Langsung ke konten utama

Postingan

Cerita Islami

Apakah Kau Tidak Ingin Menikah, Rabi’ah? DALAM sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya, Rabi’ah bin Ka’ab radhiallahu ‘anhu bercerita: Aku adalah seorang yang membantu Nabi ﷺ. Beliau berkata padaku, “Wahai Rabi’ah, apakah kau tidak ingin menikah?” “Demi Allah, wahai Rasulullah, aku belum ingin menikah. Aku tak punya sesuatu yang bisa menanggung seorang wanita. Selain itu, aku tak ingin ada hal yang membuatku sibuk dari melayanimu.”, jawabku. Kemudian Nabi ﷺ pun berlalu. Aku kembali melayani beliau seperti biasa. Pada kesempatan berikutnya, beliau bertanya untuk kali kedua, “Wahai Rabi’ah, apakah kau tidak ingin menikah?” “Aku belum ingin menikah. Aku tak punya sesuatu yang bisa menanggung seorang wanita. Selain itu, aku tak ingin ada sesuatu yang membuatku sibuk dari melayanimu.”, jawabku. Rabi’ah belum mengubah pendiriannya. Nabi ﷺ pun berlalu. Kali ini aku merenungi diriku. “Demi Allah, sungguh Rasulullah ﷺ tahu sesuatu yang terbaik untuk kehidupan dun

Pemimpin

Segala puji hanya milik Allah Swt. Shalawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada sang pemimpin teladan seluruh alam, Muhammad Rasulullah Saw. Saudaraku, jauh sebelum nabi Muhammad Saw. diangkat sebagai seorang rasul, bahkan ketika itu beliau masih sangat belia, beliau sudah sangat dikenal di tengah masyarakatnya sebagai  Al Amin, artinya orang yang amanah atau bisa dipercaya. Gelar dari masyarakat Quraisy itu tiada lain disebabkan kejujuran dan sikap tanggungjawab yang dimiliki nabi Muhammad Saw. Inilah yang menjadi alasan kaum Quraisy kala itu memberikan kepercayaan kepada nabi Muhammad Saw. untuk menjadi penengah dan pemberi jalan keluar bagi mereka yang sedang berselisih dalam pemindahan Hajar Aswad. Al Amin artinya orang yang amanah, bisa dipercaya, dan bertanggungjawab. Inilah yang diteladankan oleh nabi Muhammad Saw. Amanah adalah hal yang sangat mendasar yang penting dimiliki seorang pemimpin. Siapapun yang menjadi pemimpin hendaklah bertanya,  “Apakah saya dipercaya ata

Kala harta jadi petaka

*Kala Harta Jadi Petaka.* Bersyukur atas apa yang dimiliki saat ini.. Karena belum tentu bila berlebih harta, kita mampu istiqamah.. Allah ta'ala berfirman, وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ “Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran..” [QS Asy-Syura: 27] Sejarah telah berbicara.. Banyak yang tak kuasa atas fitnah harta.. Baik ia para raja, rakyat jelata, penuntut ilmu, bahkan ulama.. Sebab harta adalah batu ujian ummat Muhammad.. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memperingatkan, إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِي الْمَالُ “Sesungguhnya setiap umat memiliki fitnah ujian.. Dan cobaan ujian bagi umatku ialah harta..” [Shahih, HR. at-Tirmidzi: 2336, Shahihul Jami’ 2148 al-Albani] Seringkali.. Seseorang masih dapat mengingat dan berdoa memo

Memperbaiki diri

Tiga Tips Memperbaiki Diri Bismillah walhamdulillah…asholatu wassalamu ‘ala rosulillah… SEBAGAI hamba Allah azza wa jalla, kita senantiasa ingin mengoptimalkan ibadah kepadaNya. Di era penghujung zaman ini, godaan kefanaan dunia kian melindas iman dan islam, tentunya kita perlu terus-menerus mengintrospeksi dan memperbaiki diri agar tidak keliru memilih jalan. Selanjutnya, kondisi peningkatan kualitas diri merupakan senjata bagi kita pula untuk mendidik generasi buah hati. Berikut sedikit tips yang penulis dapat share supaya kita menguatkan hati dalam memperbaiki diri. 1. Cinta Taubat. “Jika kamu bertaubat sehingga taubat itu gugur dan kamu kembali melakukan dosa, maka, bersegeralah bertaubat kembali! Katakanlah pada dirimu:”Moga-moga aku mati sebelum sempat mengulangi dosa kali ini….” (al-Ghazali) Maksiat itu selalu haus akan kegiatan dosa yang berterusan. Maka siramilah taubatan sejati dengan dzikrulloh. Miliki target dan berkomitmen dalam aktivitas harian, misalkan : “Saya is

Begitu singkat umur manusia

Khutbah Jum'at Begitu Singkatnya Umur Manusia Khutbah Pertama: إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَاهَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾[آل عمران:102]. ﴿يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَتَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا﴾[النساء:1]. ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ

Kiat membangun kepercayaan

Alhamdulillah. Puji dan syukur hanyalah milik Alloh Swt. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada Rasululloh Saw. Sebelum Nabi Muhammad Saw. diangkat menjadi seorang Rosul,  beliau sudah sangat populer di tengah masyarakat kota Mekkah dengan Sebutan “al-Amin” yaitu orang yang sangat terpercaya (amanah/kredibel). Gelar ini, baik sebelum maupun sesudah beliau, tidak pernah ada lagi. Sungguh besar pengaruh sebuah kepercayaan. Ia teramat penting untuk kesuksesan hidup di dunia maupun di akhirat. Jauh melampaui arti harta benda, kedudukan, jabatan. Ketika kepercayaan dikhianati, lalu sirna di hati orang lain, akan sulit untuk tumbuh kembali, walaupun dengan berjuta janji atau membayar dengan harta sebanyak  apapun. Berikut ini sekilas uraian yang  insyaa Allah  akan menumbuhkan dan memperkuat kepercayaan seseorang. Jujur Kejujuran adalah perilaku kunci yang sangat efektif untuk membangun kepercayaan. Begitu pula bila sebaliknya, ketidakjujuran dapat menghancurkan hidup seseora

Niaga jadi ibadah

Saudaraku, bagi kita sebagai muslim, setiap aktifitas haruslah menjadi ibadah. Termasuk urusan jual beli. Karena waktu adalah bekal pulang kita, dan jual beli pastilah menggunakan waktu. Sesuatu menjadi ibadah syaratnya minimal ada dua.  Pertama,  niatnya lurus  lillaahi ta’ala. Kedua, caranya baik dan benar sesuai yang diridhoi oleh Alloh Swt dan dicontohkan oleh Rosululloh Saw. Seseorang yang memiliki keyakinan bahwa hanya Alloh Swt. yang kuasa memberi rezeki, ini akan membuatnya berbeda dengan orang yang sekedar bisnis biasa. Bagi pecinta akhirat, bisnis adalah ibadah. Sedangkan bagi pecinta dunia, akan berpikir bahwa rezeki itu datang dari makhluk. Bagi orang yang yakin kepada Alloh Swt., dia akan ajeg tak mudah goyah meyakini bahwa rezeki hanyalah datang dari Alloh Swt. Kita diciptakan oleh Alloh Swt. secara lengkap dengan rezekinya. Alloh Swt. berfirman,  “Tidak ada satupun makhluk melata di bumi ini melainkan dicukupi rezekinya oleh Alloh.”  (QS. Huud [11] : 6) Artinya, Allo