Langsung ke konten utama

Kiat membangun kepercayaan

Alhamdulillah. Puji dan syukur hanyalah milik Alloh Swt. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada Rasululloh Saw.

Sebelum Nabi Muhammad Saw. diangkat menjadi seorang Rosul,  beliau sudah sangat populer di tengah masyarakat kota Mekkah dengan Sebutan “al-Amin” yaitu orang yang sangat terpercaya (amanah/kredibel). Gelar ini, baik sebelum maupun sesudah beliau, tidak pernah ada lagi.

Sungguh besar pengaruh sebuah kepercayaan. Ia teramat penting untuk kesuksesan hidup di dunia maupun di akhirat. Jauh melampaui arti harta benda, kedudukan, jabatan. Ketika kepercayaan dikhianati, lalu sirna di hati orang lain, akan sulit untuk tumbuh kembali, walaupun dengan berjuta janji atau membayar dengan harta sebanyak  apapun.

Berikut ini sekilas uraian yang insyaa Allah akan menumbuhkan dan memperkuat kepercayaan seseorang.

Jujur

Kejujuran adalah perilaku kunci yang sangat efektif untuk membangun kepercayaan. Begitu pula bila sebaliknya, ketidakjujuran dapat menghancurkan hidup seseorang.

Biasakanlah selalu jujur dimulai dari hal yang paling sederhana, meski terhadap anak kecil. Sesungguhnya Alloh Swt. menilai perilaku kita. Yakinlah ketidakjujuran hanya akan mendatangkan kerugian. Sudah sangat banyak bukti untuk dijadikan pelajaran.

Jangan sekali-kali berbohong atau terpancing untuk menambah-nambah omongan sehinga menjadi dusta walau hanya gurauan sekalipun. Jangan mudah berjanji, pastikan setiap janji yang diucapkan sudah diperhitungkan matang-matang, dan berusaha keraslah untuk memenuhinya.

Tepat waktulah dalam segala hal. Jangan terlambat atau gemar menunda-nunda atau mengakhirkan. Biasakanlah memiliki data dan fakta, dan bersikaplah terbuka.

Milikilah kemampuan dan kesungguhan untuk mengevaluasi diri. Kemudian segera perbaiki diri begitu ditemukan kesalahan serta bertanggungjawablah dengan sungguh-sungguh dan ikhlas.

Dan, jangan patah semangat bila didapati masa lalu kita pernah atau banyak ketidakjujuran. Yakinlah Alloh Swt. suka kepada orang yang serius memperbaiki diri.

Cakap

Hal kedua yang tak kalah pentingnya adalah kecakapan kita dalam melaksanakan amanah/tugas. Walaupun sangat dikenal dan teruji kejujurannya tapi kalau dalam melaksanakan tugas sering lalai maka hal ini pun akan merontokkan kepercayaan.

Maka, secara sadar kita harus selalu belajar, melatih diri, mengembangkan kemampuan, wawasan serta keterampilan. Sehingga kita selalu memiliki kesiapan yang memadai untuk melaksanakan tugas.

Biasakan membuat perencanaan yang baik dan persiapan yang matang. Gagal dalam merencanakan sama dengan merencanakan kegagalan.

Selalu check and recheck. Tak boleh kita melakukan sesuatu tanpa cek ulang. Karena akan sangat banyak peluang kesalahan yang terhindarkan dengan sikap yang selalu mengadakan pengecekan ulang.

Laksanakan segala sesuatu dengan kesungguhan, kehati-hatian dan kecermatan. Jangan anggap remeh kelalaian dan kecerobohan karena semua itu biang kesalahan dan kegagalan.

Selalu sempatkan untuk evaluasi pada setiap tahap yang kita lakukan. Percayalah, merenung sejenak untuk mengevaluasi membuat karya kita akan semakin bermutu.

Nikmatilah prosesnya dengan menyempurnakan apa yang bisa dilakukan. Jangan puas dengan setengah-setengah, jangan pula puas dengan 90%. Kalau kita bisa menyempurnakannya, mengapa tidak?!

Inovatif

Perubahan itu keniscayaan. Di dunia ini tidak ada sesuatu apapun yang tidak berubah. Satu-satunya yang tetap adalah perubahan itu sendiri. Oleh karena itu, siapapun yang tidak menyiapkan diri untuk menghadapi perubahan, maka dia akan tergilas oleh perubahan tersebut.

Maka, jelaslah sudah yang dimaksud dengan sebuah ungkapan bahwa orang yang hari ini sama dengan hari kemarin adalah orang yang rugi. Karena, berarti tak ada kemajuan dan tetinggal oleh perubahan. Sedang orang yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dianggap orang yang celaka, karena berarti akan tertinggal jauh dan sulit mengejar.

Satu-satunya pilihan bagi orang yang beruntung adalah hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Artinya harus ada peningkatan sesuatu yang bermanfaat. Inilah sikap perubahan yang diharapkan selalu terjadi pada seorang muslim. Sehingga tidak akan tertinggal, dia selalu antisipatif terhadap perubahan, dan selalu siap menyikapi perubahan.

Berikut ini beberapa anjuran agar kita dapat selalu mengembangkan kemampuan kreatif kita:

Banyak membaca dan menulis.Banyak berdiskusi dan bertanya.Banyak melihat (mengadakan studi banding).Banyak merenung (tafakur).Banyak berbuat dan mencoba.Banyak beribadah dan berdoa.

Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang gigih menjaga agar hidup menjadi orang bersih, lurus, jujur, terpercaya. Gigih mengikuti keteladanan kekasih Alloh, nabi Muhammad Saw. Selamat berjuang saudaraku. Cukuplah Alloh sebagai satu-satunya tujuan, pelindung, tumpuan harapan dan satu-satunya penolong bagi kita semua. Wallohu a’lam bishshowab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sunnah Harian

Bentuk-bentuk Dakwah

Bentuk-bentuk dakwah dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: 1.       Dakwah bi al-lisan , artinya penyampaian pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah, khutbah, pidato, nasihat atau komunikasi antara da’i dan mad’u . Dalam menyampaikan pesan dakwah, da’i harus berbicara dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan komunikatif. Bahasa lisan yang harus digunakan dalam berdakwah yaitu perkataan yang jujur, solutif terhadap permasalahan yang dihadapi mad’u, menyentuh kalbu, santun, menyejukan dan tidak provokatif serta tidak mengandung fitnah. 2.       Dakwah bi al-Qalam ialah suatu kegiatan menyampaikan pesan dakwah melalui tulisan, seperti kitab-kitab, buku, majalah, jurnal, artikel, internet, spanduk, dan lain-lain. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah, maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan mengenai amar ma’ruf dan nahi munkar. Dakwah bi al-Qalam itu memiliki banyak keunikan dan kelebihan, yakni suatu tulisan tidak dibatasi ruang dan wa

maf’ul bih terbagi menjadi dua

Perlu diketahui bahwa maf’ul bih terbagi menjadi dua 1. Sharih Maf’ul bih yang Sharih terbagi juga menjadi dua : a.) Isim Zhahir. Contoh : a. قتل قردا جميلا (Dia membunuh seekor monyet yang bagus) قتل قردا جميلا فعل الماضى مفعول به : منصوب بالفتحة منعوت نعت Maf’ul bih diatas berupa isim mufrod, ‘alamat nashabnya adalah fathah. b. ستلقي اباها غدا(Besok dia akan bertemu dengan ayahnya) ستلقي اباها غدا فعل المضارع مفعول به : منصوب بالألف لأسماء الخمسة ظرف الزمان Contoh Maf’ul bih diatas berupa Asmaul Khomsah (اسماء الخمسة ), dan ‘alamat nashabnya berupa alif c. أ رأيت درّاجاتٍ في قريب البيت؟ sepeda-sepeda didekat rumah itu) (Apakah dirimu melihat أ ...رأي..... ..ت السياراتِ حرف الإستفهام فعل الماضي فاعل مفعول به : منصوب بالكسرة Maf’ul bih diatas berupa jamak muanats salim, dan ‘alamat nashabnya berupa kasroh. b.) Isim Dhamir Dhamir terbagi menjadi dua : 1.) Dhamir Muttashil. Jumlahnya ada dua belas. Contoh : § ضربني : dia telah memukulku § ضربنا : dia