Langsung ke konten utama

Postingan

AKAN TIBA SAATNYA

Duhai orang yang gemar bermaksiat kepada Allah apalagi secara terang-terangan, gemar mengumbar aurat, dan lainnya, apalagi menjadi contoh buruk yang ditiru keburukannya, segeralah bertaubat kepada Allah. Sebelum datang kepadamu musibah karena dosa-dosamu itu. Apakah berupa musibah di dunia ataukah terlebih di akhirat untuk mencuci dosa itu. Akan tiba saatnya tubuhmu yang sehat menjadi sakit. Wajahmu yang rupawan menjadi berubah. Tubuhmu yang indah menjadi berubah. Kekuatanmu hilang berubah menjadi kelemahan di makan penyakit atau usia. Rambutmu yang hitam dan rapi menjadi putih atau kusut. Kulitmu yang indah menjadi keriput atau tak terawat lagi dan seterusnya. Buang jauh-jauh bisikan iblis yang mengajarkanmu untuk menyia-nyiakan masa muda, tobat nanti ketika tua. Karena tak ada jaminan umurmu akan sampai tua. _Simaklah perkataan yang masyhur dari seorang penyair berikut :_ تَزَوَّدْ مِنَ التَّقْوَى فَإِنَّكَ لاَ تَدْرِي إِذَا جَنَّ لَيْلٌ هَلْ تَعِيْشُ إِلَى الْفَجْرِ • Berbekal

Kebanyakan Orang Masuk Surga dan Neraka

ONE DAY ONE HADITS Ahad, 4 November 2018 / 26 Shafar 1440 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ الْفَمُ وَالْفَرْجُ . Dari Abu Hurairah ra. berkata, “Rasulullah saw. ditanya tentang perkara yang menyebabkan banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan berakhlak yang baik.” Beliau ditanya pula mengenai perkara yang banyak memasukkan orang dalam neraka, jawab beliau, “Perkara yang disebabkan karena mulut dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi no. 2004 dan Ibnu Majah no. 4246. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih). Pelajaran yang terdapat di dalam hadits: 1- Takwa kepada Allah Ta’ala, pengertian dari kalimat ini adalah menjalankan semua perkara yang diperintahkan oleh Allah dan meninggalkan semua larangan yang dilarang oleh-Nya, ini

MASALAH HIDUP*

Orang yang hidup di dunia, pasti akan menghadapi banyak masalah, Allah telah menegaskan hal ini dalam al-Qur'an, الَّذِى خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ “Dialah Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan, untuk menguji kalian, siapakah diantara kalian yang paling baik amalannya”. (QS. al-Mulk [67]: 2) Jangankan kita, para Nabi saja alaihimussalam menghadapi banyak masalah hidup, bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Manusia yang paling berat ujiannya adalah para Nabi, kemudian orang yang paling baik (setelah mereka), kemudian orang yang paling baik (setelah mereka). Orang akan diuji sesuai dengan tingkatan agamanya”. (HR. at-Tirmidzi No. 2398, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah Shahihah No. 143) Kita tidak mungkin lari dari masalah, bahkan ketika kita ingin lari dari masalah dengan mengakhiri hidup (baca: bunuh diri); justru kita sebenarnya malah menjerumuskan diri kepada masalah yang jauh lebih be

ISTRIKU TIDAK CANTIK, TAK MENGGAIRAHKAN LAGI*

Suatu hari Imam Syafi'i ra. kedatangan seorang Laki-laki, Suami. Dia mengadu kepada Imam Syafi'i perihal istrinya yang sudah tak cantik, tak Menggairahkan lagi dipandangnya. *Suami*: "Wanita yg aku nikahi itu pertama kali cantik dan menggairahkan. Tapi kenapa sekarang kecantikannya hilang, tidak menggairahkan ?" Mendengar hal itu, *Imam Syafi'i* dg tersenyum berkata: "Kamu ingin istrimu kembali lagi cantik, Menggairahkan ?" *Suami*: "Betul" *Imam Syafi'i*: "Gampang... tundukan pandanganmu dari seluruh wanita yg diharamkan selama sebulan !" Setelah mendengar nasihat  tersebut, ia segera mematuhi apa yang disampaikan Imam Syafi'i. Sebulan kemudian Laki-laki tersebut bertemu kembali dg Sang Imam. *Imam Syafi'i* pun bertanya: "Bagaimana sekarang ? Istrimu sudah kelihatan cantik ?" *Suami*: "Maa syaa Allah wahai imam, sungguh tak ada wanita cantik, menggairahkan selain istriku." Imam syafi'i pun

SHALAT BERJAMA’AH DI RUMAH ?

