Langsung ke konten utama

Postingan

Keutamaan Puasa Syawal

*Risalah Ringan: Puasa Enam Hari Di Bulan Syawal* (Syarah Bulughul Maram, Hadits No. 681) Bag. II *📌Keutamaannya:*   Sesuai yang tertera dalam nash hadits bahwa berpuasa enam hari di bulan Syawal seakan berpuasa setahun penuh.   Bulan Ramadhan ada tiga puluh hari, puasa syawal enam hari, jadi total puasa adalah 36 hari. Dan masing-masing kebaikan senilai dengan sepuluh kebaikan sebagaimana disebutkan dalam hadits shahih, jadi ada 360 kebaikan. Maka, seakan dia berpuasa setahun penuh.   Berkata Syaikh Abdul Muhsin Al ‘Abbad Al Badr Hafizhahullah Ta’ala: لأن رمضان بثلاثين يوماً، فيكون المجموع مع شوال ستة وثلاثين يوماً والحسنة بعشر أمثالها، فإذا صام رمضان وستاً من شوال، وصام ثلاثة أيام من كل شهر يكون بذلك كأنه صام الدهر مرتين Karena Ramadhan ada 30 hari, maka jika dikumpulkan bersama puasa Syawal menjadi 36 hari, dan satu kebaikan dilipatkan nilainya dengan sepuluh kebaikan semisalnya, jika dia puasa Ramadhan, puasa enam hari Syawal, dan puasa tiga hari setiap bulannya, maka seaka

Puasa Syawal

  Puasa Syawal merupakan salah satu puasa sunah yang masyhur. Berikut ini kami paparkan penjabarannya. Semoga bermanfaat! *📌Dalilnya:*   Dari Abu Ayyub Al Anshari Radhiallahu ‘Anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ   “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian menyusulnya dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka seakan dia berpuasa setahun penuh.” Hadits ini SHAHIH dikeluarkan oleh: -  Imam Muslim dalam Shahihnya No. 1164 -  Imam At Tirmidzi dalam Sunannya No. 759 -  Imam Abu Daud dalam Sunannya No. 2433 -  Imam Ibnu Majah dalam Sunannya No. 1716 -  Imam An Nasa’i dalam As Sunan Al Kubra No. 2866 -  Imam Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 8214, dan As Sunan As Shaghir No. 1119 -  Imam Ath Thabarani dalam Al Mu’jam Al Kabir No. 3908, 3909, 3914, 3915 -  Imam Abdu bin Humaid dalam Musnadnya No. 228 -  Imam Abu Ja’far Ath Thahawi dalam Musykilul

CARA MENCUCI KEMALUAN DENGAN BENAR...

Cara Cuci Kemaluan yang Betul, Kalau Tidak Mau Disiksa Malaikat Di Alam Kubur Nanti !! CARA MENCUCI KEMALUAN DENGAN BENAR... Seringkali kita merasa telah mencuci kemaluan kita dengan bersih dan benar. Bersih belum berarti benar. Hal ini penting agar amal ibadah kita diterima. Banyak orang merasa ibadah mereka bagus, tetapi sebenarnya masih tidak terlepas dari ancaman azab api neraka hanya karena tidak benar dalam mencuci kemaluannya. As Sayyidina Abu Bakar R.A. pernah hendak menyolatkan mayat seorang lelaki, tetapi tiba2 tersentak dengan suatu benda bergerak-gerak dari dalam kain kafan lelaki itu. Lalu disuruhnya seseorang untuk membukanya. Alangkah terkejutnya ada seekor ular sedang melilit kepala kemaluan mayat lelaki itu. Khalifah Abu Bakar mencabut pedang lalu menghampiri ular tadi untuk membunuhnya. Tetapi ular itu tiba2 berkata: ”Apakah salahku? Karena aku diutus oleh Allah untuk menjalankan tugas yang diperintahkan” Setelah diselidiki amalan lelaki itu semasa hayatnya, te

