Langsung ke konten utama

Postingan

ISTRI QANA'AH

Istri qana'ah adalah istri yang selalu ridha dengan apapun yang diberikan suami, ikhlas menerima dengan dada lapang, percaya sepenuhnya dengan suami bahwa suami tidak akan menzaliminya. Ia yakin bahwa rezekinya tidak akan pernah diambil ataupun tertukar dengan siapapun, baik orang tersebut orang tua suami, adik dan dan kakak iparnya, kerabat dan handai tolannya, ataupun istri-istri suaminya yang lain. Karena keyakinannya bahwa setiap orang telah memiliki masing-masing rezeki yang telah ditentukan Allah 50.000 tahun sebelum terwujud langit dan bumi. Istri qana'ah adalah istri yang bijak menggunakan harta pemberian suaminya. Ia tidak boros menghambur-hamburkan harta -sekalipun suami kaya raya- tidak buang-buang makanan ataupun menumpuk-numpuknya dalam lemari es hingga rusak untuk kemudian dibuang di tong sampah. Apalagi jika suaminya susah dan tidak kaya, dia akan berhemat semaksimal mungkin daripada harus berhutang ke warung. Istri Qana'ah adalah istri yang selalu memuji dan

JANGAN BANGGA DENGAN AMALANMU

Al-Allamah Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah-rahimahullah-menuturkan : "إذا فتح الله عليك في باب قيام الليل ، فلا تنظر للنائمين نظرة ازدراء . وإذا فتح الله عليك في باب الصيام ، فلا تنظر للمفطرين نظرة ازدراء. وإذا فتح الله عليك في باب الجهاد ، فلا تنظر للقاعدين نظرة ازدراء . فرب نائم ومفطر وقاعد .. أقرب إلى الله منك. وإنك أن تبيت نائماً وتصبح نادماً خير من أن تبيت قائماً وتُصبح معجباً ، فإنَّ المُعجَب لا يصعد له عمل ". "Tatkala Allah membukakan pintu sholat malam atasmu,  maka janganlah anda memandang orang-orang yang tertidur dengan pandangan rendah." " Tatkala Allah membukakan pintu puasa atasmu,  maka janganlah anda memandang orang-orang yang tak berpuasa dengan pandangan rendah." "Tatkala Allah membukakan pintu jihad atasmu, maka janganlah anda memandang orang yang tak berjihad dengan pandangan rendah." "Karena bisa jadi, orang yang tertidur, yang tak berpuasa dan yang tak berjihad lebih dekat dengan Allah ketimbang dirimu." " Sungguh,

Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah berkata:

”Sesungguhnya sebab-sebab yang dapat mendatangkan kecintaan dari ALLAH ada sepuluh (yaitu): 1. Membaca dan mentadabburi Al-Qur’an serta memahami makna-maknanya dan maksud yang terkandung didalamnya. 2. Mendekatkan diri kepada ALLAH dengan menjalankan amalan-amalan yang sunnah sesudah amalan-amalan yang wajib. 3. Terus-menerus berdzikir kepada ALLAH dalam setiap kondisi, baik dengan lisan, hati, perbuatan maupun keadaan, karena kadar kecintaan tergantung pada dzikirnya. (Semakin cinta berarti semakin banyak dzikr/ingat kepada yang dicintai -pent). 4. Mengutamakan apa-apa yang ALLAH cintai daripada apa yang engkau cintai ketika hawa nafsu berkuasa. 5. Hati senantiasa menela’ah serta memperhatikan nama- nama ALLAH dan sifat-sifat-NYA, dan mendalaminya di taman dan medan ilmu pengetahuan ini. 6. Menyaksikan berbagai kebaikan dan nikmat ALLAH yang lahir dan batin. 7. Merasa rendah dan tunduk hatinya di hadapan ALLAH, dan ini merupakan sebab yang sangat menakjubkan. 8. Menyendiri untuk berib