Pertanyaan Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin ditanya tentang suatu kaum yang melaksanakan shalat berjama’ah di rumah? Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin rahimahullah menjawab : Kami menasihatkan kepada orang-orang ini agar bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla, dan agar melaksanakan shalat berjama’ah bersama dengan kaum Muslimin di masjid-masjid. Karena pendapat yang rajih di antara pendapat-pendapat ahli ilmu adalah, shalat berjama’ah itu wajib di masjid. Seseorang tidak boleh meninggalkan shalat berjama’ah di masjid, kecuali jika ada udzur syar’i, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِالصَّلَاةِ فَتُقَامَ ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فَيُصَلِّيَ بِالنَّاسِ ثُمَّ أَنْطَلِقَ مَعِي بِرِجَالٍ مَعَهُمْ حُزَمٌ مِنْ حَطَبٍ إِلَى قَوْمٍ لَا يَشْهَدُونَ الصَّلَاةَ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ بِالنَّارِ Sungguh aku ingin memerintahkan agar segera dikumandangkan iqamah untuk shalat, lalu aku akan menyuruh salah seorang untuk mengimami seke

ISIM GHAIRU MUNAWWAN

اِسْم غَيْرُ مُنَوَّن Dalam kaitannya tentang Alamat I'rab Far'iyyah (tanda-tanda I'rab cabang), kita harus mempelajari golongan Isim yang huruf akhirnya tidak menerima baris tanwin maupun kasrah (hanya menerima baris dhammah dan fathah). Isim-isim ini dinamakan ISIM GHAIRU MUNAWWAN yang terdiri dari: 1) Semua Isim 'Alam (Nama) yang diakhiri dengan Ta Marbuthah (meskipun ia adalah Mudzakkar). Misalnya: فَاطِمَةُ (=Fatimah), آمِنَةُ (=Aminah), مَكَّةُ (=Makkah), مُعَاوِيَةُ (=Muawiyah), حَمْزَةُ (=Hamzah), dan sebagainya. 2) Semua Isim 'Alam Muannats (meskipun tidak diakhiri dengan Ta Marbuthah). Misalnya: خَدِيْجَةُ (=Khadijah), سَوْدَةُ (=Saudah), زَيْنَبُ (=Zainab), بَغْدَادُ (=Bagdad), دِمَشْقُ (=Damaskus), dan sebagainya. 3) Isim 'Alam yang merupakan kata serapan atau berasal dari bahasa 'ajam (bukan Arab). Misalnya: إِبْرَاهِيْمُ (=Ibrahim), دَاوُدُ (=Dawud), يُوْسُفُ (=Yusuf), فِرْعَوْنُ (=Fir'aun), قَارُوْنُ (=Qarun), dan sebagainya. 4) Isim

SAUDARAKU, TERKADANG ALLAH MENCINTAI SEORANG HAMBA DENGAN MENUTUP HARTA DUNIA DARINYA

🍃 Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda : إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَحْمِي عَبْدَهُ الْمُؤْمِنَ مِنَ الدُّنْيَا وَهُوَ يُحبه، كَمَا تَحْمُونَ مَرِيضَكُمْ مِنَ الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ تَخَافُونَهُ عَلَيْهِ "Sesungguhnya Allah benar-benar akan menjaga hamba-Nya yang beriman dari (harta benda) dunia karena Allah mencintainya. Sebagaimana kalian menjaga orang yang sakit di antara kalian dari makanan dan minuman (yang menjadi pantangannya) karena kalian khawatir akan membahayakannya." _________________________________________ 📚 HR. Ahmad, dalam musnadnya dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahihul Jami' 1814