Langsung ke konten utama

MASALAH HIDUP*

Orang yang hidup di dunia, pasti akan menghadapi banyak masalah, Allah telah menegaskan hal ini dalam al-Qur'an,

الَّذِى خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ

“Dialah Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan, untuk menguji kalian, siapakah diantara kalian yang paling baik amalannya”. (QS. al-Mulk [67]: 2)

Jangankan kita, para Nabi saja alaihimussalam menghadapi banyak masalah hidup, bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,

“Manusia yang paling berat ujiannya adalah para Nabi, kemudian orang yang paling baik (setelah mereka), kemudian orang yang paling baik (setelah mereka). Orang akan diuji sesuai dengan tingkatan agamanya”. (HR. at-Tirmidzi No. 2398, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah Shahihah No. 143)

Kita tidak mungkin lari dari masalah, bahkan ketika kita ingin lari dari masalah dengan mengakhiri hidup (baca: bunuh diri); justru kita sebenarnya malah menjerumuskan diri kepada masalah yang jauh lebih besar!

Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Siapa yang menjatuhkan dirinya dari gunung hingga dia membunuh dirinya, maka dia nanti di Neraka Jahannam menjatuhkan dirinya (dari gunung) secara terus-menerus dan selama-lamanya.

Siapa yang menelan racun hingga membunuh dirinya, maka nanti di neraka racun itu akan berada di tangannya, dia menelannya, secara terus-menerus dan selama-lamanya.

Siapa yang bunuh diri dengan senjata tajam, maka nanti di neraka senjata tajam itu akan di tangannya, dia menusukkannya ke perutnya, secara terus-menerus dan selama-lamanya”. (HR. Bukhari No. 5442 dan Muslim No. 109)

Jika masalah tidak mungkin lagi dihindari, maka menghadapinya adalah sebuah keniscayaan.

Dalam menghadapinya kita harus tahu, bahwa masalah hidup, tidak keluar dari dua keadaan:

➡️ a. Masalah yang solusinya ada di tangan kita.

➡️ b. Masalah yang solusinya ada di tangan Allah.

Jika solusinya ada di tangan kita, maka berusahalah untuk menyelesaikannya sebaik mungkin.
Jika solusinya ada di tangan Allah, maka mintalah solusinya dari Allah.

Jika kita telah tahu hakikat ini, maka tidak perlu ada rasa gundah dan sedih yang berkelanjutan dalam menghadapi semua masalah hidup.

Jika memang solusinya hanya di tangan Allah, harusnya kita sabar dan selalu meminta kepada Allah agar Dia selesaikan masalah tersebut.

Kita juga harusnya menyerahkan masalah itu kepada Allah dan tidak perlu banyak memikirkannya, karena dengan kita pikir pun, masalah tidak akan selesai, karena solusinya memang tidak di tangan kita. Hanya Allah yang mampu menyelesaikannya.

Intinya, hadapi dengan sabar, banyak berdoa, serahkan kepada Allah, husnuzhan kepada-Nya, dan mengharap pahala dari-Nya dari ujian tersebut.

Insyaallah, dengan demikian, kita akan dapat mewujudkan keajaiban diri seorang mukmin, “Jika mendapatkan kemudahan, bisa bersyukur, dan jika menemui kesulitan, bisa bersabar”, yang dua-duanya akan mendatangkan kebaikan bagi kita.

🖊Ustadz Dr. Musyaffa' ad-Dariny, M.A. hafizhahullah

------------------------------

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia