Selepas Ramadhan, gairah silaturahim makin meningkat. Bahkan, mudik sejatinya untuk memperkokoh ikatan batin kasih sayang kita kepada orang tua dan kerabat.
Sebagaimana istilah silaturahim dikaitkan dengan kata rahim yang dimiliki seorang ibu. Rahim bermakna saling menyayangi sesuai dengan sifat seorang ibu, yang selalu menyayangi anaknya ketika berada dalam kandungan atau rahimnya.
Sambunglah silaturahim kepada keluarga yang memiliki ikatan nasab, seperti orang tua dan saudara laki-laki dan perempuan. Begitu pula, dengan bibi, paman, keponakan, dan sepupu yang memiliki ikatan nasab. Ikat pula silaturahim dengan kerabat dari suami atau istri kita.
Banyak cara untuk menyambung tali silaturahim. misalnya dengan cara saling berkunjung dan saling memberi hadiah. Begitu besar pahala yang Alloh Subhaanahu wa Ta’ala siapkan untuk orang-orang yang membangun silaturahim. Tak ada balasan baginya, kecuali Alloh masukannya ke dalam surga.
Diriwayatkan dari Abu Ayyub al-anshari radhiyallahu anhu:
أَنَّ رَجُلًا قَالَ : يا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي بِمَا يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي مِنَ النَّارِ فَقَالَ النَّبِيُّ : لَقَدْ وُفِّقَ أَوْ قَالَ لَقَدْ هُدِيَ كَيْفَ قُلْتَ ؟ فَأَعَادَ الرَّجُلُ فَقَالَ النَّبِيُّ : تَعْبُدُ اللَّهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ وَتَصِلُ ذَا رَحِمِكَ فَلَمَّا أَدْبَرَ قَالَ النَّبِيُّ : إِنْ تَمَسَّكَ بِمَا أَمَرْتُ بِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ
"Bahwasanya ada seseorang berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang bisa memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka,” maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh dia telah diberi taufik,” atau “sungguh telah diberi hidayah, apa tadi yang engkau katakan?” lalu orang itupun mengulangi perkataannya. Setelah itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, menegakkan shalat, membayar zakat, dan engkau menyambung silaturahmi”. Setelah orang itu pergi, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika dia melaksanakan apa yang aku perintahkan tadi, pastilah dia masuk surga”. (HR Bukhori Muslim)
Dalam Al-Quran, kita diperintahkan untuk memberikan hak kepada kaum kerabat:
وَآتِ ذَا الْقُرْبَىٰ حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا
“Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. (QS al-Isro : 26).
Hak yang dimaksud dalam ayat ini, adalah menyambung silaturahim antara lain dengan memberi hadiah atau sedekah. Karena, kaum kerabat terdekat, yang paling berhak lebih dulu untuk mendapat bantuan dari kita. Mulailah dari dengan orang tua dan kerabat senasab lebih dulu. Semakin dekat kekerabatannya, semakin wajib kita untuk memperkuat ikatan kekeluargaan.
Lalu, temuilah orang orang shaleh di sekitar kita. Temui mereka, apalagi yang telah menjadi guru-guru kita.
Pelajarilah nasab kerabat kita yang jauh dan berusahalah untuk menyambungkannya. Tidak cukup hanya dengan saudara terdekat. Mereka pun berhak untuk disambungkan tali silaturahimnya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Pelajarilah nasab-nasab kalian yang dengan itu kalian dapat menyambung tali silaturahim. sebab, menyambung silaturahim dapat mendatangkan kasih sayang dalam keluarga, mendatangkan harta, dan memanjangkan umur.’’ (HR At-tirmidzi).
Ustadz Bachtiar Nasir
Komentar
Posting Komentar