلَّى وَهُوَ نَاعِسٌ لا يَدْرِي لَعَلَّهُ يَذْهَبُ يَسْتَغْفِرُ فَيَسُبُّ نَفْسَهُ)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ. Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau seseorang dari engkau semua mengantuk dan ia sedang bersembahyang, maka baiklah ia tidur dulu, sehingga hilanglah kantuk tidurnya. Sebab sesungguhnya seseorang dari engkau semua itu jikalau bersembahyang sedang ia mengantuk, maka ia tidak tahu, barangkali ia memulai memohonkan pengampunan - kepada Allah, tetapi ia lalu mencaci maki dirinya sendiri." (Muttafaq 'alaih) Pelajaran yang terdapat di dalam hadist: 1- Larangan mengerjakan shalat dalam keadaan ngantuk berat. 2- Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan, ‘Ungkapan (maka tidurlah) Muhallab mengatakan, “Sesungguhnya hal ini waktu shalat malam karena shalat wajib

*Menyebarkan Rahasia Orang Lain*

   Seorang dilarang menyebarkan rahasia orang lain, apalagi jika orang itu adalah kawan dekatnya sendiri.    Dalam hal ini, Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda: *إِذَا حَدَّثَ ٱلرَّجُلُ بِحَدِيْثٍ ثُمَّ ٱلْتَفَتَ فَهِيَ أَمَانَةُ.*    _"Jika seorang membicarakan ucapan orang lain sampai ia menoleh kepada orang yang membicarakannya, maka hal itu termasuk ia menyebarkan rahasia seorang."_ (HR. Abu Daud hadits no. 4868 dan At-Tirmidzi hadits no. 1959, dikatakan bahwa hadits ini adalah hadits hasan)    Ibnu Abiddunya Ra berkata bahwa Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda: *ٱلْحَدِيْثُ بَيْنَكُمْ أَمَانَهٌ.*    _"Pembicaraan seorang kepada yang lain merupakan suatu amanat yang tidak boleh dikatakan kepada orang lain."_ (HR. Ibnu Abiddunya dalam kitab _ash-Shamthu_ halaman 406)    Al-Hasan Ra berkata: "Termasuk suatu perbuatan khianat jika seorang menyampaikan pembicaraan seorang kepada orang lain. Hal itu hukumnya haram, karena dapat membahayakan bagi seorang ya

Celaka-Bahagia Antara Iblis Dan Adam

  Muhammad Ibnu Dauri r.a. mengatakan, “Iblis itu celaka karena 5 sebab, yakni: 1.Tak pernah mengakui dosa yang pernah dilakukannya. 2.Tak pernah menyesal setelah melakukan dosa. 3.Tak pernah mencela dirinya sendiri. 4.Tak pernah mempunyai niat untuk bertobat 5.Putus asa dari rahmat Allah SWT.   Sebaliknya, Nabi Adam a.s. merasa bahagia karena 5 sebab, yakni: 1.Mau mengakui dosa yang pernah dilakukannya. 2.Menyesali dosanya. 3.Mencela dirinya sendiri (karena kesalahannya) 4.Segera bertobat (setiap melakukan kesalahan) 5.Tidak putus asa dari rahmat Allah SWT.   Allah merekam doa dan permohonan ampun Nabi Adam a.s. dalam Al-Quran: “Rabbana zhalamna anfusanaa wa ilam taghfir lanaa wa tarhamnaa lanakunanna minal khasiriin.”(Wahai Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Apabila Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, tentu kami termasuk orang yang merugi.”(QS Al-A’raf [7]: 23).   Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba itu jika mau menga

MENYAMBUNG RAMBUT

بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُه عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « لَعَنَ اللَّهُ الْوَاصِلَةَ وَالْمُسْتَوْصِلَةَ ، وَالْوَاشِمَةَ وَالْمُسْتَوْشِمَةَ » Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah melaknat perempuan yang menyambung rambutnya dan perempuan yang meminta agar rambutnya disambung, perempuan yang mentato dan perempuan yang meminta agar ditato” (HR Bukhari no 5589). Adanya laknat untuk suatu amal itu menunjukkan bahwa amal tersebut hukumnya adalah haram. Alasan diharamkannya hal ini adalah adanya unsur penipuan disebabkan merubah ciptaan Allah. Ketika laknat menimpa, maka Rahmat akan pergi, sehingga hidayah menjauh, akhirnya hidup dalam kondisi memandang kebaikan sebagai keburukan, maksiat sebagai syariat, ujungnya akal yang cekak Menjadi pedoman hidupnya. عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِى بَكْرٍ – رضى الله عنهما – أَنَّ امْرَأَةً جَاء