BAGAIMANA CARA MENGATASI JIKA BERHEMBUS BISIKAN SYAITHAN YANG MENYELIMUTI HATI KITA❓

➡ Langkah-langkahnya telah dibimbing oleh Nabi Shollallahu Alaihi Wasallam : 1⃣ Berkata: Aamantu Billaahi wa Rosuulihi (Aku Beriman kepada Allah dan Rasul-RasulNya) Atau berkata: Allahu Ahad, Allaahus Shomad, Lam Yalid wa lam Yuulad wa lam yakun lahu Kufwan Ahad. 2⃣ Berta’awwudz (Memohon Perlindungan kepada Allah dari syaithan) dengan Mengucapkan: A’udzu Billahi Minasy Syaithoonir Rojiim. 3⃣ Sedikit Meludah pada Arah Kirinya 3 Kali. 4⃣ Berhenti dari Memikirkan Hal itu. يَأْتِي الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ مَنْ خَلَقَ كَذَا مَنْ خَلَقَ كَذَا حَتَّى يَقُولَ مَنْ خَلَقَ رَبَّكَ فَإِذَا بَلَغَهُ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ وَلْيَنْتَهِ 💎 "Syaithan mendatangi salah seorang dari kalian kemudian berkata: 'Siapa yang menciptakan ini..siapa yang menciptakan ini.. Sampai ia berkata: 'Siapa yang menciptakan Tuhanmu.' Jika telah sampai hal itu, Berlindunglah kepada Allah (Taawudz) dan Berhentilah." (H.R alBukhari no 3034 dan Muslim no 191). يَأْتِي الشَّيْطَانُ الْإِنْسَان

KITA BUKAN SIAPA SIAPA

Nu'man bin Tsabit yg dikenal dg sebutan Abu Hanifah, atau populer disebut IMAM HANAFI , pernah berpapasan dg anak kecil yg berjalan mengenakan sepatu kayu (terompah kayu). Sang imam berkata :"Hati-hati nak dg sepatu kayumu itu, Jangan sampai kau tergelincir". .Bocah ini pun tersenyum dan mengucapkan terima kasih atas perhatian Abu Hanifah. "Bolehkah saya tahu namamu Tuan?" tanya si bocah. "Nu'man namaku", Jawab sang imam." Jadi, Tuan lah yg selama ini terkenal dg gelar al-imam al-a'dhom. (Imam agung) itu..??" Tanya si BOCAH. ."Bukan aku yg memberi gelar itu, Masyarakat-lah yg berprasangka baik dan memberi gelar itu kepadaku". ."Wahai Imam, hati2 dg gelarmu. Jangan sampai Tuan tergelincir ke neraka karena gelar...!Sepatu kayuku ini mungkin hanya menggelincirkanku di dunia. Tapi gelarmu itu dapat menjerumuskan-mu ke dalam api yg kekal jika kesombongan dan keangkuhan menyertainya". Ulama besar yg diikuti banyak umat I

TIPE SUAMI YANG TIDAK PUNYA RASA CEMBURU (DAYYUTS)

⛵ Bagaimanakah tipe suami yang tidak punya rasa cemburu? Suami bertipe semacam ini adalah suami yang tercela sebagaimana disebutkan dalam hadits yaitu hadits Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma dengan sanad marfu’ –sampai pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-, di mana beliau bersabda, ثَلاَثَةٌ قَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِمُ الْجَنَّةَ مُدْمِنُ الْخَمْرِ وَالْعَاقُّ وَالْدَّيُّوثُ الَّذِى يُقِرُّ فِى أَهْلِهِ الْخُبْث َ 📋 “Ada tiga orang yang Allah haramkan masuk surga yaitu: pecandu khamar, orang yang durhaka pada orang tua, dan orang yang tidak memiliki sifat cemburu yang menyetujui perkara keji pada keluarganya.” (HR. Ahmad 2: 69. Hadits ini shahih dilihat dari jalur lain) 🎃 Adapun maksud ad dayyuts sebagaimana disebutkan dalam Al Mu’jam Al Wasith adalah para lelaki yang menjadi pemimpin untuk keluarganya dan ia tidak punya rasa cemburu dan tidak punya rasa malu. ♨ Yang dimaksud tidak punya rasa cemburu dari suami adalah membiarkan keluarganya bermaksiat tanpa mau mengingatkan. Be

SAAT IKHLAS BERBICARA IKHLAS ITU

menentukan diterima atau tidak diterimanya aktivitas kita sebagai ibadah... Karenanya... pastikan ia senantiasa menyertai setiap aktivitas kita. Ikhlas itu…. Ketika nasehat, kritik dan bahkan fitnah, tidak mengendorkan amalmu dan tidak membuat semangatmu punah. Ikhlas itu… ketika hasil tak sebanding usaha dan harapan, tak membuatmu menyesali amal dan tenggelam dalam kesedihan. Ikhlas itu… Ketika amal tidak bersambut apresiasi sebanding, tak membuatmu urung bertanding. Ikhlas itu… Ketika niat baik disambut berbagai prasangka, kamu tetap berjalan tanpa berpaling muka. Ikhlas itu… Ketika sepi dan ramai, sedikit atau banyak, menang atau kalah, kau tetap pada jalan lurus dan terus melangkah. Ikhlas itu… ketika kau lebih mempertanyakan apa amalmu dibanding apa posisimu, apa peranmu dibanding apa kedudukanmu, apa tugasmu dibanding apa jabatanmu. Ikhlas itu.. ketika ketersinggungan pribadi tak membuatmu keluar dari barisan dan merusak tatanan. Ikhlas itu… ketika posisimu di atas, tak membuatmu