Langsung ke konten utama

Postingan

Hadits Tentang Larangan Memakai Jimat

عن عقبة بن عامر قال،سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: مَنْ تَعَلَّقَ تَمِيمَةً فَلاَ أَتَمَّ اللَّهُ لَهُ وَمَنْ تَعَلَّقَ وَدَعَةً فَلاَ وَدَعَ اللَّهُ لَهُ Dari uqbah bin 'Amir berkata, aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallama bersabda: “Barangsiapa yang menggantungkan (hati) pada tamimah (jimat), maka Allah tidak akan menyelesaikan urusannya. Barangsiapa yang menggantungkan (hati) pada kerang (untuk mencegah dari ‘ain, yaitu mata hasad atau iri, pen), maka Allah tidak akan memberikan kepadanya jaminan” (HR. Ahmad 4: 154. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan –dilihat dari jalur lain-). Dalam riwayat lain disebutkan, مَنْ عَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ “Barangsiapa yang menggantungkan tamimah (jimat), maka ia telah berbuat syirik” (HR. Ahmad 4: 156. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini qowiy atau kuat. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 4

Hadits tentang Bahayanya Sifat Kesombongan

ONE DAY ONE HADIST Rabu, 20 Juni 2018 / 6 Syawal 1439 Bahayanya Sifat Kesombongan من حديث عبد الله بن مسعود رضي الله عنه عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: (( لا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ، قَالَ رَجُلٌ: إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا، وَنَعْلُهُ حَسَنَةً، قَالَ: إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ، الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ، وَغَمْطُ النَّاسِ)) [ مسلم، الترمذي، أبو داود، ابن ماجه، أحمد ] Dari Abdullah bin Mas'ud radhiAlloh anhu berkata, dari Nabi sallallohu alaihi wa salam bersabda: “Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar dzarrah. Ada seseorang yang bertanya, Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus ? Beliau menjawab, Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain”. (HR. Muslim no. 91, At-Tarmizi, Abu- Daud,Ibnu Majah, Ahmad). Pelajaran yang

MASUK SURGA DENGAN SILATURAHIM

Selepas Ramadhan, gairah silaturahim makin meningkat. Bahkan, mudik sejatinya untuk memperkokoh ikatan batin kasih sayang kita kepada orang tua dan kerabat. Sebagaimana istilah silaturahim dikaitkan dengan kata rahim yang dimiliki seorang ibu. Rahim bermakna saling menyayangi sesuai dengan sifat seorang ibu, yang selalu menyayangi anaknya ketika berada dalam kandungan atau rahimnya.  Sambunglah silaturahim kepada keluarga yang memiliki ikatan nasab, seperti orang tua dan saudara laki-laki dan perempuan. Begitu pula, dengan bibi, paman, keponakan, dan sepupu yang memiliki ikatan nasab. Ikat pula silaturahim dengan kerabat dari suami atau istri kita. Banyak cara untuk menyambung tali silaturahim. misalnya dengan cara saling berkunjung dan saling memberi hadiah. Begitu besar pahala yang Alloh Subhaanahu wa Ta’ala siapkan untuk orang-orang yang membangun silaturahim. Tak ada balasan baginya, kecuali Alloh masukannya ke dalam surga. Diriwayatkan dari  Abu Ayyub al-anshari radhiyallahu a

Hadits tentang Mengimani Taqdir Baik dan Buruk

ONE DAY ONE HADIST Selasa, 19 Juni 2018 / 5 Syawal 1439 Mengimani Taqdir Baik dan Buruk قَالَ الْبُخَارِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ، عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ: كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بَقِيع الغَرْقَد فِي جِنَازَةٍ، فَقَالَ: "مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ كُتب مَقْعَدُهُ مِنَ الْجَنَّةِ وَمَقْعَدُهُ مِنَ النَّارِ". فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَفَلَا نَتَّكِلُ؟ فَقَالَ: "اعْمَلُوا، فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ". قَالَ: ثُمَّ قَرَأَ: {فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى} إِلَى قَوْلِهِ: {لِلْعُسْرَى} Imam Bukhari mengatakan telah menceritakan kepada kami Abu Na'im, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Al-A'masy, dari Sa'id ibnu Ubaidah, dari Abu Abdur Rahman As-Sulami, dari Ali ibnu Abu Talib r.a. yang mengataka

