Langsung ke konten utama

Postingan

KITA BUKAN SIAPA SIAPA

Nu'man bin Tsabit yg dikenal dg sebutan Abu Hanifah, atau populer disebut IMAM HANAFI , pernah berpapasan dg anak kecil yg berjalan mengenakan sepatu kayu (terompah kayu). Sang imam berkata :"Hati-hati nak dg sepatu kayumu itu, Jangan sampai kau tergelincir". .Bocah ini pun tersenyum dan mengucapkan terima kasih atas perhatian Abu Hanifah. "Bolehkah saya tahu namamu Tuan?" tanya si bocah. "Nu'man namaku", Jawab sang imam." Jadi, Tuan lah yg selama ini terkenal dg gelar al-imam al-a'dhom. (Imam agung) itu..??" Tanya si BOCAH. ."Bukan aku yg memberi gelar itu, Masyarakat-lah yg berprasangka baik dan memberi gelar itu kepadaku". ."Wahai Imam, hati2 dg gelarmu. Jangan sampai Tuan tergelincir ke neraka karena gelar...!Sepatu kayuku ini mungkin hanya menggelincirkanku di dunia. Tapi gelarmu itu dapat menjerumuskan-mu ke dalam api yg kekal jika kesombongan dan keangkuhan menyertainya". Ulama besar yg diikuti banyak umat I

DOA AGAR TIDAK TERJERUMUS DALAM ZINA

Ada satu doa yang berisi meminta perlindungan pada Allah dari anggota badan yang cenderung dengan anggota badan ini akan terjadi perzinaan atau perselingkuhan. Berikut haditsnya. Syakal bin Humaid pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas ia meminta pada beliau untuk mengajarkannya bacaan ta’awudz yang biasa ia gunakan ketika meminta perlindungan pada Allah. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan do’a dengan beliau memegang tanganku lalu beliau ajarkan, ucapkanlah, اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ سَمْعِى وَمِنْ شَرِّ بَصَرِى وَمِنْ شَرِّ لِسَانِى وَمِنْ شَرِّ قَلْبِى وَمِنْ شَرِّ مَنِيِّى “Allahumma inni a’udzu bika min syarri sam’ii, wa min syarri basharii, wa min syarri lisanii, wa min syarri qalbii, wa min syarri maniyyi” (artinya: Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari kejelakan pada pendengaranku, dari kejelakan pada penglihatanku, dari kejelekan pada lisanku, dari kejelekan pada hatiku, serta dari kejelakan pada mani atau kema

MENINGGALKAN SESUATU KARENA ALLAH

Ingat sekali lagi sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang disebutkan oleh salah seorang sahabat, إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْه ُ “Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.” (HR. Ahmad 5: 363. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilali berkata bahwa sanad hadits ini shahih.) Faedah yang sangat berharga disebutkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah berikut ini tentang perihal yang kita kaji. “Akan terasa sulit jika seseorang meninggalkan hal-hal yang ia sukai dan gandrungi, lantas ia meninggalkannya karena selain Allah." Adapun perkataan “Siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka akan diberi ganti yang lebih baik dari itu”, ganti yang diberikan di sini beraneka ragam. Akan tetapi ganti yang lebih besar yang diberi adalah kecintaan dan kerinduan pada Allah, ket

TiDAK ADA RUGINYA

Mungkin banyak di antara kita pernah lama berdoa meminta sesuatu kepada Allah, namun belum juga dikabulkan. Dalam menghadapi kondisi tersebut, setiap kita mungkin sikapnya berbeda-beda. Orang pertama pantang menyerah, tetap saja berdoa, hingga dikabulkan Allah atau kedahuluan dijemput ajal. Orang kedua memilih untuk putus asa, lalu tidak lagi berdoa. Dan orang ketiga mulai bersu’uzhan kepada Allah. Ia berkata, “Kayaknya Allah sudah tidak peduli lagi dengan diriku!”. Orang kedua dan ketiga bisa bersikap demikian, kemungkinan besar karena mereka belum begitu mengenal siapa Allah. Kurang menyadari luasnya rahmat dan karunia Allah. Padahal dalam kondisi apapun, orang yang berdoa itu tidak akan rugi. Entah doanya dikabulkan atau tidak. Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam menjelaskan, “مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ، وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ، إِلَّا أَعْطَاهُ اللهُ بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ: إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْ

BAGAIMANA CARA MENGATASI JIKA BERHEMBUS BISIKAN SYAITHAN YANG MENYELIMUTI HATI KITA❓

➡ Langkah-langkahnya telah dibimbing oleh Nabi Shollallahu Alaihi Wasallam : 1⃣ Berkata: Aamantu Billaahi wa Rosuulihi (Aku Beriman kepada Allah dan Rasul-RasulNya) Atau berkata: Allahu Ahad, Allaahus Shomad, Lam Yalid wa lam Yuulad wa lam yakun lahu Kufwan Ahad. 2⃣ Berta’awwudz (Memohon Perlindungan kepada Allah dari syaithan) dengan Mengucapkan: A’udzu Billahi Minasy Syaithoonir Rojiim. 3⃣ Sedikit Meludah pada Arah Kirinya 3 Kali. 4⃣ Berhenti dari Memikirkan Hal itu. يَأْتِي الشَّيْطَانُ أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ مَنْ خَلَقَ كَذَا مَنْ خَلَقَ كَذَا حَتَّى يَقُولَ مَنْ خَلَقَ رَبَّكَ فَإِذَا بَلَغَهُ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ وَلْيَنْتَهِ 💎 "Syaithan mendatangi salah seorang dari kalian kemudian berkata: 'Siapa yang menciptakan ini..siapa yang menciptakan ini.. Sampai ia berkata: 'Siapa yang menciptakan Tuhanmu.' Jika telah sampai hal itu, Berlindunglah kepada Allah (Taawudz) dan Berhentilah." (H.R alBukhari no 3034 dan Muslim no 191). يَأْتِي الشَّيْطَانُ الْإِنْسَان

SIKSA KUBUR DAN TIDAK MASUK SURGA BAGI YANG KORUPSI DAN BERKHIANAT

. Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda : (1). "Barangsiapa di antara kalian yang telah kami pekerjakan atas suatu pekerjaan, kemudian dia menyembunyikan dari kami satu jarum atau yang lebih kecil darinya, maka dia ghuluul (korupsi) dan ia pun akan datang dengannya pada hari Kiamat" (HR. Muslim no. 1833, hadits dari 'Adi bin Amiirah) . (2). Dari Abu Rafi’ رضي الله عنه dia berkata : "....Ketika Nabi ﷺ sedang bergegas untuk shalat maghrib, kami melewati pekuburan Baqi’. Tiba-tiba beliau berkata : "Uff, uff (ciss, ciss)". Berkata (Abu Rafi’) : "Kemudian beliau mengucapkan takbir di sampingku dan aku memperlambat langkah dan aku pun mengira bahwa beliau mengucapkannya hal itu kepadaku". Nabi ﷺ pun bersabda : "Kamu kenapa ? Teruslah berjalan !". Aku berkata : "Bukankah engkau mengatakan sesuatu (kepadaku) ?". Beliau ﷺ bersabda : "Apakah itu ?" Aku pun berkata lagi : "Engkau tadi mengatakan uff (ciss) kepadaku".

POKOK SEMUA KESALAHAN ADA TIGA

POKOK SEMUA KESALAHAN ADA TIGA قال ابن القيم – رحمه الله – : ” أصول الخطايا كلها ثلاثة : الكِبْرُ : وهو الذي صار إبليس إلى ما أصاره . والحرص : وهو الذي أخرج آدم من الجنة . والحسد : وهو الذي جر ابن آدم على أخيه . فمن وقي شر هذه الثلاثة فقد وقي الشر فالكفر من الكبر والمعاصي من الحرص والبغي والظلم من الحسد ” . Imam Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata, “Pokok semua kesalahan ada tiga (yaitu).. 1️⃣ Sombong. Hal inilah yang menjadikan Iblis seperti itu. 2️⃣ Rakus (Ambisi). Hal inilah yang menjadikan nabi Adam dikeluarkan (Allah) dari dalam Surga. 3️⃣ Iri dan dengki. Inilah yang menyebabkan putra Adam (Qobil) berbuat zholim terhadap saudaranya (yaitu membunuh Habil). Maka barangsiapa dilindungi (Allah) dari keburukan tiga kesalahan tersebut, maka sungguh ia telah dilindungi dari segala keburukan. Yang demikian ini karena kekufuran itu terjadi disebabkan sifat sombong, perbuatan maksiat disebabkan sifat rakus (ambisi terhadap dunia), dan perbuatan zholim terjadi disebabkan sifat iri dan dengki..