BANGUN WAHAI SAUDARAKU, RAMADHAN AKAN PERGI

1. Allahul musta’an. Ramadhan masih disini. Di detik-detik akhirnya. Qum ya akhi. Bangun. Tamu itu mau pergi. Tamu itu siap meninggalkan kita. 2. Ini masa emas. Kesempatan terakhir, kesempatan paling tersisa utk baguskan kondisi hati dan memayahkan diri demi mengejar kemuliaan Ramadhan. Ia mau pergi.. 3. Mari lelahkan diri. Berpayah-payahlah.  Naikkan keseriusan. Teladani Nabi, Sahabat, Tabi’in yg jauh lbh shalih dr kita demi mengejar Ramadhan yg tak panjang ini. 4. Mari Bermujahadah seperti Umar radhiallahu’anhu yang sepulang shalat Isya, beliau kembali mengerjakan shalat sepanjang malam, sampai terdengar adzan Shubuh. 5. Juga Utsman radhiallahu’anhu, setelah panjang berpuasa di siang hari, beliau menghabiskan malamnya dengan shalat. Beliau hanya tidur sedikit, yaitu sebagian malam pertama. Lalu bangun dgn shalat yg setiap rakaatnya beliau menghatamkan seluruh Al-Qur’an. 6. Di satu kitab syarah, diriwayat Abu Thalib Al-Makki yang mutawatir menyebutkan tentang empat puluh tabi’in

Neraka

Setelah merasakan siksaan yang panjang di neraka dengan waktu yang tidak bisa kita bayangkan, para penghuni neraka itu memiliki empat permintaan. *ALLAH SWT mengabadikan semua kisah ini _agar kita benar-benar menjaga diri agar tidak terjerumus dalam api neraka_*. Inilah empat permintaan penghuni nereka : *Permintaan pertama* Mereka memohon kepada Allah swt agar dikeluarkan dari neraka dan diberi kesempatan satu kali lagi. رَبَّنَآ أَخۡرِجۡنَا مِنۡهَا فَإِنۡ عُدۡنَا فَإِنَّا ظَٰلِمُونَ “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami darinya (kembalikanlah kami ke dunia), jika kami masih juga kembali (kepada kekafiran), sungguh, kami adalah orang-orang yang zhalim.” (QS.Al-Mu’minun:107) Kemudian ALLAH SWT menjawab : قَالَ ٱخۡسَـُٔواْ فِيهَا وَلَا تُكَلِّمُونِ Dia (ALLAH) berfirman, “Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku.” (QS.Al-Mu’minun:108) Setelah permintaan ini ditolak, mereka menjadi putus asa dan memohon permintaan yang kedua. *Permintaan kedua*

Ancaman Memutuskan Tali Kekeluargaan/Silaturahim

ONE DAY ONE HADIST Ahad, 2 Juni 2019 / 28 Romadhon 1440 وعن أَبي محمد جبيرِ بن مطعم رضي الله عنه: أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((لا يَدْخُلُ الجَنَّةَ قَاطِعٌ)). قَالَ سفيان في روايته: يَعْنِي: قَاطِع رَحِم. مُتَّفَقٌ عَلَيهِ. Dari Abu Muhammad, iaitu Jubair bin Muth'im r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak akan masuk syurga seseorang yang memutuskan." Sufyan  berkata dalam riwayatnya bahwa yang dimaksudkan ialah memutuskan ikatan kekeluargaan. (Muttafaq 'alaih) Pelajaran yang terdapat dalam hadits: 1- Ancaman yang sangat berat bagi siapa yang memutuskan tali kekeluargaan/ Silaturahim. 2- Dosa yang sangat besar bagi siapa yang memutuskan hubungan Silaturahim. Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran: 1- Ancaman bagi siapa yang memutuskan hubungan Silaturahim. فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَىٰ أَبْصَارَهُمْ

RINGKASAN PANDUAN ZAKAT FITRAH

Al-Imam Baha'uddin Abdurrohman Al-Maqdisi (624 H) berkata: (1). Zakat fitrah  diwajibkan atas setiap muslim (laki atau perempuan, dewasa atau anak kecil, merdeka atau hamba sahaya). (2). Wajib bagi yang memiliki kelebihan makanan pokok untuk dirinya dan keluarganya di malam 'ied. (3). Kadarnya 1 sho' dari makanan pokok (atau ±3 kg beras). Apabila tidak ada makanan pokok boleh diganti dengan sesuatu yang dapat mewakilinya. (4). Mengeluarkan zakat orang-orang yang di bawah tanggungannya (seperti isteri, anak-anak, hamba sahaya). (5). Masuknya waktu wajib mengeluarkan zakat yaitu terbenamnya matahari di akhir Romadhon atau awal bulan Syawwal. Apabila seseorang meninggal sebelum matahari terbenam atau baru masuk Islam setelahnya maka tidak ada kewajiban zakat. (6). Lebih utama dikeluarkan di hari ied sebelum sholat dan tidak boleh ditunda setelah sholat, jika itu dilakukan maka dia berdosa dan wajib diqodho pada tahun mendatang. (7). Boleh memajukannya sehari atau dua h