Hadits tentang Bithoqoh (Kartu Catatan Amal) :

Hadits tentang Bithoqoh (Kartu Catatan Amal) : إِنَّ اللَّهَ سَيُخَلِّصُ رَجُلًا مِنْ أُمَّتِي عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَنْشُرُ عَلَيْهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ سِجِلًّا كُلُّ سِجِلٍّ مِثْلُ مَدِّ الْبَصَرِ ثُمَّ يَقُولُ أَتُنْكِرُ مِنْ هَذَا شَيْئًا أَظَلَمَكَ كَتَبَتِي الْحَافِظُونَ فَيَقُولُ لَا يَا رَبِّ فَيَقُولُ أَفَلَكَ عُذْرٌ فَيَقُولُ لَا يَا رَبِّ فَيَقُولُ بَلَى إِنَّ لَكَ عِنْدَنَا حَسَنَةً فَإِنَّهُ لَا ظُلْمَ عَلَيْكَ الْيَوْمَ فَتَخْرُجُ بِطَاقَةٌ فِيهَا أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ فَيَقُولُ احْضُرْ وَزْنَكَ فَيَقُولُ يَا رَبِّ مَا هَذِهِ الْبِطَاقَةُ مَعَ هَذِهِ السِّجِلَّاتِ فَقَالَ إِنَّكَ لَا تُظْلَمُ قَالَ فَتُوضَعُ السِّجِلَّاتُ فِي كَفَّةٍ وَالْبِطَاقَةُ فِي كَفَّةٍ فَطَاشَتْ السِّجِلَّاتُ وَثَقُلَتْ الْبِطَاقَةُ... Sesungguhnya Allah akan memilih satu orang laki-laki dari umatku di hadapan para makhluk pada hari kiamat. Maka dihamparkan padanya 99 kitab yang besar. Setiap kitab b

RAMADHAN YANG AKAN KURINDUKAN

▪Saudaraku Rahimakallah... Bulan Ramadhan akan segera beranjak pergi, musim-musim hujan rahmat dan ampunan tak lama lagi akan berganti, menyisakan perih dan harapan yang belum pasti, selain prasangka baik kepada Allah yang maha pengampun lagi maha pengasih, semoga dosa-dosa kita terampuni. Sungguh kasihan diri kita yang berumuran dosa, tapi tak juga bertekad meninggalkannya, kecuali sementara dibulan berkah. Hambah seperti inikah yang akan meraih ampunan dosa ? Ingatlah peringatan ulama yang mulia, فبئس القوم الذين لا يعرفون الله إلا في رمضان "Sungguh jelek suatu kaum yang tidak mengenal Allah kecuali dibulan Ramadhan". [Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 10/140] Saudaraku rahimakallah... Apa bila teringat diri yang malas beribadah tapi mengharapkan lebih dibulan berkah, ingatlah doa malaikat Jibril yang mustajabah dan diaminkan oleh Rasulallah shalallahu 'alaihi wasallam yang mulia, شقي عبد أدرك رمضان فانسلخ منه و لم يغديغفر له "Celakalah seorang hamba yang mendapa

Mudik

Bismillah.. Pada akhirnya kita tidak hanya mudik di dunia, *tapi kita pasti juga akan mudik ke kampung akhirat..* Mari kita renungkan dua mudik tersebut.. *1. Rasa gembira dan rasa takut..* ~ Benar, mudik lebaran ke kempung dunia membuat hati terasa gembira dan bahagia ~ Tapi, mudik ke kampung akhirat, sebagian takut dan cemas, iya karena Al-wahn, yaitu cinta dunia dan takut mati *2. Dinanti-nantikan dan dihindari..* ~ Iya, betapa bahagia ketika mendapat cuti liburan panjang akan mudik kampung dunia. ~ Tapi, mudik kampung akhirat dihindari, dicemaskan bahkan sekedar berita kematian saja sudah ngeri. *3. Persiapan mudik..* ~ Benar, mudik lebaran mempersiapkan segalanya, baju terbaru, kendaran performa terbaik, senyuman dan suasana menyenangkan. ~ Tapi, mudik ke kampung akhirat? Seadanya? Tidak tahu bekalnya apa? Bahkan tidak ada yang siap mudik sekarang juga.. *4. Buah tangan mudik.* ~ Iya, bahagia sekali bisa membawa buah tangan (oleh-oleh) bagi mereka yang dikampung, bua